72

13K 533 34
                                    

Assalamu'alaikum...

Saya update lagi

Jangan lupa cek typo dan kesalahan tanda baca, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya. Saya juga masih belajar.

Tapi maaf terlambat karena masih banyak tugas negara hehe

Nggak ding bercanda...

Dan maaf sudah membuat kalian menunggu, padahal menunggu tidak enak hmm apalagi kalau digantung. Lupakan hehe

Dan pokoknya dipart ini sudah panjang, jadi jangan lupa bintangnya

Dan lagi komentarnya

Pokoknya saya sayang kalian semua

Happy Reading❤️❤️❤️

🍂

"Apa salah jika aku cemburu? Aku hanya takut kehilangan disaat sedang merasakan nikmat Allah yang tiada habisnya."

*****

"Kok sering banget diam disini?" Tanya Rasyid yang tiba-tiba duduk di rumput agak jauh dari Mirna.

Mirna yang sedang duduk pun terlonjak kaget karena kedatangan Rasyid yang tanpa salam.

"Astagfirullah, bukannya salam.." kesal Mirna.

"Sudah tiga kali tapi ndak ada sahutan. Kenapa?" Mirna menatap dengan penuh menyelidik, ia takut jika Rasyid hanya modus saja.

"Ndak papa" singkat Mirna.

"Ya sudah saya permisi, Assalamu'alaikum" Rasyid bangkit dari duduknya setelah mengucap salam.

Namun baru beberapa langkah saja ia sudah dipanggil Mirna.

"Rasyid..."

Rasyid berhenti tanpa membalikkan tubuhnya. Ia menunggu Mirna akan berbicara apa padanya.

"Dua minggu lagi aku akan menikah, semoga kamu bisa datang ya" ucap Mirna yang akhirnya pergi meninggalkan Rasyid yang masih mematung karena ucapan Mirna.

Flashback

"Assalamu'alaikum, Mirna bagaimana kabarmu nak" ucap Ibu Mirna diseberang sana.

"Wa'alaikum salam bu, Alhamdulillah Mirna baik, ibu dan yang lain bagaimana kabarnya? Tumben telfon hehe kangen ya sama Mirna?" Ibu Mirna yang mendengar ucapan Mirna hanya bisa terkekeh sebelum menjawab pertanyaan Mirna.

"Alhamdulillah semua dalam keadaan baik. Iya ibu kangen dan ada hal penting yang harus ibu katakan padamu sayang"

"Hal penting apa bu" tanya Mirna penasaran.

"Ayah sudah menerima perjodohan itu nak dan ibu pun setuju, jadi kamu akan menikah dua minggu lagi" pernyataan sang ibu membuat Mirna beberapa kali menghirup udara karena terasa sesak yang ia rasakan.

"Dua minggu lagi bu" tanya Mirna memastikan.

"Iya nak. Ini demi kebaikanmu, semoga kamu ikhlas ya" jika bukan karena orang tuanya Mirna ingin menolak saja. Tapi apalah daya ia tidak ingin menjadi anak durhaka.

"InsyaAllah Mirna siap bu" pasrah Mirna.

Telepon terputus. Ia pergi ketaman dan menangis sejadi jadinya sebelum ia memutuskan untuk menyudahi menangisnya takut ada yang melihat, tentulah ia malu.

Flashback off

Degh

"Dua minggu lagi aku akan menikah" kata itulah yang terus saja berputar dalam pikran Rasyid.

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang