"Jangan ragu yakinlah pada takdir. Kamu tahu? Sesulit apapun mengejar jika tidak ditakdirkan bersama pun tidak akan tergapai. Sebaliknya sekeras apapun menolak yang akan datang dan menetap pasti punya tempat. Percayalah Allah maha membolak balikkan hati hambaNya."
***
Kediaman Maheswara"Assalamualaikum mbak" ucap Om Dani.
Tempat hari ahad biasanya bu Iza ibunda Sania akan dirumah begitupun dengan ayahnya. Hari ini om Dani atau adik dari bu Iza libur dan berniat mengunjungi kakaknya.
Om Dani berniat berkunjung karena sudah lama tidak bersilaturahmi dengan kakaknya ini. Niatnya juga ingin meminta restu pada kakaknya perihal niatnya yang akan mengkhitbah wanita yang sudah lama mengisi hatinya.
"Waalaikum salam, eh den Dani silahkan masuk den" ucap bi Inah mempersilahkan Dani masuk.
Dani mengikuti ucapan bi Inah untuk masuk, namun ia tidak melihat kakak maupun kakak iparnya sama sekali.
Dani memilih duduk diruang tamu sembari menunggu sang kakak keluar menemuinya. Ia sudah bertanya pada bi Inah perihal keberadaan kakaknya, kata bi Inah keduanya sedang berada ditaman belakang dan akan dipanggilkan oleh bi Inah.
"Sudah lama Dan, tumben main kerumah kakak kira sudah lupa" ucap bu Iza mendekat bersama dengan pak Ilham. Mereka duduk disebrang Dani.
Dani yang ditanya hanya tersenyum kikuk dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Katanya kemarin ke pondok jenguk Sania, ketemu ndak sama Sania apa palah ketemu calon istri" goda Ilham ayah Sania.
Sontak Dani membulatkan mata tanda ia terkejut akan penuturan kakak iparnya yang tahu jika ia bertemu dengan Zahra calon yang diidamkannya sejak dulu.
"Kamu beneran ketemu calon istrimu Dan" tanya Iza ibu Sania curiga.
"Mbak sama mas seneng banget godain Dani kenapa sih. Dani kesana kan jenguk ponakan kesayangan Dani" elak Dani membela diri.
Tidak percaya dengan jawaban Dani, Iza ibu Sania pun terus bertanya perihal calon istri Dani itu. Sebenarnya kedua orang tua Sania sudah mengetahui perihal pertemuan antara Dani dan Zahra yang secara tidak langsung itu. Pun karena laporan dari Sania.
Flahback
Selepas bertemu dan banyak bercerita dengan pamannya Sania memutuskan untuk menelfon kedua orangtuanya.
"Assalamuakaikum" salam Sania
"Waalaikum salam, ada apa nduk tumben sekali telfon biasanya juga ditelfon" ucap bu Iza.
"Ndak ada apa apa Sania rindu ibu sama ayah masa ndak boleh telfon bu" tanya Sania.
Disebrang sana ibunya tersenyum dengan putri manjanya ini. Baik bu Iza ataupun pak Ilham sangatlah merindukan Sania tapi mau bagaimana lagi. Sebenarnya orang tua Sania bersyukur karena mendapat kabar dari Gus Aji jika pernikahannya ingin dimajukan. Kedua belah keluarga sangatlah setuju. Betul bukan jika rencana baik harus segera dilaksanakan?
"Tentu boleh sayang, ibu sama ayah juga rindu putri ibu yang manja ini" tutur bu Iza lembut.
"Sania kan udah nggak manja bu. Sania pengen cerita sama ibu" kesal Sania namun tetap tersenyum karena ulah ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)
Teen FictionCerita ini berubah judul dari Kamu Gusku menjadi Meniti Rasa. Ceritanya tetap sama, hanya diubah judulnya saja. *** Dijodohkan? Dengan siapa? Tapi kenapa harus aku? semua pertanyaan yang hanya ada dibatinku tanpa bisa aku ungkapkan sebelumnya Jika...