53

13.3K 597 38
                                    

"Karena jatuh cinta terindah adalah setelah halal. Semua terasa lebih melegakan"

****

"Mbak Saniaa" teriak ning Ela yang langsung memeluk Sania.

"Loh ning ikut mbak Suci sama mbak Rara, ndak bareng rombongan besok" tanya Sania, ning Ela menggeleng sebagai jawaban namun masih berada dipelukan Sania.

Sania membalas pelukan ning Ela dengan mengusap punggung ning Ela dengan penuh kasih sayang. Suasana hening teman teman Sania hanya menyaksikan pemandangan yang membuat mereka tersenyum. Ya Sania dan ning Ela begitu dekat sudah seperti kakak dan adik kandung padahal mereka dipertemukan karena perjodohan kakak ning Ela.

"Kita disini dianggurin nih" cletuk Rara yang tidak tahu situasi dan kondisi. Sontak Sania dan ning Ela melepaskan pelukannya.

"Hehe maaf mbak ning lupa" ucap ning Ela dengan cengirannya.

"Ah iya Ida, Ais ini kenalin yang kanan Rara sebelahnya Rara namanya Suci dan ini yang peluk aku ning Ela" Sania memperkenalkan teman temannya dipondok pada Ida dan Aisyah dengan menunjuk satu persatu.

"Dan ini Ra, Ci sama ning juga kenalin yang sebelah kanan aku namanya Ida sama yang sebelah kiri aku namanya Aisyah" jelas Sania kembali memperkenalkan balik.

Mereka saling berjabat tangan dan tersenyum. Waktu mereka habiskan untuk bercerita hingga malam harinya mereka terlelap dengan semua kebahagiaan mereka hari ini.

****

Hari bahagia Gus Aji Dan Sania

Hari telah berganti meski masih pagi Sania sudah bangun, tidurnya terusik karena pikirannya hari ini. Hari dimana ia akan menjadi istri.

Waktu menunjukkan pukul 03.00 pagi. Seperti biasa Sania terbangun meski tanpa alarm untuknya. Sania melihat sahabatnya serta ning Ela yang masih terlelap, sepertinya mereka terlalu lelah karena asik membantu ditambah malamnya keasikan bercerita.

Sania memasuki kamar mandinya dan berwudhu agar lebih segar meski udara masih sama, dingin.

Dilentangkannya sajadah menghadap kiblat, ia memakai muknanya dan mengangkat kedua tangannya dengan khusyuk menyerahkan segalanya hanya kepadaNya.

Allahhu Akbar..

Detik berikutnya ia terlarut dalam setiap doa dan gerakan shalat tahajudnya. Ia berharap hari ini adalah hari terindahnya. Hari dimana ia menjadi seorang istri diusia yang masih terbilang muda.

"Ya Allah ya Rabbi yang maha membolak balilkan hati, hamba mohon jangan ada keraguan dihati hamba. Hamba hanya ingin jatuh cinta kepada suami hamba nantinya. Cinta hanya karena Engkau, cinta yang tulus yang Engkau berikan pada hamba. Ya Allah ya Rabbi. Mudahkanlah setiap jalan hamba, semoga rumah tangga hamba nantinya bisa menjadi rumah tangga yang Sakinah mawadah warahmah. Aamiin"

Sania mengakhiri doanya. Diusapnya kedua telapak tangan kewajahnya yang sudah meneteskan air mata. Sungguh rencanaNya tidak ada yang tahu.

****

Sama halnya dengan Sania. Gus Aji pun terbangun karena tidurnya yang tidak nyaman. Pikirannya terus saja memikirkan tentang lafal ijab qobul. Astagfirullah

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang