62

10.9K 418 29
                                    

Saya kembali hehe

Semoga suka sama part ini yaq

Jangan lupa tinggalkan jejak

Entah klik bintang, komen, follow, kirim pesanpun saya ladenin asalkan nggak aneh aneh loh ya hehe

Happy Reading❤️

❤️

"Nikmat mana lagi yang engkau dustakan"

****

"Masyaallah ini masakan siapa" Kyai Sulaiman memecah keheningan setelah acara makan siang bersama.

"Heem ini siapa yang masak mi" tanya ning Ela setelah selesai meneguk air digelasnya.

Gus Aji dan Sania hanya saling lempar pandang terlebih ini first Sania memasak untuk makan bersama.

"Memangnya kenapa bi? Ada yang beda ya sama masakannya" tanya umi dengan melirik pasangan pengantin baru didepannya.

"Beda mi yang ini lebih enak dari biasanya" puji kyai Sulaiman.

"Bener mi pokoknya seperti apa yang abi katakan, uwenak pake banget deh" tambah ning Ela dengan mengangkat kedua jempolnya.

Sebelum menjawab Nyai Latifah melempar senyum pada gus Aji dan Sania. Keduanya sama sama tersenyum. Dan sungguh dalam hati Sania begitu bahagia ternyata masakan pertamanya tidak mengecewakan kedua mertua, suami dan juga adik iparnya.

"Yang masak hari ini bukan umi makanya beda rasa" baik kyai Sulaiman maupun ning Ela menatap nyai Latifah dengan tatapan herannya.

"Memang siapa mi" tanya ning Ela yang sepertinya sudah terlalu penasaran.

"Itu kakak ipar kamu yang cantik, menantu umi" jawab nyai Latifah dengan menunjuk Sania dan tetap dengan senyum yang selalu mengembang.

"Masyaallah menantu idaman, beruntung ya kita" kyai Sulaiman memuji Sania dan yang dipuji hanya tersipu dengan berbagai rasa syukur yang selalu ia panjatkan karena berjodoh dan bisa menjadi bagian dari keluarga dalem yang subahanallah dengan dirinya yang hanya wanita biasa.

"Istri siapa dulu bi" gus Aji menimpali dengan merangkul Sania.

"Iya istri anak abi yang manja" semua tergelak kecuali gus Aji yang seketika diam dengan perkataan abi nya.

"Mbak Sania sabar ya punya suami model mas Aji yang manjanya naaudzubillah" ning Ela menimpali pula dengan mengejek kakaknya yang sekarang sudah menatapnya dengan tatapan membunuhnya.

"Bilang saja kamu iri kan? Udah minta cariin abi calon sana biar ga iri terus" ejek gus Aji dengan tetap merangkul Sania yang hanya bisa menjadi pendengar dan sesekali menggeleng karena ulah suaminya.

"Sudah sudah jangan berantem" lerai nyai Latifah yang melihat kedua anaknya ini berdebat.

****

Gus Aji bersiap untuk pergi ke madrasah untuk sekedar berkunjung setelah sekian lama tidak berkunjung karena kesibukannya.

Pakaian yang akan digunakan gus Aji semua sudah disiapkan oleh Sania. Awalnya gus Aji mengajak istrinya namun Sania dengan halus menolak, sebenarnya Sania ingin sekali berkunjung. Terlebih hari ini kedua temannya masih sibuk berkuliah jadilah ia sendirian dikamar pondoknya.

Untung saja siang hari seperti ini suasana pondok menang sedang sepi karena aktifitas para santri yang dibilang cukup padat.

Setelah kepergian gus Aji, Sania memilih untuk kembali ke kamar pondoknya. Berhubung masih ada sedikit hafalan yang harus ia selesaikan.

Meniti Rasa (Selesai, Dalam Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang