Tidak ada hal yang spesial dari keluarga Yalkhi, kebanyakan dari mereka hanya berprofesi sebagai kuli angkut buah aze atau sekedar mengawasi perairan tanpa bisa mengarunginya karena sampan belum pernah ada. Tetapi hanya karena seorang anak derajat Yalkhi meningkat signifikan.
Satu-satunya hal yang membuat derajat Yalkhi membumbung tinggi adalah berkat kecerdasan yang dimiliki oleh Sergey Yalkhi. Tidak dapat dipungkiri, Sergey yang berasal dari sektor bawah dimana tempat para rakyat biasa bermukim bisa bersanding di sektor menengah dengan orang-orang yang berpengaruh di Azera.
Sergey berhasil menyuarakan pendapatnya untuk membuat suatu kerekan dengan katrol kokoh di seluruh penjuru Azera guna mengangkut gundukan buah aze agar pekerjaan para kuli lebih ringan dengan tingkat keefisien lebih tinggi serta tidak menghambat jalannya perekonomian Azera.
Berawal dari itulah Sergey disegani oleh orang-orang.
Sergey menyayangkan penduduk yang enggan menelusuri lebih jauh terhadap suatu hal sehingga dengan mudahnya Sergey dianggap ilmuan oleh penduduk.
Sistem kerekan hingga katrol dan lainnya sebenarnya sudah tertera di buku pelajaran semasa Sergey Yalkhi masih menempuh bangku sekolah dulu. Hanya saja, benda-benda ini sekedar teori belaka tanpa diterapkan secara nyata, penduduk melempar harapan pada Sergey untuk berpikir lebih keras lagi dan mengulik lebih jauh hukum-hukum katrol yang menyertai dengan minimnya informasi.
Alhasil pohon yang dirawat menghasilkan buah yang manis jua. Kerekan itu berfungsi optimal, terjajar rapi di beberapa dahan besar Azera berdampingan dengan akar gantung yang menjuntai kokoh.
Sekali seseorang menyicipi buah keberhasilan maka muncul rasa keinginanan untuk mengincipi lagi dan lagi. Sergey mulai bergerak untuk membuat sampan dimana teori dasar telah tertoreh di beberapa buku pelajaran usangnya.
Semua berjalan normal saat Sergey mulai membentuk sampan hingga kendala mulai menghadang. Sampan buatannya terlalu mudah untuk dilalui air, Sergey merengut bingung sebab ia yakin perhitungan dia tidak salah.
Seorang pria yang berumuran hampir sama dengan Sergey menyembulkan kepala di dekat sampan buatan Sergey seraya berpegangan erat pada sisi sampan.
"Gagal lagi, ya?"
Sergey hanya menggelengkan kepalanya lalu memilih duduk di tepian papan kayu sambil memeriksa buku catatan yang mulai sepuh dimakan waktu.
"Sergey, mata hijaumu meredup saat mengalami kendala," komentar pria itu.
"Kau mengamatiku sampai sebegitunya?"
"Sekadar hobi belaka."
Kembali keheningan memenuhi ruang di sekitar mereka berdua, pria di atas papan sibuk membolak-balikkan buku usangnya sedangkan pria di dalam air melihat dengan jeli sampan buatan kawan yang ditemuinya beberapa waktu yang lalu.
"Tak kusangka seseorang yang terlihat sedikit berantakan seperti dirimu memiliki usaha keras untuk membuat sampan ini," pria itu memincingkan matanya untuk melihat sampan sederhana itu lebih detail. "Awal pertemuan kita kukira kau seorang pemurung yang hobi menikmati pemandangan air."
"Kau tidak salah Ivan. Itu memang salah satu hobiku," jawab Sergey.
"Namun akhir-akhir ini kau jarang kemari. Apa kau mulai menyerah?"
"Tidak ... mereka berusaha menyekalku untuk berhenti membuat sampan serta menahanku untuk menelisik lebih jauh tentang negeri Azera" Sergey menengadahkan kepalanya. "Jika sampan ini sempurna aku akan mengunjungi Zavilash dan Filerra."
"Aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi," tutur Ivan yang menatap netra hijau Sergey.
Dirogoh satu-satunya kantong milik Ivan lantas melempar benda mungil itu pada Sergey yang dapat ditangkap dengan mudahnya. Sebuah tabung transparan mungil dengan cairan kuning bercahaya hampir memenuhi tabung mungil itu. Ivan yang menyadari keheranan Sergey lantas berucap, "Serum agar kau bisa bernapas di air."

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER WATER
Fantasy[Pemenang Wattys 2021 Kategori Fantasi dan Dunia Paling Atraktif] Ketika dunia telah lenyap bersama sejarah jauh tertimbun berselimutkan perairan tanpa ujung, maka pohon Azera memberi secerca harapan untuk bertahan. Manusia yang tersisa mulai memban...