Lengkingan burung camar mengudara di atas perairan asin Azera, bersama koloninya mereka berputar menyerupai angin puyuh di sekitaran dermaga. Para manusia berlalu-lalang mengangkut barang bawaan, disusun sejajar di atas geladak kapal untuk persiapan. Deburan ombak keras menghantam pilar-pilar dermaga-menyapa para pelaut untuk diajak mengarungi samudra bersama. Asinnya wewangian laut bersama dengan tiupan angin bercampur, tercium khas di hidung ikut trut menarik perhatian.
"Tuan Murov, kurang dari satu jam kita akan siap." Simon berdiri tegap di sampingnya. "Apa kauyakin kali ini, Tuan Murov?"
Murov masih menatap perairan di depannya, tidak ada apa-apa di sana kecuali perairan dalam. "Tentu, Simon," kata Murov menatap Simon-bawahannya yang setia. "Kita akan berangkat sebentar lagi."
Simon mengalihkan pandang pada pemandangan di belakang Murov, lima kapal megah mengapung di pinggiran dermaga, tonggak layarnya menghujam gagah ke atas langit, dek kapal berkilau diterpa cahaya matahari-tampak cokelat dan menawan mata. Burung camar datang untuk melihat jajaran kapal, terbang di atas pucuk layar lalu terjun bebas melewati kepala tiap manusia yang hilir-mudik-sibuk menata barang bawaan untuk perbekalan di jalan.
Bahwahannya menegak air liur lalu berkata, "Apakah para tetua akan merestui ekspedisi kita, Tuan Murov?" Simon mengusap wajah dan kepala pelontosnya kasar, ia tak menyangka akan melanggar aturan paling utama di Azera: dilarang meninggalkan Azera dalam bentuk apapun.
"Tidakkah kaulihat kita dikelilingi orang-orang yang mendukung keputusan besar kita? Lihatlah! Orang-orang di sini bahkan rela menjadi awak kapal demi ekspedisi mencari kebenaran." Jeda sesaat, "Lagipun para tetua kalah suara dengan pembelot seperti kita."
Bagaimana cara Murov mendapatkan orang-orang yang serupa dengan Macica-tukang pembelot ingusan?
Adalah saat ia mengadakan konferensi tertutup dihadiri oleh orang dalam yang secara diam-diam mengakui pemikiran Tuan Krosktan dan ayahnya-Tuan Sergey. Diikuti oleh enam puluh anggota rasa-rasanya sudah cukup untuk membuat para tetua bungkam, ditambahi pengakuan puluhan penduduk biasa Azera yang hendak membelot, terinspirasi dari keberanian Macica dalam mengutarakan kebenaran (yang masih dianggap teori) saat sebelum pengeksekusian.
Tidak seperti perkiraan Murov, ia pikir hanya ada tiga pemberontak yang berani mati (Tuan Sergey, Tuan Krosktan, dan Macica) tetapi banyak yang tak tercium jiwa pemberontaknya sampai aksi pengeksekusian Macica dilaksanakan. Ternyata tiga orang sedarah itu diam-diam menjadi pahlawan di beberapa hati para pemberontak yang menciut nyalinya.
"Tuan Murov," bisik Simon, "Oi, Tuan Murov."
Murov mengedipkan matanya berulang kali lalu menoleh, "Apa?" Ia baru saja terbangun dari lamunannya
"Mereka di depanmu menunggu perintah untuk berlayar, Tuan." Simon hampir menjitak Murov jika ia tak ingat orang di dekatnya bukan atasannya.
"Lapor! Semua di bawah kendali, Kapten Murov, lima kapal siap berlayar, menunggu perintah anda," kata seorang awak kapal di depannya.
Orang yang telah berganti gelar menjadi kapten itu melihat keadaan sekitar: dermaga sudah bersih dari potongan-potongan box yang memakan ruang dermaga, semua perlengkapan, dan anak buah telah siap sedia di kapal masing-masing untuk menunggu perintah. Murov menarik napas lebih kuat, ia merasakan aroma asin, debu, angin, dan petualangan menyelubungi rongga dadanya. Ia mengenakan topi lebar sebagai identitas bahwa ia adalah kapten dari ekspedisi kali ini lalu memperbaiki posisi seragam kelam dan boots senada.
Murov bergerak menaiki kapal diekori Simon, langkahnya tegap tak ragu melangkah, boots-nya bersuara saat menginjak pahatan dek kapal-sensasi yang sama saat ia menginjakkan boots-nya di dek kapal milik Krosktan dulu. Suaranya berdecit pelan namun terdengar kuat. Mengingat sejenak bagaimana lima kapal terbentuk berawal dari dokumen-dokumen milik Krosktan sitaan telah Murov pelajari selama ini, jadi ia tahu bagaimana cara Krosktan membuat kapal. Murov membuat lima kapal yang sama seperti Krosktan buat dengan bantuan para pemberontak yang sekarang telah sigap di kapal masing-masing.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER WATER
خيال (فانتازيا)[Pemenang Wattys 2021 Kategori Fantasi dan Dunia Paling Atraktif] Ketika dunia telah lenyap bersama sejarah jauh tertimbun berselimutkan perairan tanpa ujung, maka pohon Azera memberi secerca harapan untuk bertahan. Manusia yang tersisa mulai memban...