1351 kata
Sabtu, 2 November 2019
..
Peringatan itu benar adanya. Real ironisnya. Sebagai bukti bahwa ancaman memang benar dilanjutkan bila yang diutus tanggung melaksanakan. Kurangajar memang, mempermainkan hajat hidup orang banyak demi tujuan pribadi. Nyawa digantung rapi berjajar diantara ratusan lainnya yang meringkuk ketakutan, apa kesalahan nenek buyut mereka lakukan sehingga terpaksa menelan mentah bengisnya kekejaman? Tidakkah puas dengan satu kematian dengan membunuh sebgain sebagai tanda peringatan?
Murov bersaksi di bawah lindungan Azera bersama bagian darinya yang tersisa di pucuk tertinggi menyaksikan kengerian gelombang tsunami pasca gempa bertubi-tubi mengobrak-abrik seisi Azera tanpa belas kasih. Air yang semula berupa gundukan abstrak bergerak cepat membentuk gelombang tinggi berniat menghantamkan diri di tubuh Azera. Murov semakin menyadari bahwa hidup matinya memang terikat kontrak paten oleh dalang di balik situasi ini.
Penduduk menggila. Berteriak tiada guna mengatakan, "Musibah seribu tahun yang lalau terulang kembali" tanpa mereka ketahui rekaan sejarah telah memanipulasi pola pikir polos mereka. Sejarah nol persen keasliannya, itu fakta dibaliknya. Mereka yang tidak mengerti berbondong-bondong menyelamatkan diri ke atas menyusul dua orang yang ditarik paksa Simon tanpa sempat berfikir salah satu diantaranya kesulitan menggendong bayinya.
Petugas berkostum kelam sebagai ciri khasnya cukup tanggap menangani situasi bergerak atraktif menyelamatkan orang-orang yang sudah termakan usia, kalah dari para kuncup muda yang kuat tubuhnya. Sisanya menunjuk arah terefektif untuk mempersingkat perjalanan dari ratusan tangga lilit yang membingungkan.
Kaki Murov semakin melunak kala air semakin dewasa ukurannya, hampir setengah dari Azera siap menghamtam diri. Murov berlulut dari atas puncak, memasang tatapan kaku tak percaya apa yang menjadi ancaman berakhir nyata tepat di depan mata. Ia ditempa rasa bersalah teramat dalam atas kejadian yang menimpanya pula menyesali takdir yang menunjuk diri. "Aku bersalah atas kejadian ini," komat-kamit Murov bersimpuh tak berdaya.
Sementara itu Simon mulai mengerti keadaan semakin tak terkendali, terlihat dari sekumpulan warga mulai memotong jarak Simon dengan mereka yang bernapsu menerobos jalan dengan tatapan takut teramat dalam. Segera Simon merebut Macica dari Lyra dan mengomando Krosktan dan Lyra lari tanpa mengkhawatirkan Macica, karena bayi mungil itu aman di dekapan Simon. Pria berplontos itu lantas pergi mendahului dua kawannya menyelamatkan Macica yang mulai menangis di dekapan Simon. Mereka bertiga menyadari, Macica menjadi prioritas utama.
"Krosktan! Airnya semakin mende-"
"Jangan pedulikan, Lyra! Cepat lari!"
Atmosfer kegelisahan semakin berat menghimpit paru-paru. Pula jantung berdetak tak terhitung. Mati adalah scenario yang paling tepat untuk situasi paling menggentingkan. Teriakan lantang saling bersatu membentuk harmoni mengerikan ketika yang tersisa di bawah sana tak sanggup menapaki anak tangga lagi. Deburan air seketika menghantam para ngengat kecil yang tersebar dan meredam teriakan mereka lalu diseretnya menjauhi Azera.
Hantamannya terlalu kuat sehingga bagi siapa saja yang memiliki cengkeraman dan refleks di bawah rata-rata akan jatuh terlempar ke bawah untuk berbagi nasib kematian yang sama, gugur bagai dedaunan koyak termakan usia. Rumah, ranting, perkakas, hingga manusia utamanya mati seketika teronggok di permukaan air, mengapung bersama mayat lainnya sebelum benar-benar tenggelam ditelan air untuk sesembahan para hiu yang menanti.Mereka yang masih bertahan jatuh terduduk menatap orang yang dikenal mati sia-sia pula kengerian yang disajikan. HAmpir tidak ada bedanya mana benda mati atau manusia. Intinya mereka semua mati terapung dan semakin menjauhi Azera entah ke mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER WATER
Fantasy[Pemenang Wattys 2021 Kategori Fantasi dan Dunia Paling Atraktif] Ketika dunia telah lenyap bersama sejarah jauh tertimbun berselimutkan perairan tanpa ujung, maka pohon Azera memberi secerca harapan untuk bertahan. Manusia yang tersisa mulai memban...