3516 kata
Selasa, 18 Agustus 2020
AyamLincah
Sangkar Burung
Sebenarnya, Rose, tempat ini tidaklah buruk. Hidupku terjamin sepenuhnya dari ujung kaki hingga kepala. Aku tidak lagi tidur di sofa bobrok; diberi makan yang cukup dan bergizi; dan mengenakan pakaian serba rapi dan wangi. Sekolahku terjamin dan aku diajari skill bertarung sebagai bekal pengabdianku pada Pegasus.
Kau tidak perlu khawatir, fisikku baik-baik saja-seratus persen baik-baik saja. Namun, Rose, bila kau melihatku di sini, kau akan tahu betapa buruknya kondisi psikisku.
Fisikku baik-baik saja, tapi tidak dengan diriku sendiri.
Aku merasa sepi. Semenjak kau pergi, aku semakin merasa sepi. Tidak ada orang yang benar-benar mengenalku di sini selain dirimu sendiri. Aku seperti turis yang tinggal di negara lain seorang diri, di sebuah rumah yang besar, dan dikelilingi orang-orang lokal yang asing.
Padahal aku diajak berinteraksi oleh orang-orang angkatanku. Aku sama sekali tak di-bully seperti yang kuperkirakan sebelumnya. Mereka menghormatiku dan memberiku banyak hiburan layaknya antar teman. Rasanya manis dan membahagiakan saat memiliki teman, aku bisa tertawa lepas karena guyonan bodoh mereka.
Akan tetapi, Rose, orang-orang ini mulai menampilkan tabiat asli mereka. Mereka-tidak, orang-orang di sini jauh lebih manipulatif dari Edward. Mereka dilatih untuk menusuk dari belakang dan memanfaatkan kemampuan rekannya seperti sebuah alat. Aku yang menjadi alat mereka akhirnya paham bahwa isi kepalakulah incaran mereka. Bukankah bagus bila mengandalkan Yegi sebagai sumber contekan kita? Begitulah kata mereka diam-diam pada saat beristirahat.
Jangan tanya sesedih apa aku saat mengetahui hal tersebut. Pada akhirnya aku sadar semua senyuman yang diarahkan padaku tak lebih dari kepalsuan belaka. Semuanya palsu mulai dari sikap mereka, senyuman hangat mereka, pakaian mereka. Bahkan kubah ini sama palsunya dengan kelakuan mereka dan aku terjebak di sini untuk selamanya.
Rose, kubah ini luas, aku perlu waktu setahun untuk mengetahui keseluruhan isi sangkar burung ini. Tempatnya terstruktur, indah, dan rumit secara bersamaan. Ruang bawah tanahnya jauh lebih rumit lagi dengan lorong-lorong layaknya labirin, tamannya diisi beraneka ragam tumbuhan dan dihinggapi banyak kupu-kupu.
Tidakkah aku seharusnya bersyukur bisa tinggal di sini? Seharusnya begitu, bukan? Seharusnya aku bisa tertawa bahagia karena keinginanku tercapai ... tidakkah menyenangkan bisa hidup di sangkar burung yang indah? Sangkar burung ini menyediakan segala-galanya kecuali kebebasanku.
Aku bertanya-tanya bagaimana perasaan mereka yang selamanya tinggal di sini. Apakah orang-orang munafik ini tidak ingin keluar dari Pegasus? Apakah mereka tidak memiliki satu misi yang sama denganku? Atau hanya aku yang merasa bodoh karena ingin keluar dari sini?
Aku tidak pernah menanyakan hal ini pada mereka. Bahkan saat aku telah berumur delapan belas, aku selalu menyimpannya di kepala. Sementara itu tubuhku harus terus bergerak mengikuti pelajaran dan pelatihan yang membebani kepala.
Kau tahu, Rose, aku tidak boleh tidak meninggalkan bekas luka pada saat pelatihan. Wajahku dibogem mentah saat pertandingan satu lawan satu, tubuhku dibanting karena melawan pelatih yang tegas, aku berlari marathon mengelilingi kubah hingga otot-ototku kejang.
Sekolah di sini jauh di atas sekolah gratisku dulu. Tidak ada yang patut dibanggakan dari itu. Aku diberi materi jauh lebih rumit dan membuat pening kepala. Tes selalu rutin diadakan tiap satu bulan sekali, jika aku gagal dalam beberapa kuis maka ada hukuman yang menanti. Entah itu membuat laporan setebal ruas jari atau latihan fisik yang ditambah dua kali lipat.
![](https://img.wattpad.com/cover/187823792-288-k540572.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER WATER
Fantasy[Pemenang Wattys 2021 Kategori Fantasi dan Dunia Paling Atraktif] Ketika dunia telah lenyap bersama sejarah jauh tertimbun berselimutkan perairan tanpa ujung, maka pohon Azera memberi secerca harapan untuk bertahan. Manusia yang tersisa mulai memban...