Menurut dia memiliki rambut terlampau panjang membuat dirinya kurang rapi dan nampak aneh untuk dipandang, jadi wajar bila remaja itu memangkas keseluruhan rambutnya sehingga rasa percaya diri dapat bersinar terang, menurut remaja itu. Beda lagi bila menurut kawan-kawannya, dia nampak nyentrik untuk seukuran remaja tanggung.
Namun keuntungan yang didapat dari ciri khasnya, seisi sekolah mudah mengenali. Jika para murid mendengar julukan si botak Simon maka mereka tak kesulitan mencari keberadaan lelaki itu karena seantero sekolah hanya dia yang cukup berani memangkas mahkota dia. Cukup mewanti-wanti sinar botak sakralnya maka Simon berada di sana.
Aneh bila cipratan kepopuleran Simon tidak mengenai Krosktan yang jelas-jelas kawan dekat Simon. Walau secerdas apapun Krosktan di bidang akademik hingga menjadi juara pararel sekalipun, bila ia tidak mahir dalam berenang, bergelantung, dan memanjat maka kepopuleran tak akan menempel pada diri Krosktan.
Syukurnya Krosktan lebih nyaman menjadi diri sendiri, pengap rasanya bila dia dikerubungi orang-orang tak dikenal yang sekadar membalas sapaan dari orang yang bahkan baru ditemui saat itu juga.
Simon menjentikkan jari di depan wajah Krosktan, "Hentikan lamunanmu itu. Kau terlihat seperti orang yang kesusahan saja," sindir Simon membuyarkan pengandaian Krosktan bila jadi anak populer.
Krosktan melihat penampilan Simon yang semakin bercahaya dari waktu ke waktu, terutama di kepalanya itu; Semakin bercahaya saat terpantul sinar matahari.
"Bagaimana penampilanku, Krosktan?!" tanya Simon antusias.
"Penuh kemilau"
Simon mengusap kening bangga, sedangkan Krosktan hanya diam mengira-ngira bagian kening mana yang diusap. Di mata Krosktan, kening Simon adalah seluruh kepalanya.
Dari arah pintu kelas, tiga sekawan memasuki kelas dengan Lyra sebagai pemimpin. Sejurus kemudian Krosktan mengalihkan atensi pada buku di genggaman sebagai langkah pertama menghindari gadis itu.
"Hoo model rambutmu sudah diperbaharui," ungkap Lyra setelah melihat model botak terbaru Simon. "Lebih mengkilap dari yang kemarin."
Lyra mengaduh pelan ketika telinganya dijewer oleh Krush dengan pelototan darinya. Sedangkan Ibhe menggeleng pelan sebagai reaksi atas perkataan buruk Lyra.
"Iyakah?! Terima kasih Lyra! Kau membuatku semakin percaya diri," jawab Simon menggebu-gebu.
Krush dan Ibhe saling tukar pandang melihat reaksi Simon, di lain sisi Lyra menampilkan raut pongahnya seperti mengatakan kau mau apa, hah?
Krush tak mengindahkan tatapan Lyra dan lebih tertarik dengan Krosktan. "Seperti biasa Krosktan selalu rajin," puji Krush diangguki oleh Ibhe menyetujui.
"Tapi tes praktek Krosktan tidak sebanding dengan tes akademiknya," sahut Lyra.
Krosktan memincingkan mata hijaunya, "Baru kali ini aku melihat siswi yang ngotot hasil dari 8x7=26 mengolok dengan begitu percaya diri," sahut Krosktan tak kalah sengit.
Ibhe memilin telinga Lyra sebelum dia menjotos Krosktan seperti yang lalu-lalu.
"Sialan Krosktan! Akan kubunuh kau!" raung Lyra terpancing emosi.
Simon dan Pertengkaran Kecil
"Akan kubunuh kau," tutur seorang pria muda pada Sergey.
Dengan mantap dia menggenggam sebuah pedang dengan ujung runcing memincing tajam pada ujung hidung Sergey. Seinchi lagi ujung pedang itu akan menggores hidung mancung Sergey.
Sergey tersenyum menanggapi aksi satu-satunya murid bar-bar yang dimiliki, perangainya yang buruk membuat Sergey ekstra sabar meladeni tingkah muridnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDER WATER
Fantasy[Pemenang Wattys 2021 Kategori Fantasi dan Dunia Paling Atraktif] Ketika dunia telah lenyap bersama sejarah jauh tertimbun berselimutkan perairan tanpa ujung, maka pohon Azera memberi secerca harapan untuk bertahan. Manusia yang tersisa mulai memban...