Bagian 1

1.3K 106 17
                                    

Han Seungwoo tidak pernah berpikir kalau dia akan tertarik pada seseorang. Jangankan seorang gadis, pria pun tidak pernah diliriknya. Tapi entah kenapa eksistensi seorang Lee Jinhyuk bisa membuatnya begitu penasaran.

Ini dimulai ketika Han Seungwoo bertemu untuk pertama-kali dengan Lee Jinhyuk di kantin KLE (Korean Language Education) kampus mereka. Hari itu, Seungwoo sebenarnya ada janji untuk bertemu dengan Cho Seungyoun di gedung FE. Tapi setengah jam sebelum ia keluar kelas, Seungyoun mengirim pesan untuk mengubah lokasi pertemuan mereka menjadi di kampus KLE. Perubahan tempat itu membuat Seungwoo harus berputar jauh dari gedung fakultas hukum.

Setelah memarkirkan mobilnya di area parkir fakultas KLE, Seungwoo bergegas menuju kantin. Dia masih harus mengejar waktu untuk bertemu dengan dosennya. Jika bukan karena ia membutuhkan sesuatu dari Seungyoun, Seungwoo tidak akan mau datang jauh-jauh ke kantin KLE. Selain itu, Seungwoo juga merasa begitu asing dengan area lingkungan KLE. Seungwoo mungkin pernah beberapa kali datang ke gedung KLE, tapi untuk memasuki kantin ini adalah pertam-kali.

Maka sekarang, Seungwoo terlihat seperti orang linglung mencari keberadaan Seungyoun.

"Heh, lo di mana sih? Gue di kantin nih," omel Seungwoo saat ia menghubungi Seungyoun.

"Di mana? Gue gak liat lo."

Seungwoo berdecak. "Ini rame banget. Jadi, mungkin lo gak liat. Mending lo ke sini deh. Gue masih di depan, belom masuk kantinnya."

"Ah! Pantes. Gue di bagian dalem. No smoking area. Sini dah. Gue juga lagi makan."

"Youn! Lo yang keluar ajah. Gue cuma butuh titipan Sejin."

"Bapak Han yang terhormat, karena lo yang butuh makanya lo yang harus ke sini. Yaelah, bentar doang. Masuk ajah. No smokingnya di area paling dalem. Enak ada AC-nya. Gue males keluar. Panas."

Seungwoo benar-benar ingin mengumpat pada Seungyoun. Tapi dibanding Seungyoun menahan titipan dari Sejin, akhirnya dia menurut. "Okay. Gue ke sana sekarang." Dengan masih kesal, Seungwoo memutuskan sambungan teleponnya lalu berjalan memasuki area kantin KLE yang cukup besar. Seungwoo bahkan tidak tahu kalau fakultas itu punya bagian area no smoking.

Setelah melewati beberapa baris meja kantin yang sudah penuh dengan mahasiswa KLE yang sedang makan siang dan lainnya terlihat seperti berdiksusi tentang tugas mereka, Seungwoo bisa melihat area no smoking yang disebut oleh Seungyoun. Alisnya bertaut. Bahkan di fakultas hukum, kantinnya tidak punya area no smoking seperti ini. Tapi kenapa di KLE ada fasiltas seperti ini?

Seungwoo membuka pintu dan langsung merasakan udara dingin AC. Itu terasa seperti oase terlebih dengan suhu di luar hampir 34 derajat. Seungwoo sedikit paham kenapa Seungyoun malas menemuinya di luar kantin. Area no smoking tidak banyak mempunyai meja. Hanya ada sekitar enam meja panjang di mana salah satunya ditempati oleh Seungyoun dengan seseorang yang sibuk dengan laptopnya. Seungwoo bergegas menghampiri Seungyoun.

"Sampe juga kan lo di kantin KLE," tukas Seungyoun yang melihat kedatangan Seungwoo.

Seungwoo hanya menggumam pelan. Ia mengulurkan tangannya. "Mana?"

"Sabar kenapa sih? Lo juga baru dateng. Gak mau duduk dan pesen minum dulu apa?" ujar Seungyoun.

Seungwoo memutar matanya. Ia lalu duduk di kursi panjang di hadapan Seungyoun. Sedikit melirik pada pemuda di sebelah Seungyoun yang bahkan tidak meliriknya sama sekali. Selain sibuk dengan laptopnya, telinga pemuda itu tersumpal oleh airpods, jadi mungkin ia juga tidak mendengar kedatangan Seungwoo.

"Gue masih harus ketemu sama Prof. Jang nih. Buruan, Youn."

Seungyoun lalu merogoh tas ranselnya untuk mencari titipan Sejin untuk Seungwoo. Sedangkan Seungwoo sendiri kini memperhatikan pemuda di sebelah Seungyoun dengan perawakan tinggi dan kurus. Rambut hitamnya menutupi sebagian keningnya. Pemuda itu juga masih memakai jaket varsity dengan emblem fakultas KLE di bagian lengan kiri atas.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now