Bagian 59

396 74 11
                                    

"Jadi, lo adek iparnya creative director A.R.T?"

Seungyoun mendengus dengan asumsi Chan. "Bukan anjir! Kak Jaeshin itu sepupunya bang Siwon. Ketemu pas acara keluarga. Karena dia lebih tua, jadi ya gue jadinya adek ipar dia? Sepupu ipar? Ya pokoknya gitu. Dan catetan, gue bahkan gak tau kalau dia kerja di A.R.T!"

Chan mendengus. "Gimana sih? Kan calon keluarga, masa gak tau. Lagian kalo 'kakak ipar' lo itu kerja di A.R.T, kita kan tinggal minta tiket gratis!"

"Yeeuuu!! Nyari gratisan mulu lo!"

Mereka berdelapan masih di ruangan yang sama. Walaupun masalahnya sudah selesai, tapi Jaeshin meminta mereka untuk menunggu sebentar sebelum pulang atau melanjutkan melihat exhibition. Jaeshin bilang kalau mereka ingin kembali masuk ke area exhibition, akan ada pegawai yang akan mengantarkan mereka. Pasalnya, gelang barcode itu hanya untuk sekali entrance.

"Tapi ini gimana jadinya?" tukas Yohan tiba-tiba. "Mau balik ajah apa mau keliling lagi?"

Jinhyuk menghela nafas pendek. Walaupun ia berusaha menahan diri, tapi sepertinya ia benar-benar mengacaukan hari ini. Sejin yang duduk di sofa panjang melirik pemuda tinggi itu sekilas.

"Masuk ajah lagi. Toh, kita bakal dianter masuk kan? Sayang, kita baru satu jam di sini. Padahal sesi kita sampe jam empat nanti," usul Sejin.

Wooseok memperhatikan Sejin tapi sepertinya ia bisa mengerti kenapa Sejin bicara seperti itu. Mata Wooseok tertuju pada Jinhyuk yang tidak banyak bicara sejak tadi. Bahkan saat Hangyul berusaha mengajaknya bicara, Jinhyuk hanya menjawab sedikit. Well, mereka harus memperbaiki mood Jinhyuk hari ini.

"Gue masih mau ke area art experient-nya," sahut Wooseok.

Seungyoun mengangguk. "Yaudah, ntar gue bilang ke kak Jaeshin."

Dan siapa sangka, seperti dipanggil, Jaeshin kembali masuk ke ruangan tersebut dengan membawa beberapa kantung di tangannya.

"Bilang apaan?" tanyanya seraya menaruh semua kantung itu ke atas meja. "Buat kalian. Sebagai permintaan maaf."

Hangyul dan Yohan langsung mengambil satu kantung untuk mereka –melihat apa isinya. Well, bukan barang mahal. Tapi salah satu merchandise official dari game online yang ikut exhibition.

"Kita mau masuk lagi. Tadi kata lo boleh, kak," ujar Seungyoun.

Jaeshin mengangguk. "Hoo. Yaudah, yuk. Gue yang anter masuk. Ini simpen di sini ajah, nanti kalo mau pulang, gue kasih lagi."

*****

Jaeshin benar-benar mengantarkan mereka masuk bahkan sampai ke area art experient karena Wooseok dan Sejin. Tapi sebelum kembali pada pekerjaannya, Jaehin memberikan satu kartu id khusus pada Seungyoun.

"Gelang barcode kalian udah gak bisa dipakai lagi. Jadi, pakai ini ajah. Udah masuk ke sistem kok. Nanti kalo mau apa-apa, kasih ke staff ajah. Mereka juga paham kok," jelas Jaeshin.

Seungyoun menerima kartu id itu dengan cengiran lebar. "Bisa dipake buat jajan gak?"

Jaeshin memutar matanya. "Bisa. Tapi tagihannya masuk ke email abang lo, ya."

Seungyoun mendengus. "Pelit banget. Padahal lo udah kaya."

"Mohon maaf nih ya. Gue gak kaya, masih bergantung sama gaji. Minta sama abang ipar lo gih. Udah ya, gue balik. Kalo ada apa-apa, cari staff ajah. Oke?"

Seungyoun mengangguk kecil. Jaeshin lalu tersenyum pada teman-teman Seungyoun yang lain, hingga ia menatap pada sosok Jinhyuk. Pemuda itu kembali memakai topinya begitu rapat.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now