"WHAT?!!"
Jinhyuk mengernyit melihat reaksi Seungwoo. "Kok lo kaget sih?"
"Kok lo biasa ajah?!!"
"Gue pikir lo udah tau rumor itu. Kan udah kesebar dari pas semester dua. Lo yakin tipikal mahasiswa social butterfly? Masa rumor begitu gak tau?"
Seungwoo terdiam dengan ucapan Jinhyuk. Bahkan tadi sebelum menjawab, Jinhyuk sempat tersenyum. Seolah semua itu adalah hal biasa baginya.
"Gak usah bawa status begitu deh," ujar Seungwoo serius. "Hyuk, serius! Rumor itu gimana bisa kesebar?"
Jinhyuk mengangkat bahu. Ia kemudian sedikit mengubah posisi duduknya jadi bersandar, tapi masih menghadap pada Seungwoo. Jinhyuk merebahkan kepalanya di sofa.
"Mungkin karena asal-usul gue gak jelas. Sejak masuk kampus, kan, gak ada yang tau gue ini anaknya siapa. Tapi dateng ke kampus bawa mobil bagus, kuliah di dua jurusan. Terkadang pake barang brand mahal. Jadi, mahasiswa kesayangan dosen pula. Lo bahkan sempet ngira kalo gue punya itu kan."
Itu yang dimaksud Jinhyuk adalah daddy/mommy sugar. Iya, Seungyoun cerita tentang asumsi buruk Seungwoo itu ke Jinhyuk. Tapi ditanggapi cuma bercanda sama Jinhyuk.
"Oh. Sorry.." ucap Seungwoo.
Jinhyuk mengibaskan tangannya. "Jangan maaf mulu. Tapi ya mungkin karena itu dan gue gak pernah kasih penjelasan apa pun tentang keluarga gue, jadi rumor itu gak pernah berenti. Seiring waktu, makin banyak yang gak peduli sih sebenernya. Tapi bagi pembully, rumor itu jadi senjata ampuh."
"Itu alesan Seungyoun dan yang lainnya protektif banget sama lo? Selain karena lo sakit?"
"Bisa jadi. Padahal gue udah bilang ke mereka untuk gak terlalu dipikirin. Toh cuma rumor. Mereka tau faktanya. Itu udah cukup. Gue cuma mau kuliah yang bener dan lulus."
"Terus luka itu...?"
"Ya tadi. Mereka ungkit rumor itu dan Chan gak terima. Lo tau sendiri gimana sepupu lo itu. Itu kayak amarah yang udah ditahan-tahan akhirnya meledak. Chan ngebales hinaan mereka. Gue sama Wooseok berusaha nahan Chan. Tapi gimana sih, api ketemu api jadi malah makin gede. Dan udah kalah jumlah juga. Tiga lawan tujuh –cowoknya malah ada lima. Karena seneng Chan mulai bales, mereka makin ngomong yang aneh-aneh dan bikin Chan gelap mata."
"Chan mukul mereka?"
Jinhyuk menggeleng. "Keburu gue tahan, tapi akhirnya pukulan Chan kena muka gue."
Mata Seungwoo melebar. Jadi, luka di wajah Jinhyuk itu karena Chan?
"Karena shock, mereka langsung pergi dan Chan nangis," lanjut Jinhyuk.
Oh, kini ia paham ketika Jinhyuk memeluk Chan tadi. Seungwoo menghela nafas panjang. "Lo gak papa?"
"Sakit sih. Tapi gak sengaja juga. Lagian kalo gak gue yang nahan Chan, mungkin gantian Chan yang bakal dipanggil kemahasiswaan," ujar Jinhyuk. "Kayak kak Daniel sebelumnya. Gue gak mau nambah masalah buat orang lain."
Oh, Seungwoo ingat tentang kejadian beberapa minggu lalu di ruang latihan klub fencing. Walaupun karena permasalahan yang berbeda, tapi Jinhyuk sama-sama terluka. Dan kalau ada yang melaporkan masalah ini, Byungchan mungkin akan kena sanksi label.
Jadi, Jinhyuk tidak memperpanjang masalah agar Byungchan tidak terkena sanksi demi nilai akademiknya.
Seungwoo memperhatikan luka Jinhyuk. Kemudian tangannya terulur untuk menyentuh ujung bibir Jinhyuk yang terluka dan mengusapnya hati-hati. Jinhyuk mengernyit dengan sikap Seungwoo.
Rasanya jika ia menghindar malah akan canggung, jadi Jinhyuk membiarkan Seungwoo.
"Kenapa?" tanya Jinhyuk pelan.
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***