Seungwoo memperhatikan dari jauh saat wakil menteri Lee Dongwook diantar sampai ke mobil yang terparkir di depan gedung auditorium oleh rektor dan beberapa dekan kampus. Jinhyuk selaku ketua panitia juga terlihat diantara kerumunan tersebut. Beberapa polisi dan agen NSA membuat barikade agar tidak ada sembarang orang yang tiba-tiba menghampiri sang wakil menteri.
Seungwoo sedikit mengernyit ketika mendengar suara-suara teriakan dari mahasiswa yang berkumpul di sekitar auditorium. Iya, ada jarak aman sekitar lima meter. Karena jumlah tiket yang terbatas, maka mahasiswa yang tidak bisa mengikuti seminar malah berkumpul di luar gedung auditorium.
Seungwoo bisa melihat wakil menteri Lee bicara singkat pada Prof. Lee selaku rektor SNU. Lalu beralih menyalami beberapa dekan. Dan ketika giliran Jinhyuk, wakil menteri Lee menatap putranya dengan penuh afeksi. Wakil menteri Lee menepuk bahu Jinhyuk. Oh, hanya sebuah sentuhan kecil tapi Seungwoo bisa merasakan kalau wakil menteri Lee menyayangi putranya.
Tapi tepukan di bahu itu, dibalas dengan senyuman kaku dan bungkukan badan dari Jinhyuk.
Wakil menteri Lee lalu memanjat masuk ke dalam mobil, diikuti oleh agen NSA yang bergegas masuk ke mobil pengawalan. Berikutnya rombongan mobil mewah itu melaju meninggalkan SNU. Tapi dibanding berfokus pada mobil yang melaju, Seungwoo hanya menatap Jinhyuk yang tengah mendengarkan ucapan dari Prof. Lee. Terlihat Jinhyuk merespon dengan anggukan.
Selepas rombongan mobil wakil menteri pergi, para mahasiswa juga membubarkan diri untuk kembali ke fakultas masing-masing. Berbeda dengan Seungwoo yang berjalan menghampiri Jinhyuk. Beberapa kali, Seungwoo harus menerima dorongan karena ia berjalan ke arah yang berbeda.
Jinhyuk sendiri hendak kembali ke dalam gedung auditorium. Masih ada rapat evaluasi terakhir. Jadi, Seungwoo mempercepat langkahnya. Dan sebelum Jinhyuk melewati pintu mesin detector logam, Seungwoo berhasil meraih lengan Jinhyuk.
Jinhyuk menoleh dan menatap Seungwoo dengan kerutan di keningnya. Ia menarik lengannya dari tangan Seungwoo. Tapi berbeda dengan Jinhyuk, mata Seungwoo melebar melihat wajah pemuda itu.
"Wajah lo pucet," ucap Seungwoo.
Jinhyuk terdiam sesaat. Ia menyentuh pipinya. "Gak papa kok. Gak ada rasa sakit."
Seungwoo menggeleng. Ia kemudian membawa Jinhyuk masuk dan mencari kursi terdekat. Ada sebuah meja yang terletak dekat pintu masuk auditorium. Ia mendudukkan Jinhyuk di sana.
Seungwoo lalu menghampiri Johnny untuk bicara. Jinhyuk hanya menatap bingung. Terlebih ketika Johnny melirik pada Jinhyuk lalu mengangguk. Seungwoo kemudian kembali pada Jinhyuk.
"Lo ngomong apa sama Johnny?" tanya Jinhyuk.
Seungwoo melirik ada sebuah kardus berisi air mineral di dekat meja pemeriksaan. Ia mengambil satu dan menaruhnya di tangan Jinhyuk. "Gue bilang lo butuh istirahat. Jadi, kalo bisa rapat evaluasi digantiin sama wakil lo ajah. Johnny mengiyakan setelah ngeliat wajah lo."
"Han Seungwoo..."
Seungwoo lalu berjongkok dihadapan Jinhyuk yang masih duduk. Tangan pemuda itu menggenggam botol air mineral. "Please, Hyuk. Dengerin gue. Kalo Youn ngeliat kondisi lo sekarang, dia pasti juga maksa lo buat istirahat. Kita tahu kalo lo sibuk banget sebulan ini buat persiapan seminar. Sekarang seminarnya udah selesai, lo bisa lebih santai. Temen-temen lo juga pasti ngerti. Lo tuh gak boleh kecapean, Hyuk."
"Kalo karena penyakit gue..."
"Karena itu memang alesan terbesarnya, Lee Jinhyuk," sela Seungwoo cepat. "Lo yang lebih paham gimana kondisi lo sekarang. Tapi kalo lo abaikan kesehatan lo sendiri, gue sama yang lainnya yang harus ngingetin lo. Jangan terlalu keras sama diri lo sendiri, Hyuk."
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***