Seungyoun mengitari taman danau dengan panik. Tapi dia sama sekali belum menemukan sosok Jinhyuk.
Lima belas menit lalu, Jinhyuk menghubunginya. Youn masih di kelas, ia memilih untuk tidak ikut berebut tiket seminar karena Jinhyuk tidak bisa masuk ke beberapa kelas. Jadi, Youn yang masuk kelas dan membuat dua catatan, saat Jinhyuk menghubunginya.
Seungyoun mengernyit dan memilih keluar kelas dibanding mengganggu. Terlebih Jinhyuk tidak pernah menghubunginya jika ia tahu Youn berada di kelas. Dan saat menerima panggilan tersebut, hal pertama yang didengar oleh Youn adalah kata tolong dari Jinhyuk.
Sontak Youn langsung berlari meninggalkan gedung FE, tanpa peduli kelas yang belum berakhir atau tasnya yang masih di kelas. Youn berusaha untuk tetap tenang, menanyakan keberadaan Jinhyuk. Dan hanya dijawab taman danau sebelum panggilannya berakhir.
Beruntung, Youn selalu mengantongi kunci mobilnya, jadi dia tidak perlu kembali ke kelas untuk mengambilnya. Hanya empat menit menyetir, Seungyoun memarkirkan mobilnya dekat taman. Youn berusaha menghubungi Jinhyuk lagi, untuk bertanya persisnya di mana sahabatnya itu sekarang.
Tapi tidak diangkat.
Akhirnya Youn yang harus berkeliling taman yang cukup luas. Butuh tujuh menit sampai Seungyoun menemukan Jinhyuk tengah bersandar di pohon besar dekat tepi danau. Youn bergegas menghampirinya dan melihat kondisi Jinhyuk yang pucat dengan keringat dingin membasahi wajahnya. Bibirnya hampir membiru. Tangannya menekan bagian dada. Dengan beberapa pil yang jatuh ke tanah.
Youn berjongkok di dekat Jinhyuk. "Hyuk, kita ke rumah sakit ya."
Jinhyuk menatap Seungyoun dengan setengah sadar. "Sakit, Youn."
"Iya, gue tau. Makanya kita ke rumah sakit, oke?"
Seungyoun lalu membereskan pouch obat Jinhyuk dan memasukkan ke dalam tas, berikut dengan ponsel Jinhyuk yang juga jatuh di tanah. Seungyoun menyampirkan tas ransel itu di bahunya, lalu berusaha membantu Jinhyuk untuk berdiri.
"Lo udah minum obatnya kan? Tahan ya, Hyuk."
*****
Seungyoun menunggu di depan ruang UGD ketika Yoo Inna datang dengan tergesa. Seungyoun sontak berdiri. Ia bisa melihat kepanikan dari wajah wanita tersebut. Tante Inna menyentuh lengan Youn dengan erat.
"Youn? Gimana keadaan Jinhyuk?"
"Masih diperiksa dokter Kang, Tante. Saya udah nunggu setengah jam."
Tante Inna sepertinya kesulitan untuk bicara karena terlalu cemas dan juga terlihat lemas. Seungyoun lalu mengarahkan Tante Inna untuk duduk di kursi panjang. Ia melirik beberapa agen NSA yang mengikuti Tante Inna. Tapi mereka menjaga jarak. Seungyoun lalu berfokus pada Tante Inna yang kini mengenggam tangannya erat.
"Youn, gimana Jinhyuk bisa kambuh? Dia udah lama gak kambuh 'kan?"
Youn menarik nafas. Well, sepertinya Jinhyuk tidak memberitahu Tante Inna kalau dia juga pernah kambuh bulan lalu. Seharusnya Youn sudah bisa menebaknya. Jinhyuk tidak akan menceritakan apa-pun tentang kondisinya pada Tante Inna juga bukan karena orang lain yang duluan memberitahu.
"Saya gak tau, Tante. Jinhyuk cuma nelepon saya buat minta tolong. Saat ketemu Jinhyuk di taman danau kampus, kondisinya udah buruk. Jadi, saya langsung bawa ke rumah sakit."
Tante Inna malah terlihat pucat. "Hari ini ada acara seminar di kampus'kan? Papanya gak bilang apa-apa kalo Jinhyuk sakit."
"Mungkin sakitnya Jinhyuk baru kambuh setelah acara selesai. Jadi, Om Dongwook gak tau," ujar Youn, walaupun dia juga tidak tahu pasti karena Seungyoun tidak mengikuti seminar tersebut. Mungkin itu kesalahannya. Seharusnya ia ikut seminar tersebut agar bisa menjaga Jinhyuk.
YOU ARE READING
Portrait of You
Hayran KurguAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***