Bagian 12

449 87 18
                                    

"Mau pergi part-time?" tanya Seungwoo dengan canggung.

Seungwoo menghampiri Jinhyuk yang baru saja keluar dari toilet –yang kini sudah berganti pakaian hanya memakai kaus dengan jaket hitam lalu celana jeans. Dipunggungnya, Jinhyuk menyampirkan ransel yang selalu dibawanya saat pergi kuliah.

Jinhyuk menatap Seungwoo lalu menggumam. Jinhyuk memang hendak pergi sebelum acara benar-benar selesai. Tapi ia sudah ijin pada Mama.

"Lo mau pulang?" tanya Jinhyuk sembari berjalan ke arah pintu keluar. Seungwoo mengikutinya.

Seungwoo bergumam pelan menjawab pertanyaan Jinhyuk. Oh, Jinhyuk masih menanggapinya. Ia pikir setelah kejadian kemarin, Jinhyuk akan kembali mengabaikannya –seperti orang asing.

"Mau balik ke apart. Tapi mau cari makan dulu. Brunch begitu gak cukup buat gue. Mau nemenin gak? Sekalian gue anter ke tempat part-time lo," ujarnya.

Jinhyuk menggeleng. "Sorry, bukan nolak tapi gue harus pergi sebelum..."

"Jinhyuk!!"

Jinhyuk terdiam untuk sejenak. Ia menarik nafas perlahan dan tersenyum pada seorang gadis yang tiba-tiba datang menghampirinya. Seungwoo menatap gadis itu. Bukan Lee Chaeyeon.

"Jinhyuk, sibuk gak? Anterin yuk. Ke pameran deket sini. Aku udah ijin sama Mama kamu kok."

Jinhyuk masih tersenyum sopan pada gadis itu. "Maaf ya, Yuri. Tapi aku gak bisa."

"Gak bisa kenapa?"

Seungwoo sedikit risih dengan cara bicara gadis itu –yang terkesan dibuat manja. Dan melihat dari ekspresi Jinhyuk, Seungwoo tahu kalau dia berusaha untuk menolak dengan sopan. Tapi kalau gadis yang dipanggil Yuri itu bersikeras, Jinhyuk mungkin akan menyerah. Seungwoo masih ingat ucapan Seungyoun tadi.

"Sorry ya," ucap Seungwoo tiba-tiba sembari merangkul bahu Jinhyuk. "Gue udah ada janji duluan sama Jinhyuk."

Bukan hanya Yuri yang terkejut dengan ucapan Seungwoo. Jinhyuk pun. Ia menatap Seungwoo yang lurus menatap Yuri dan tersenyum pada gadis itu. Bahkan dengan rangkulan di bahu, Jinhyuk merasa canggung. Oh, dan juga Seungyoun yang berdiri di kejauhan juga penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Seungwoo.

"Kamu siapa?"

Seungwoo tersenyum. "Anaknya Presdir Han Jungwoo. Temen kampus Jinhyuk. Lo siapa?"

Yuri menatap Jinhyuk dan Seungwoo bergantian. Jinhyuk bisa melihat kalau Yuri juga risih dengan nada bicara Seungwoo.

"Yuri, sorry, ya. Lain kali ajah. Kalo bisa kamu tanya dulu, aku bisa anter kamu apa engga. Soalnya aku lagi sibuk sama tugas kuliah," tutur Jinhyuk.

"Oh, yaudah deh kalo kamu gak bisa. Tapi lain kali, kalo aku bikin janji sama kamu, harus diusahain ya."

Jinhyuk mengangguk. Kemudian Yuri pergi meninggalkan mereka berdua. Seungwoo tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya. Setelah Yuri cukup jauh, Jinhyuk melepaskan rangkulan bahu Seungwoo. Ia berjalan sedikit menjauh dan menatap pemuda itu lekat.

"Thanks. Walaupun lo sebenarnya gak perlu lakuin itu."

Seungwoo mengangkat bahu. "Tipe cewek yang suka mentingin keinginan dia doang. Kalo gak pake cara straight-foward buat nolak, dia gak bakal berenti. Paling nanti dia misuh-misuh gak jelas. Tapi serius, Hyuk. Beneran gak mau nemenin makan siang? Serius deh, gue antar ke tempat part-time lo."

Sekalian gue mau minta maaf soal kemarin. Gue kepikiran banget.

Jinhyuk menghela nafas pendek. Rasanya ucapan Seungwoo bertolak-belakang dengan apa yang dilakukannya sekarang.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now