Bagian 40

357 72 9
                                    

"Ma? Maaf, Jinhyuk gak bales pesan Mama semalam," cicit Jinhyuk.

Sang Mama yang tengah menyiapkan sup untuk sarapan, melirik pada Jinhyuk yang berdiri di sebelahnya dengan kepala tertunduk. Pemandangan yang mengingatkan beliau pada sosok Jinhyuk kecil. Jinhyuk kecil yang baru pertama-kali datang dari Yeosu setelah bundanya meninggal. Jinhyuk kecil yang selalu bersikap kaku pada beliau.

Mama menghela nafas pendek. Ia sedikit menunduk untuk melakukan kontak mata dengan Jinhyuk. "Hey.. angkat kepalamu, sayang."

Jinhyuk menurut. Mama tersenyum lalu mencubit lembut pipi putra sulungnya.

"Mama cuma khawatir, kak. Kamu tiba-tiba ajah pamit pergi bahkan gak habisin makan malam. Dan semua pesan dari Mama, gak ada satu pun yang kamu balas. Kata Papa, kamu sampai rumah jam dua pagi."

"Maaf..."

Mama menggeleng. Beliau mengusap tangan Jinhyuk lembut. "Jangan dilakuin lagi, ya, kak. Kalo kamu mau pergi sama temen, kamu bisa ijin. Mama gak akan larang selagi kamu gak pergi ke tempat-tempat yang bahaya. Janji ya, kakak?"

"Iya, janji."

Mama lalu kembali menuangkan sup ke dalam mangkuk lainnya. "Terus semalam kamu pulang diantar siapa? Gak mungkin sendiri dengan taksi kan, kak?"

"Err.... Sama Seungwoo."

Mama mengernyit. Beliau tengah berusaha mengingat nama Seungwoo itu. "Putra Pak Han? Yang kita pernah ketemu di acara charity? Kemarin, kamu ketemu sama dia?"

"Iya.." jawab Jinhyuk singkat. "Ini aku bawa ke meja makan, ya, Ma."

Jinhyuk lalu meraih tray berisi empat mangkuk sup itu lalu membawanya ke meja makan.

*****

Seungwoo mengernyit saat ia mendengar suara pintu apartment terbuka. Dengan setengah mengantuk, Seungwoo turun dari tempat tidur dan keluar kamar untuk melihat siapa yang datang. Matanya setengah terbuka ketika sosok kak Sunhwa muncul dari hallway dengan membawa sebuah eco-bag.

"Baru bangun banget?" ujar kak Sun yang langsung ke meja makan.

Seungwoo mengikuti sang kakak. "Iya. Sampe apart jam setengah tiga. Kenapa deh tiba-tiba dateng ke apart?" ujarnya sembari duduk di salah satu kursi.

Seungwoo merebahkan kepalanya di atas meja. Masih mengantuk.

Sunhwa hanya bisa menggeleng melihat kelakuan adiknya. Ia membuka eco-bag tersebut dan mengeluarkan beberapa kotak makanan. "Mama yang nyuruh. Ada beberapa side-dish. Jangan lupa dimakan ya."

Seungwoo bergumam pelan. Matanya terpejam perlahan.

"Kapan Seungsik balik?"

"Nggak tau," jawab Seungwoo pelan. Ia menghembuskan nafas lalu mengangkat kepalanya. Memperhatikan kak Sun yang tengah memasukkan beberapa kotak side-dish ke lemari pendingin. "Weekend ini paling."

"Oh." Kak Sun lalu kembali ke meja makan dengan membawa beberapa piring serta sumpit dan sendok. "Mandi sana. Kakak siapin sarapan buat kamu."

"Gak mau, ah. Males. Dingin."

"Udah jam sembilan, Han Seungwoo. Paling engga, cuci muka sama gosok gigi."

Seungwoo mendesah lalu berdiri. Kakaknya akan terus bicara kalau dia tidak menurut. Sementara Seungwoo di kamar mandi, Sunhwa menyiapkan sarapan untuk adiknya. Sup rumput laut, egg-roll dan ikan marakel pedas. Kesukaan Seungwoo. Setelah menyiapkan sarapan, Sunhwa pergi ke ruang tengah untuk membuka gorden, namun ia melihat sebuah music box di atas coffee table.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now