Jinhyuk berada di gedung rektorat saat mendengar berita kemenangan team Seungwoo di kompetisi moot court di Singapura. Well, lebih tepatnya, Jinhyuk mendengar suara teriakan histeris salah satu staff yang mendapatkan kabar tersebut. Jinhyuk tersenyum tipis melihat staff-staff lain juga ikut bergembira saat mengetahuinya.
Dua hari lalu, Yohan sempat bercerita kalau team FH SNU sering memenangkan kompetisi moot court, kecuali untuk kompetisi tahunan yang di selenggarakan di Singapura. Team SNU hanya selalu mencapat semi-final atau bahkan berhasil masuk final tapi jarang sekali keluar sebagai juara. Jadi, mungkin kemenangan ini benar-benar kegembiraan yang luar biasa.
"Jinhyuk...?"
Jinhyuk menoleh pada staff yang memanggil namanya. "Ya, Pak Kim?"
Pak Kim lalu menyodorkan satu bundle file pada Jinhyuk dan tersenyum tipis. "Rasanya sulit ya melepas kamu."
"Maaf, ya Pak Kim."
Pak Kim adalah satu asisten pengajar di KLE. Beliau juga yang sering membantu Jinhyuk untuk mengatur jadwal perkuliahannya sejak awal masuk agar tidak bentrok. Sekarang, Pak Kim membantu Jinhyuk untuk terakhir kalinya terkait ujian akhir semester di KLE.
"Kamu gak salah apa-apa, kok minta maaf terus. Walaupun udah gak di KLE lagi, sering-sering datang ya. Ketemu professor-professor di sana. Baik-baik di FE. Kalau ada professor yang galak, kasih tau saya. Nanti saya aduin ke dekan."
Jinhyuk hanya bisa tertawa. "Iya, Pak. Saya berterima-kasih sama Pak Kim udah bantu saya selama empat semester ini. Maaf sering ngerepotin bapak tiap kali pengajuan studi-plan dan menjelang ujian. Seengaknya bapak gak ikutan pusing mikirin studi-plan saya buat semester depan."
"Kamu ini! Nggak ada yang merasa direpotin, Jinhyuk. Karena kamu sekarang fokus di satu jurusan, saat wisuda nanti, saya pengen liat kamu kepilih jadi valedictorian, ya."
Jinhyuk tersenyum lebar. "Saya gak janji, ya Pak. Tapi saya usahain."
*****
"Jinhyuk!!" seru Byungchan dengan keras saat melihat sosok Jinhyuk berjalan mendekati meja kantin.
Sebelumnya, Chan memaksa agar mereka makan siang bersama di kantin utama. Sedikit lebih dekat dari gedung rektorat dibandingkan Jinhyuk harus memutar jauh ke kantin fakultas. Jinhyuk tersenyum ketika Chan melambaikan tangannya. Sudah ada Sejin dan Wooseok juga.
"Yang lain mana? Youn gak kampus, Jin?" tanya Jinhyuk seraya melepas tas ranselnya menaruhnya di kursi kosong sebelahnya.
Sejin menggeleng. "Youn lagi sibuk nganter Mamanya. Gak tau ke mana. Dia gak bilang."
"Yohan sibuk sama persiapan simulasi moot court dia," kata Wooseok
Kemudian Chan menambahkan, "Hangyul gak bales chat dari tadi."
Jinhyuk mengangguk paham.
"Gimana di rektorat? Udah kelar urusannya?" tanya Sejin.
Alis Chan bertaut. "Urusan apa?"
Jinhyuk menyengir. "Gue milih FE. Tadi ngurus sisa dokumen pengunduran diri dari KLE."
"HAH?!" seru Wooseok dan Chan bersamaan.
Chan lalu sedikit mengubah posisi duduknya hingga menghadap Jinhyuk –well, karena dia yang duduk di sebelah Jinhyuk. "Serius, Hyuk? Lo jadinya milih FE? Dan kayaknya lo belom lama deh minta pendapat kita tentang dua opsi lo itu."
"Iya, Chan. Udah gue pikirin baik-baik kok. Rasanya agak egois juga kalo gue bersikeras buat pertahanin KLE dan FE. Kalian juga bilang kan, kalo gue harus fokus sama kesehatan gue. Jadi, gue pilih fokus di FE ajah sampe lulus," jelas Jinhyuk.
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***