Seungyoun mengernyit saat Jinhyuk datang ke rumahnya. Hari Senin memang jadi hari malas bagi Seungyuoun untuk pergi ke kampus, tapi ia tidak menyangka kalau Jinhyuk akan bolos satu kelas terakhirnya. Keduanya lalu pergi ke belakang rumah. Selain kamar Youn, Jinhyuk hanya lebih suka kalau mereka mengobrol di taman belakang rumah.
Lebih sunyi dan aman. Soalnya di beberapa ruangan rumah Youn dipasang CCTV sama Papa Cho. Bilangnya untuk jaga-jaga supaya tidak kemalingan. Tapi kebanyakan hanya ingin memergoki Youn yang terkadang sering kabur tengah malam –entah ke mana.
"Tumben gak kelas Prof. Kim," ujar Youn.
Jinhyuk duduk di salah satu ayunan kayu yang sudah ada lama. Kata Youn, bahkan sebelum ia lahir ayunan itu sudah ada. Mungkin untuk dibuat untuk Kyuhyun –abangnya Youn. "Udah ijin sama Prof. Kim. Trus dikasih tugas yang seharusnya jadi kuis dadakan hari ini. Besok harus gue email sebelom jam sepuluh."
"Tau deh, yang kesayangan dosen," dengus Youn.
Iya, Jinhyuk itu memang kesayangan dosen. Baik di KLE maupun FE. Bukan karena keluarganya –jujur selain dekan dan rektor kampus, tidak ada satu dosen pun yang tahu kalau Jinhyuk itu sebenarnya anak wakil menteri Lee Dongwook. Jinhyuk jadi kesayangan karena selain memang pintar, Jinhyuk juga gak pernah berbuat aneh-aneh di kampus. Mahasiswa teladan.
Satu dosen dari FE pernah mengusulkan namanya untuk naik jadi kandidat BEM –iya barengan Seungwoo juga– tapi Jinhyuk menolak. Dia bilang tidak ada waktu untuk mengurus BEM dengan kuliahnya di dua jurusan yang berbeda jauh.
Tapi selain alasan itu, Youn tahu kalau Jinhyuk tengah menjaga identitasnya. Jinhyuk tidak ingin menimbulkan masalah. Dia hanya ingin kuliah dan lulus dengan tenang. Masih ada dua setengah tahun lagi.
"Tapi serius, Hyuk. Lo biasanya kalo pun bolos bakal ke convenience store. Tapi lo malah ke sini."
Jinhyuk berayun pelan. Tapi karena kakinya terlalu panjang, jadi terseret-seret. "Youn, lo gak cerita tentang convenience store ke siapa-siapa kan?"
"Engga kok. Bahkan Seungwoo taunya lo kerja part-time di sana. Walaupun itu convenience store punya lo. Emang kenapa sih?" tanya Seungyoun yang makin penasaran.
Iya, convenience store itu memang punya Jinhyuk. Dia investasi ke usaha waralaba dan membuka convenience store. Awalnya cuma iseng buat tugas-tugas awal kuliah di semester tiga kemarin. Tapi akhirnya, Jinhyuk serius mengurusnya. Di dokumennya memang bukan pakai nama Jinhyuk tapi nama Seungyoun. Karena jika keluarganya tahu, Jinhyuk bisa kena masalah. Tapi 100% convenience store itu punya dia. Makanya, Jinhyuk sering ke convenience store itu dan terkadang menjaga kasir sebelum pekerja part-time yang asli datang atau tengah beristirahat.
Salah satu alasan kenapa Jinhyuk memilih lokasi yang jauh dari kampus, agar tidak ketahuan oleh mahasiswa lain. Tapi siapa sangka kalau dia malah bertemu dengan Han Seungwoo. Beruntungnya, Seungwoo hanya menganggap kalau Jinhyuk bekerja part-time. Jadi, Youn dan Jinhyuk hanya mengikuti asumsi yang dibuat oleh Seungwoo sendiri.
"Tadi ketemu sama Seungwoo di taman danau."
Youn mengernyit. "Dia ngomong sesuatu sama lo?"
"Cuma cerita ajah. Kenapa dia penasaran sama gue. Soalnya gue tanya, kenapa dia mau jadi temen gue," tutur Jinhyuk yang kini hanya memandangi sepatunya.
Youn menatapnya bingung. Ia tidak bisa melihat ekspresi Jinhyuk karena tertutup oleh topi di kepala Jinhyuk. "Terus?"
Jinhyuk menarik nafas lalu mengangkat kepalanya, membalas tatapan Youn. "Yaudah gitu ajah. Menurut lo gimana? Seungwoo kan temen lo."
"Ya, terserah ajah. Kan yang buka hati, itu lo. Senyaman lo ajah sama dia. Lagian lo juga susah kan buka hati. Wooseok sama Chan ajah butuh usaha buat lo bisa nyaman sama mereka. Sampe mereka tahu gimana kondisi lo. Walaupun gak semuanya. Seungwoo bahkan tau kalo lo anak Om Dongwook, tapi yang lain gak tau. Walaupun gak sengaja juga."

YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***