Bagian 60

353 79 6
                                    

Seungwoo menuruni anak tangga dengan wajah yang terlihat sedikit bengkak.

Setelah dari rumah Seungyoun, dia memilih pulang ke rumah dibandingkan apartment yang sepi. Karena Seungsik juga sudah pulang ke rumahnya di Incheon –untuk liburan semester. Jadi, dibandingkan tidur di apartment sendirian, lebih baik pulang ke rumah walaupun jaraknya cukup jauh.

Terlebih setelah pembicaraan Seungwoo dengan Seungyoun semalam.

Setelah Seungwoo memberikan pengakuan kalau dia sudah mencium Jinhyuk –pembelaan lainnya, Jinhyuk tidak menolak ciumannya. Sudah ada consent dari yang bersangkutan. Dan Seungyoun juga tidak berkomentar apa-apa tentang ciuman itu. Tapi rasanya, Seungwoo merasa tidak enak hati dengan Seungyoun.

Oh, mengenai wajah bengkaknya? Tidak, bukan karena dipukul. Saat sampai rumah hampir pukul sebelas malam, Seungwoo kembali lapar dan makan mie instan sampai dua bungkus lalu tidur. Jadi, pagi ini wajahnya swollen gitu.

"Muka kamu bengkak banget dek," tukas kak Sun yang masih ada di meja makan begitu melihat adiknya yang baru bangun. Padahal waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Seungwoo bergumam pelan. Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air. "Semalem, sebelum tidur makan mie instan dulu."

Kak Sun hanya bergumam pelan sembari menikmati kopi paginya. Seungwoo mengambil duduk di kursi di hadapan kak Sun. Ia meneguk air minum yang dibawanya sampai habis.

"Kok belum berangkat ke kantor?" tanya Seungwoo.

Kak Sun memperhatikan adiknya lekat. "Nanti. Ada meeting di luar kantor soalnya."

Seungwoo mengangguk. Ia berusaha membuka matanya sepenuhnya. Dan melihat dihadapannya sudah ada sepiring French toast.

"Mama yang bikin? Biasanya gak pernah bikin toast buat sarapan."

"Kakak yang buat. Papa sama Mama pergi pagi-pagi buat ke Daejeon. Kamu liburan gak ke mana-mana?"

Seungwoo mengambil satu potong toast dan menggigitnya. "Emang mau ke mana?"

"Mainlah sama temen-temen kamu. Sebelum sibuk semester lima. Sama pemilihan BEM."

Seungwoo mendelik pada kakak perempuannya. "Aku gak ngajuin diri jadi BEM, kak."

"Ya kali gitu. Kamu beneran mau ngajuin diri, setelah omongan Seungyoun selama ini."

Seungwoo menghabiskan gigitan terakhir toastnya. Lalu mengambil satu potongan lainnya. Sunhwa masih memperhatikan adiknya dengan baik-baik. Entah mengapa, rasanya ada yang berbeda dari adiknya. Seungwoo melirik kakaknya.

"Kenapa?" tanyanya dengan mulut penuh.

"Kamu gak papa, dek?"

Seungwoo menelan rotinya. "Gak papa gimana? Emang aku kenapa?"

"Ya gak tau. Makanya, kakak nanya kamu. Gimana sih? Ditanya, malah nanya balik."

Seungwoo lalu meraih teko air dan mengisi gelasnya lagi. Ia meneguk hingga setengah sebelum merespon ucapan kakaknya. Seungwoo menatap gelasnya. "Kak..."

"Hm?"

"Aku lagi suka sama seseorang."

*****

Jinhyuk tengah sibuk dengan deret buku-buku di rak kayu besar. Sedangkan Mama sedang sibuk berdiskusi dengan team untuk acara charity berikutnya. Hari ini, Jinhyuk ikut Mama ke kantor foundation YooNation. Salah satu usaha Mama untuk melibatkan Jinhyuk ke dalam kegiatan charity keluarga Yoo di masa depan.

Ruangan di salah satu kantor YooNation didesain seperti perpustakaan dengan rak-rak kayu mahogany besar berisi koleksi buku-buku milik keluarga Yoo –lebih banyak koleksi dari mendiang Yoo Il Sang. Di tengah ruangan tersebut ada beberapa meja dengan sofa elegan yang sering dijadikan tempat meeting. Seperti sekarang ini.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now