Bagian 69

359 61 14
                                    

Jinhyuk tengah memilih deret dessert yang tersaji ketika Mama tiba-tiba menghampiri dan membawanya untuk diperkenalkan dengan beberapa teman Mama dan Papa yang belum pernah ditemui Jinhyuk.

Sedikit canggung, Jinhyuk mengenalkan diri dan menjawab beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh kolega-kolega Papa dan Mama tersebut. Hanya pertanyaan-pertanyaan standar sebenarnya. Jinhyuk sendiri pun sudah terbiasa, hanya saja kali ini sedikit berbeda.

Jinhyuk merasa ada seseorang yang tengah memperhatikannya. Tapi ketika ia memperhatikan sekeliling tidak ada yang terlihat mencurigakan.

"Kenapa, kak?"

Jinhyuk kembali menatap Mama lalu menggeleng. "Ma, kakak sama temen-temen kakak dulu, ya?"

Tapi sepertinya raut khawatir Mama tidak mudah hilang begitu saja. Jinhyuk tersenyum tipis dan meraih tangan Mama untuk menggenggamnya lembut. Mama lalu hanya mengangguk. Jinhyuk lalu berpamitan pada teman-teman Mama dan menghampiri Sejin dan Wooseok yang tengah mengobrol dekat jendela besar yang mengarah ke arah taman.

Malam ini, salju kembali turun membuat taman dipenuhi dengan hamparan salju putih. Dan walaupun sebenarnya acaranya di dalam ruangan, karena hall-nya menghadap ke arah taman, Kyuhyun tetap memberikan instruksi untuk menghias taman. Ini memang sudah bulan Februari, tapi dekorasi dengan fairy-light seperti kembali menghidupkan suasana Natal di hari kasih sayang ini.

"Selamat, lo berhasil kabur," tukas Sejin ketika Jinhyuk menghampirinya dan Wooseok.

Jinhyuk tertawa kecil dan menatap ke arah taman. "It's pretty."

Sejin dan Wooseok setuju dengan pernyataan Jinhyuk. Kedua pemuda yang terlihat lebih kecil dibandingkan Jinhyuk itu masing-masing menangkup segelas coklat hangat.

"Kayaknya keluarga Cho paling berbakat di dunia seni. Padahal Youn sama Bang Kyuhyun sama sekali gak ngambil jurusan seni," ujar Wooseok.

Jinhyuk sedikit menyenggol lengan Wooseok. "Jangan lupain, calon mantu yang berdiri di sebelah kita, bakat seninya juga gak main-main."

Wooseok melirik Sejin dan tertawa kecil. Sementara Sejin hanya mendengus lalu menyeruput minumannya perlahan. Byungchan tiba-tiba menghampiri mereka bertiga. Ia merangkul bahu Jinhyuk.

"Tega banget gue ditinggal," protes Byungchan.

Sejin lalu mengucapkan sesuatu. Tapi Jinhyuk seperti mengabaikan obrolan ketiga temannya itu, karena sekali lagi ia mendapati perasaan seperti sedang diperhatikan.

Jinhyuk menarik nafas panjang. Rasanya tidak nyaman tapi Jinhyuk juga tidak bisa bilang apa-apa tanpa bukti. Lalu berusaha dengan se-natural mungkin, Jinhyuk sedikit berbalik memperhatikan hall yang begitu ramai. Para undangan tengah saling bersosialisasi.

Kyuhyun dan Siwon juga tengah mengobrol dengan beberapa undangan. Seungyoun juga 'dipaksa' untuk menemani orang tuanya menyalami kolega-kolega Papanya. Hangyul sedang bersama Yohan di meja prasmanan, mencicipi beberapa menu. Tapi entah ke mana perginya Seungwoo.

"Kenapa, Hyuk?" tanya Wooseok.

Jinhyuk tersadar lalu menatap Wooseok dan Sejin yang memandanginya dengan khawatir.

"Gak papa," ujar Jinhyuk. "Tapi, ada yang liat Seungwoo? Gak keliatan dari tadi."

"Oh, kak Seungwoo tadi ke toilet," jawab Byungchan.

Jinhyuk hanya menggumam pelan. Ia kembali berusaha menangkap 'orang' yang diam-diam membuatnya tidak nyaman. Tapi sekali lagi, dia tidak menemukan apa pun. Jinhyuk menghela nafas lalu melepaskan rangkulan Byungchan yang membuat pemuda dengan lesung pipi itu mengernyit.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now