Rasanya Seungwoo ingin kabur.
Ruangan ballroom sebuah hotel dengan dekorasi mewah layaknya sebuah istana dengan penuh nuansa emas dan kristal, wine-wine mahal, makanan dengan porsi kecil yang Seungwoo yakin akhirnya akan dibuang karena tidak habis. Padahal di luar ruangan ini, ada begitu banyak orang yang kelaparan. Ruangan yang dipenuhi oleh orang-orang dari kalangan elit dengan jumlah kekayaan yang melimpah.
Bahkan sepertinya, Seungwoo sempat melihat sosok Presiden yang datang. Tapi, dia tidak peduli.
Jika bukan karena kakaknya, Seungwoo mungkin lebih memilih menghabiskan hari terakhir di tahun ini di apartment dengan ditemani beberapa kaleng beer. Ia dan Seungsik bisa memesan ayam bumbu pedas.
Ugh, baiklah. Jika bukan karena kakaknya dan keinginan Seungwoo untuk bisa melihat sosok Jinhyuk.
Tapi bahkan hampir setengah jam, sejak ia datang, Jinhyuk sama sekali belum terlihat. Seungwoo sendiri memilih kabur ke area meja makanan dengan segelas wine di tangan. Ia memilah-milah pastry mana yang ia akan coba selanjutnya.
Hingga...
"Makan mulu, Pak!"
Seungwoo menoleh setelah mendapat tepukan di punggungnya. Seungyoun, lengkap dengan tux hitamnya dan tatanan rambut yang klimis, terlihat begitu berbeda dengan style-nya untuk pergi ke kampus.
"Lo baru sampe?"
Seungyoun mengangguk. "Tuh, nungguin abang gue dulu."
Seungwoo lalu melirik arah yang ditunjuk Seungyoun dengan dagunya –memang tidak sopan– ke arah sosok Kyuhyun yang tengah bersama Prof. Choi. Well, jika keluarga Cho sudah sering mengajak sang professor datang ke acara formal seperti ini, rasanya acara pernikahan tidak perlu menunggu lama.
"Abang lo ganti warna rambut lagi?"
Terakhir kali, Seungwoo bertemu dengan Kyuhyun, warna rambutnya adalah soft pink. Tapi kali ini, warnanya blond-greyish –atau apalah warnanya, yang penting agak terlihat abu-abu.
Youn mengedikkan bahu. Ia lalu mengambil segelas wine dan menyesapnya. "Dia bilang mau eksperimen. Sebelum nanti dilarang-larang."
"Emang Prof. Choi tipikal yang begitu?"
"Ya, gak tau juga. Yang pacaran kan abang gue. Lagian gue cuma men-quote omongan abang. Oh ya, udah ketemu sama Jinhyuk?"
Seungwoo menggeleng. "Belom. Gak keliatan dari tadi. Ada kemungkinan dia gak dateng gak sih? Hangyul juga gak ada, kayaknya."
"Tch! Jinhyuk? Gak dateng? Ini tuh bagi dia, kayak udah acara wajib. Tapi gue denger, sekalian mau ngenalin Jinhyuk secara resmi kan? Ya, paling masih diumpetin. Biasa, kayak macam debutan royalty. Kalo Hangyul, bocahnya kabur sama Yohan. Seharusnya dia dateng, tapi bodo amat. Engga bakal ditanyain juga, kata dia."
Seungwoo mengangguk kecil, lalu menyesap wine-nya dan memperhatikan sekeliling mereka. Rasanya Seungwoo seperti masuk ke dunia yang begitu berbeda. Orang tuanya mungkin memiliki status kelas atas dan sering-kali mendapatkan undangan-undangan resmi, tapi dengan melihat secara langsung acara formal seperti ini, Seungwoo tidak tahu apakah ia bisa mengikuti jejak orang tuanya.
Seungwoo melirik ke arah Youn. Dari ekspresinya, Seungyoun juga sama saja. Ia kemudian tersenyum tipis. Setidaknya mereka terjebak dalam situasi yang sama.
"Youn, emang keluarga Yoo kayak gimana sih? Kalo keluarga Lee, pahamlah gue."
Youn terlihat berpikir sejenak.
"Nggak ngerti ya. Bukan ranah gue, paling nyokap yang tahu menahu soal hal begini. Tapi, gue denger sih, keluarga Yoo masih ada garis keturunan kerajaan gitu deh. Nggak tau dari raja yang mana. Bukan garis keturunan langsung sih. Tapi tetep ajah kan, namanya juga royalty. Udah dari lama banget, keluarga Yoo tuh aktif buat kegiatan sosial dan sering bikin acara begini buat nyari donatur. Dulu sih katanya yang paling sering, mendiang ayahnya Tante Inna."
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***