Bagian 31

422 74 2
                                    

Jinhyuk kembali ke kampus di hari Jumat setelah dua hari dikurung di rumah sama Mama karena tidak boleh kelelahan. Padahal, Jinhyuk sudah merasa cukup sehat dan ingin kembali ke kampus di hari Kamis. Tapi Mama mengancamnya dengan menemaninya seharian di kampus.

Ya, kalau ancamannya itu, lebih baik Jinhyuk di rumah. Tidak peduli dengan tumpukan tugas dari dosen karena dia tidak masuk kelas dua hari. Jadi, walaupun hanya di rumah, Jinhyuk lebih banyak menghabiskan waktu di kamar untuk menyelesaikan semua tugas yang dikirim oleh dosen-dosennya.

Jinhyuk memasuki common room dan menghampiri Seungyoun yang tengah berdiskusi dengan temannya dari kelas yang berbeda. Ia tersenyum lalu menepuk bahu Seungyoun.

Seungyoun sontak menoleh dan terkejut melihat Jinhyuk. "Heh?! Gue pikir lo baru balik ke kampus minggu depan."

"Apaan sih. Cuma kecapean ajah," tukas Jinhyuk.

"Udah sehat lo, Hyuk?" tukas Yuvin –salah satu teman Youn.

Jinhyuk hanya sekedar mengenalnya. Mereka pernah dua atau tiga kelas yang sama. Tapi Jinhyuk tidak begitu akrab, hanya sering bertegur sapa kalau bertemu.

Oh, iya. Kabar kalau Jinhyuk sakit beredar cepat karena Seungyoun yang tidak kembali ke kelas setelah menerima panggilan dari Jinhyuk. Seungyoun sendiri hanya mengatakan kalau Jinhyuk hampir pingsan karena kelelahan setelah mengurus seminar.

Sebenarnya, itu membuat team panitia merasa bersalah karena Jinhyuk memang lebih banyak yang turun tangan saat persiapan. Tapi Jinhyuk mengirim pesan di group chat panitia kalau itu bukan kesalahan mereka. Jinhyuk sudah memberitahu kalau dia sudah mengirim laporan ke Prof. Go, yang dibalas omelan dari Chungha. Tapi Jinhyuk hanya terkekeh tidak jelas dan mengatakan sudah terlanjur dia yang menyelesaikannya.

"Iya, Vin. Boleh pinjem Youn bentar, gak?" tanya Jinhyuk.

"Ambil gih. Dari tadi udah berargumen gak jelas anaknya," tukas Yuvin.

Seungyoun mendengus. Ia meraih ponselnya. "Gue titip tas, ya."

Yuvin mengangguk. Kemudian Jinhyuk dan Seungyoun berjalan keluar dari common room tersebut.

"Mau ngobrol apa?" tanya Seungyoun saat mereka sudah di luar common room. "Tapi lo beneran udah sehat?"

"Bener, Youn. Jangan kayak nyokap deh. Gue bosen tau di rumah. Cuma di kamar ngerjain tugas dari dosen karena gak masuk kelas," ujar Jinhyuk.

Keduanya lalu berjalan ke arah selasar menuju kantin.

"Kalo ngerasa gak enak badan, langsung pulang, ya?"

"Iya, Cho Seungyoun. Bawel banget deh."

"Tapi lo mau ngomong apaan deh? Kok kita ke kantin sih?"

Jinhyuk melirik Seungyoun dengan ragu. Mereka hampir sampai di kantin yang ramai, padahal ini baru pukul setengah sembilan pagi.

"Mau beli roti buat sarapan. Dan gue cuma mau ngasih tau lo ajah sih. Biar lo gak kaget."

Seungyoun mengernyit. Ia menghentikan langkahnya. Mereka masih berada di tengah selasar. Jinhyuk menatap sahabatnya dengan serius.

"Gue punya dua opsi."

Seungyoun bisa langsung menebak saat Jinhyuk bicara seperti itu. Ia menghela nafas panjang lalu memperhatikan sekitar. Ada begitu banyak mahasiswa yang berlalu-lalang dan bisa mendengar obrolan mereka. Entah apa alasan Jinhyuk bicara mengenai hal itu di tempat ramai. Biasanya, Jinhyuk memilih kelas yang sepi atau mungkin mereka bisa bicara di mobil.

"Lo udah bikin keputusan?"

Jinhyuk mengangkat bahunya. Ia memasukkan kedua tangannya dalam saku jaket. "Masih ada waktu. Tapi gak banyak."

Portrait of YouWhere stories live. Discover now