Bagian 7

424 75 6
                                    

"Kak Woo!!"

Seungwoo menoleh. Dia baru keluar dari ruangan Prof. Jang ketika ada seorang adik tingkat yang memanggilnya. Lee Eunsang, anak semester dua. Temannya Yohan juga. Seungwoo tersenyum tipis.

"Kenapa Sang?" tanya Seungwoo pada adik tingkatnya tersebut.

Eunsang tersenyum lebar padanya. "Mau pinjem buku boleh? Kata kak Woo, Eunsang boleh pinjem buku-buku lama kakak."

Seungwoo tertawa. Keduanya lalu berjalan menyusuri koridor gedung untuk menuju pintu keluar.

"Boleh. Buku apa ajah?"

"Nanti aku kirim listnya ya? Gak papa kan kalo banyak?"

"Iya. Asal bukunya dijaga baik-baik. Siapa tahu kakak butuh bukunya lagi."

Eungsang mengangguk. "Siap! Aku jagain bukunya!"

Kini Seungwoo dan Eunsang sudah berada di luar gedung. Seungwoo berniat mengajak Eunsang makan siang di kantin ketika ia melihat sosok Hangyul berlari kencang. Sekilas wajahnya terlihat khawatir. Seungwoo mengernyit.

Dilihat dari arah berlari Hangyul, sepertinya ia baru dari gedung olahraga. Biasanya anak klub taekwondo sering latihan di sana –gantian dengan anak klub olahraga lainnya. Tapi kenapa Hangyul berlari seperti kesetanan seperti itu?

"Kak Woo? Kenapa?" tanya Eunsang.

Seungwoo menoleh pada Eunsang lalu menggeleng. "Kamu ada kelas lagi gak, Sang?"

"Ada sih. Tapi nanti rada siang. Eunsang mau ke fakultas Junho dulu."

Yah, gak ada temen makan siang deh.

"Oh, yaudah deh. Nanti kamu kirim list bukunya ya, Sang. Senin kakak bawain."

*****

Seungwoo baru saja ikut duduk bergabung dengan Park Sunho –kakak tingkatnya beda dua semester– ketika ia mendengar pembahasan tentang Daniel. Seungwoo mengernyit. Karena dia tidak tahu awal bahasan percakapan Sunho dan beberapa temannya –ada Yury, Jaehwan dan Aron.

"Ngomongin apa sih? Kak Daniel kenapa?" tanya Seungwoo penasaran.

Yury menatap Seungwoo lekat. "Ada yang berantem di ruangan klub fencing. Emang suka cari gara-gara ajah. Terus Daniel kesulut. Sekarang lagi diurus kemahasiswaan."

Seungwoo makin tidak mengerti. Siapa yang memulai provokasi sampai Daniel bisa murka? Padahal kakak tingkatnya itu termasuk orang paling sabar. Sunho yang duduk di sebelah Seungwoo lalu sedikit memberi penjelasan.

"Kenal berandalan dari teknik mesin, Han Jungho kan?"

Seungwoo mengangguk.

"Nah, tadi tuh dia tiba-tiba dateng ke klub fencing. Ada yang bilang langsung marah-marah gak jelas gitu. Gak tahu masalahnya apaan. Rumornya sih ada satu anak klub fencing deketin ceweknya. Tapi gak tau siapa. Di ruangan klub ada beberapa orang. Mereka berusaha ngusir Jungho. Tapi anaknya malah makin jadi sampe mukul satu orang. Daniel yang baru dateng langsung kesulut emosi dan ngebales Jungho. Seongwu sampe dibantu lima orang buat misahin mereka. Satpam bahkan sampe dateng buat megangin Jungho. Sekarang Jungho sama Daniel lagi disidang di ruang kemahasiswaan. Katanya Prof. Choi sampe dateng."

Seungwoo kini paham. Han Jungho dari kabar yang beredar di kampus emang tipikal berandalan dari sekolah menengah. Bahkan tidak ada yang tahu bagaimana pemuda itu bisa masuk SNU dengan track-recordnya –apalagi diterima di fakultas teknik pula. Rumornya keluarga Han Jungho bayar pihak kampus. Tapi tidak ada yang bisa memberikan bukti.

Seungwoo sampai bergidik. Bagaimana bisa ia berbagi marga dengan pemuda berandalan itu.

"Eh tapi gimana kabar orang yang dipukul Jungho? Gue denger sampe berdarah padahal cuma kena satu pukulan," sahut Aron.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now