Seungwoo menyampirkan strap tas dufflenya ke bahu dan mengikuti Seungyoun menuju pintu keluar bandara. Mereka baru sampai di Yeosu. Setelah berdebatan panjang, akhirnya Seungyoun memutuskan kalau ia dan Seungwoo yang pergi ke Yeosu untuk mencari Jinhyuk. Walaupun Seungwoo tidak mengerti kenapa harus dia yang ikut, tapi Seungwoo hanya bisa menurut ketika Youn sudah memesan tiket pesawat.
Mereka sampai di bandara Yeosu sekitar pukul tujuh malam. Tadi setelah dari taman kota, Seungwoo pulang ke apartment hanya untuk mengemas beberapa baju lalu bertemu Youn di bandara Gimpo. Karena penerbangan mereka pukul setengah lima sore.
"Youn.." Seungwoo sedikit berlari untuk menyamai langkahnya dengan Seungyoun.
Kata Seungyoun, ia sudah menyewa mobil dan akan diantarkan ke bandara. Tapi Seungyoun tidak mengatakan apa pun di mana mereka akan tidur.
"Langsung nyari Jinhyuk ato gimana?"
Youn melirik Seungwoo. "Langsung nyari Jinhyuk. Syukur-syukur kalo dia ada di rumah."
"Rumah? Jinhyuk punya rumah di sini?"
Youn hanya bergumam pelan. Kini mereka berdua berjalan menuju area parkir. Seungyoun mendapatkan pesan kalau pegawai penyewaan mobil sudah menunggu mereka di parkiran bandara. Dengan bermodal nomor plat mobil yang dikirimkan, Seungyoun mencari mobil tersebut.
"Tuan Cho?"
Seungyoun mengangguk. Pegawai itu memberikan kunci mobil pada Seungyoun.
"Jika anda sudah selesai, anda bisa menghubungi kami. Kami akan mengambil mobilnya di mana anda akan meninggalkannya nanti."
"Terima kasih," ucap Seungyoun.
Kemudian pegawai itu pergi dan Youn bergegas masuk ke dalam mobil. Seungwoo menghela nafas lalu berputar ke sisi sebelah kanan. Ia membuka pintu belakang dan melempar tas dufflenya ke jok mobil. Lalu membuka pintu co-driver dan memanjat masuk.
"Lo tau di mana alamat rumahnya?" tanya Seungwoo sembari memasang seatbelt.
Sedangkan Youn menyalakan mesin mobil. "Sebenernya engga. Tapi Jinhyuk pernah bilang rumah itu deket pantai ungcheon. Jadi, gampanglah nyarinya. Bisa tanya orang," ujarnya sembari mengotak-atik GPS di mobil tersebut.
Seungwoo memutar matanya. Intinya mereka datang ke Yeosu benar-benar tanpa persiapan. Bahkan asumsi kalau Jinhyuk pergi Yeosu pun karena Seungyoun memeriksa kamar Jinhyuk. Itu masih asumsi. Masih ada kemungkinan kalau Jinhyuk pergi ke tempat lain.
Tak lama mobil SUV berwarna hitam itu melaju meninggalkan area parkir bandara. Dengan hanya bermodal bantuan GPS, mereka pergi ke pantai ungcheon.
*****
"Youn.." ucap Seungwoo memecah keheningan.
Dari bandara, hampir tiga puluh menit, mereka berdua hanya diam. Jalanan kota Yeosu yang cukup ramai pun tidak menghilangkan kesunyian itu. Seungwoo tahu kalau Seungyoun merasa panik dan khawatir dengan kondisi Jinhyuk saat ini. Tapi ia benar-benar memuji self-control Youn hari ini.
Dulu biasanya –tepatnya saat mereka masih sekolah menengah– jika ada masalah, emosi Youn akan meluap-luap tanpa kendali. Youn bahkan tidak peduli jika dia harus menghancurkan barang. Tapi sepertinya sejak masuk kuliah, emosi Youn mulai stabil. Youn menjadi lebih dewasa, walaupun terkadang ia masih suka mengeluh seperti anak kecil.
Mungkin salah satunya adalah bertemu dengan Jinhyuk.
"Yohan tadi bilang kalo di Yeosu, ada makamnya bunda Jinhyuk." Seungwoo menoleh untuk memperhatikan ekspresi Youn saat ia mulai bicara. "Kemaren lo juga sempet bilang kalau Jinhyuk punya hak karena dia putra sulung bokapnya. Lo mau cerita tentang hal itu gak?"
![](https://img.wattpad.com/cover/204222646-288-k559.jpg)
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***