Bagian 44

370 75 8
                                    

Pintu apartment terbuka. Byungchan masuk terlebih dahulu dengan membawa beberapa kantung berisi makanan. Diikuti oleh Seungwoo.

Seungyoun, Sejin, Wooseok dan Yohan yang masih berada di apartment Seungwoo menatap keduanya dengan bingung. Pasalnya Seungwoo pulang bersama Byungchan. Padahal sebelumnya, Chan ikut dengan Hangyul dan Jinhyuk yang bersama Seungwoo.

"Jinhyuk mana?" tanya Wooseok.

Byungchan menghela nafas dan melirik kakak sepupunya. "Pulang. Akhirnya, tadi Jinhyuk ke sekolah Jinwoo. Terus langsung pulang. Sama Hangyul. Jadi, gue sama kak Seungwoo," ujarnya seraya menaruh kantung makanan itu di meja makan.

Sejin langsung berinisiatif membantu Chan menyiapkan makan siang. Seungwoo sendiri melepas mantelnya dan membiarkannya terjatuh di lantai begitu saja. Kemudian ia duduk di sofa, sebelah Yohan. Seungwoo menyandarkan punggungnya dan menghembuskan nafas panjang.

Seungyoun menatapnya serius. Begitu juga dengan Yohan dan Wooseok.

"Gimana situasi di sekolah Jinwoo?" tanya Youn.

"Kacau. Rame sama wartawan. Mobil Jinhyuk bahkan sempet gak bisa keluar," cerita Seungwoo.

"Tapi mereka gak papa, kan? Jinhyuk sama Jinwoo baik-baik ajah, kan?" tanya Wooseok dengan cemas.

Seungwoo menoleh dan menatap Wooseok. "Gak papa, Seok. Jinwoo mungkin sedikit shock Tapi petugas keamanan sekolah ngebantu sampe mobil bisa keluar. Hangyul yang nyetir."

Tak lama, Sejin kembali dari dapur.

"Makan dulu, yuk. Pada laper, kan?" tukas Sejin.

Seungyoun yang berdiri terlebih dahulu. Dia sudah kelaparan dan semua snack punya Seungwoo sama sekali tidak membuatnya kenyang. Lalu diikuti oleh Yohan. Di sofa tinggal Wooseok dan Seungwoo. Keduanya masih belum memutus kontak mata.

Seungwoo bisa melihat kalau Wooseok paling khawatir diantara semua teman-teman Jinhyuk. Mungkin dia bisa menebak alasannya. Tapi karena itu hanya sebuah asumsi belaka, Seungwoo tidak bisa mengatakannya langsung tanpa bukti.

"Seok...?"

"Hm?"

"KAK SEUNGWOO!! BURUAN SINI! Nanti makanannya keburu dingin!! WOOSEOK JUGA!!" teriak Chan keras.

*****

Begitu Jinhyuk dan Jinwoo masuk ke dalam rumah, keduanya langsung dipeluk erat oleh Mama. Berulang-kali Mama mengucap kata syukur. Mama terlihat begitu khawatir. Beliau melepas pelukan dan menatap wajah Jinhyuk dan Jinwoo bergantian.

Mama menangkup wajah Jinwoo lalu menciumi kedua pipi berkali-kali hingga Jinwoo merasa risih.

"Mama~"

Mama tersenyum tipis lalu mengusap pipi Jinwoo. "Langsung ganti baju ya, dek."

Jinwoo mengangguk kecil lalu bergegas menaiki tangga. Setelah Jinwoo pergi, Mama langsung beralih menatap Jinhyuk dengan lekat. Tangan hangat Mama menyentuh kedua pipi Jinhyuk dan mengusapnya lembut.

"Kamu baik-baik ajah, kak? Tapi kok lama dari sekolah Jinwoo?"

Jinhyuk mengangguk. "Nganter Hangyul pulang dulu, Ma."

Mama kemudian menarik bahu Jinhyuk dan memeluknya erat. Jinhyuk sedikit membungkuk untuk bisa membalas pelukan sang Mama. Jinhyuk tersenyum tipis saat merasakan punggungnya yang diusap-usap lembut. Mama juga terus membisikkan kata-kata penuh kasih.

Jinhyuk seperti diperlakukan layaknya anak kecil. Mungkin di mata Mama, Jinhyuk tidak ada bedanya dengan Jinwoo.

Namun, perhatian Jinhyuk teralihkan begitu ia melihat sosok Papa dan beberapa orang yang berada di ruang tengah. Well, melihat ada begitu banyak mobil di depan rumah –selain puluhan wartawan, tentu saja– Jinhyuk tahu kalau pemberitaan terkait identitasnya yang terungkap akan menjadi masalah bagi karir Papa.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now