Bagian 11

418 84 3
                                    

"Bapak Han!"

Seungwoo menoleh dan melihat Seungyoun menghampirinya. Youn tersenyum lebar dengan membawa segelas jus ditangannya. Seungwoo mengernyit. "Lo di sini juga?"

"Iya, gue 'kan biasa dateng ke acara begini. Tapi tumben lo dateng."

"Disuruh nyokap. Pagi-pagi nyokap ngespam inbox gue. Mungkin karena kemaren gue gak balik," ujar Seungwoo yang kemudian memperhatikan sekeliling garden party. "Ini acara apa sih?"

"Garden party?"

Seungwoo mendengus. "Youn..."

Seungyoun hanya tertawa renyah. "Acara foundation Tante Inna. Buat ngumpulin donasi juga."

"Tante Inna? Nyokapnya Jinhyuk?"

"Iya. Lo gak tau? Emang belom ketemu sama Jinhyuk? Tadi gue liat ada kok."

Seungwoo kembali memperhatikan diantara kerumunan para tamu. Tapi kebanyakan ia hanya melihat orang-orang tua yang mempunyai prestige, status dan uang –termasuk orang tuanya. Bahkan Seungwoo tidak melihat tamu yang seusianya –kecuali Youn. Eh, tapi Seungwoo melihat Kyuhyun –kakak Youn yang sedang mengobrol dengan seseorang karena Seungwoo hanya bisa lihat punggung pria itu.

"Abang lo udah balik?"

Youn mengangguk. "Dari minggu kemaren. Lulus ajah gak bilang-bilang. Sampe rumah dimarahin sama nyokap."

"Master di Cambrigde 'kan? Kata lo ditawarin buat ambil doctoral buat jadi professor."

"Nggak jadi. Gak dibolehin sama Papa. Paling doctoralnya di sini ajah. Mau nikah dia."

Mata Seungwoo membulat. "Sama siapa?!"

"Tuh, sama cowo yang lagi ngobrol sama dia. Prof. Choi."

Seungyoun lalu menceritakan sedikit tentang kakaknya Cho Kyuhyun dan Prof. Choi Siwon dari fakultas teknik. Kakaknya Youn ternyata sudah pacaran sama Prof. Choi sejak mereka masih di SNU. Tapi karena otak Prof. Choi lebih encer, jadi bisa lulus duluan dan ke Cambrigde buat master dan doctoralnya. Keduanya ldr-an sampai empat tahun. Bersamaan Kyuhyun yang diterima di Cambridge, Prof. Choi malah pulang ke Seoul dan jadi professor di SNU. Dan sekarang akhirnya, mau nikah.

"Kapan?"

Youn mengangkat bahunya. "Lamaran resmi ajah belom. Paling spring tahun depan."

"Apa yang spring tahun depan?" tanya Jinhyuk yang tiba-tiba muncul.

Seungwoo menoleh dan melihat Jinhyuk yang terlihat jauh lebih sehat dibandingkan kemarin. Pemuda itu mengenakan kemeja putih lengan panjang dibalut dengan vest sweater rajut berwarna abu-abu dan celana khaki, sepatu sneakers. Sedikit lebih formal dibandingkan pakaian Seungwoo dan Seungyoun. Mungkin karena tuan rumah.

"Nikahan abang gue, Hyuk," tukas Youn.

"Oh."

"Lo dari mana? Seungwoo bahkan gak tau kalo ini acara nyokap lo. Terus nyariin lo diantara kerumunan eh malah ngeliat abang gue."

Oh, rasanya Seungwoo ingin menginjak kaki Youn. Tapi ucapan Seungyoun tidak sepenuhnya salah.

Jinhyuk melirik pada Seungwoo yang mengalihkan pandangannya ke arah lain. Lalu kembali menatap Youn. "Ketemu sama anaknya temen nyokap."

"Jinhyuk!!"

Ketiga pemuda itu menoleh pada sumber suara. Seorang pria paruh baya tengah memanggil Jinhyuk dengan cukup keras hingga menarik perhatian beberapa orang. Pria itu memberi isyarat agar Jinhyuk menghampirinya. Jinhyuk menghela nafas pendek lalu berjalan menghampiri pria tersebut. Youn sendiri hanya mendengus.

"Siapa?" tanya Seungwoo.

"Om-nya Jinhyuk," jawab Youn singkat.

Seungwoo bisa melihat ekspresi ketidak-sukaan Youn pada pamannya Jinhyuk.

"Lo mau ketemu abang gue gak?

*****

Selama acara berlangsung Seungwoo terus bersama dengan Youn. Ia bertemu lagi dengan Kyuhyun dan dikenalkan pada Prof. Choi. Bukan sebagai dosen tapi tunangan Kyuhyun. Prof. Choi juga mengatakan kalau bertemu di kampus, mereka bisa memanggilnya sebutan kakak. Toh, Prof. Choi mengajar di fakultas yang berbeda dengan mereka. Jadi, mereka tidak perlu bersikap terlalu formal padanya.

Garden party itu lebih banyak diisi ramah-tamah, diselingi dengan brunch. Terakhir ada acara pelelangan untuk menambah uang donasi. Seungyoun mengatakan untuk bisa mendapatkan undangan garden party ini, mereka harus mendonasikan sejumlah uang ke foundation milik Tante Inna. Terlebih dengan jumlah undangan yang terbatas, maka hanya orang-orang yang mendonasikan dengan jumlah besar yang bisa diundang.

Seungwoo tidak tahu berapa banyak uang yang dikeluarkan Papa agar mereka bisa datang. Tapi bagi keluarga Youn, mereka seperti sudah mendapatkan undangan resmi berapapun jumlah yang mereka donasikan. Siapa yang sangka kalau keluarga Lee dan keluarga Cho cukup dekat –bahkan Jinhyuk dan Seungyoun baru tahu setelah mereka berkenalan di kampus.

"Yang berdiri di sebelah Jinhyuk siapa?" tanya Seungwoo tiba-tiba pada Youn.

Hampir lima menit, Seungwoo memperhatikan Jinhyuk yang berdiri berdampingan dengan seorang gadis. Beberapa kali ia mendapati mereka berbincang. Gadis itu tersenyum pada Jinhyuk tapi ekspresi Jinhyuk begitu terkontrol. Hampir persis ketika mereka bertemu di acara malam charity itu.

Youn menoleh ke arah Jinhyuk. "Oh. Lee Chaeyeon. Anak dari om Jinhyuk yang tadi manggil dia. Kenapa? Lo pikir dia pacar Jinhyuk atau semacamnya, ya?"

Seungwoo menggeleng. "Main nuduh ajah lo."

"Ya kali ajah, lo kepo. Biasanya lo kepo berkaitan sama Jinhyuk," celetuk Youn. "Gue denger dia bakal masuk SNU tahun depan. Sialnya, satu fakultas sama gue dan Jinhyuk."

"Lo gak suka sama dia?" tanya Seungwoo.

Cukup beruntung Seungwoo dan Seungyoun berada di bagian paling belakang jadi tidak akan ada yang bisa mendengar percakapan mereka. Semua orang tengah fokus pada proses lelang yang tengah berlangsung. Bahkan Kyuhyun dan Prof. Choi sudah pergi entah ke mana.

"Bukan sama dia. Lebih tepatnya sama bokapnya –adek Om Dongwook."

Alis Seungwoo bertaut. Ia ingin bertanya lebih jauh tapi takut Youn akan mengabaikan pertanyaannya lagi. Seperti yang sudah-sudah. Terlebih ini berkaitan dengan keluarga Jinhyuk.

"Lo bakal cerita atau cuma ngedumel doang?"

Seungyoun melirik Seungwoo lalu mendengus. "Gue cerita dikit ajah. Bokap dia gak suka sama Jinhyuk. Alasannya gak bisa gue kasih tau. Tapi intinya bokap cewek itu gak suka sama Jinhyuk, tapi di depan keluarga besar selalu baik-baikin Jinhyuk. Muka dua. Tapi sebenarnya bukan cuma bokap Chaeyeon doang sih. Ada banyak."

"Lo tau cerita ini dari Jinhyuk? Kayaknya lo sama Jinhyuk deket banget. Padahal baru dua tahun kan?"

Seungyoun menghela nafas. "Karena saling ngertiin ajah. Lo tau juga kan gimana keluarga gue? Pas abang masuk cambrigde, sumpah gue ngiri banget karena dia bisa kabur. Lo juga sering dengerin keluhan gue tiap gue diajak pergi bokap ato nyokap ke acara kayak gini 'kan? Ya Jinhyuk juga gitu. Tapi sayangnya, dia gak bisa ngeluh ke siapa-siapa. Semuanya ditelen sendirian sama dia."

"Dia juga gak bisa cerita ke nyokapnya? Atau bokapnya gitu."

"Jinhyuk itu bukan tipe vokal kayak lo atau gue. Kita mungkin bisa protes, tapi Jinhyuk gak bisa. Walaupun dia punya hak, tapi dia milih gak ngomong. Walaupun dia anak sulung bokapnya."

Seungwoo mengernyit. Rasanya ada yang aneh dengan ucapan terakhir Seungyoun. Tapi melihat mood Seungyoun sekarang, Seungwoo tidak mengatakan apa pun. Jadi, Seungwoo hanya diam dan beberapa kali memperhatikan Jinhyuk. Sampai akhirnya...

Jinhyuk menoleh ke arahnya. Dan mereka saling memandang untuk beberapa detik.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now