Bagian 66

377 62 3
                                    

Jinhyuk membawa keranjang berisi beberapa alat tulis yang sudah dipilih oleh Jinwoo. Ia mengikuti adiknya mengelilingi toko buku. Entah apa lagi yang dibeli. Sudah hampir sepuluh menit sejak Jinwoo memasukkan satu set spidol ke dalam keranjang. Kini mereka berada di lorong berisi rak berisi buku fiksi.

Jinhyuk melirik beberapa judul buku di dalam rak. Sudah lama sekali sejak ia membaca novel fiksi. Sejak kuliah, Jinhyuk lebih banyak membaca buku modul materi.

"Abang!"

Jinhyuk tersadar dan menghampiri Jinwoo yang berdiri di depan sebuah rak. Jinwoo menyengir lalu ia menunjuk satu buku yang berada di bagian cukup tinggi, hingga tidak bisa menjangkaunya.

"Tolong ambilin dong. Yang cover bukunya warna hijau itu."

Jinhyuk mengambil buku yang dimaksud oleh Jinwoo. "Nih.."

"Makasih, Abang!" seru Jinwoo yang menerima novel tersebut. Ia membaca bagian sinopsisnya.

Jinhyuk sendiri kembali memperhatikan sekitar mereka. Suasana toko buku di Legiun Mall memang cukup ramai, tapi ia merasa lega sejak memasuki Legiun, tidak ada seorang pun yang berusaha menghampiri mereka. Walaupun Jinhyuk tahu ada banyak pasang mata memperhatikannya bersama Jinwoo.

Saat di toko buku pun tidak jauh berbeda. Bahkan beberapa pegawai toko buku yang sepertinya mengenali mereka, terlihat cukup terkejut. Tapi dibandingkan Jinhyuk, Jinwoo sepertinya jauh lebih tidak peduli dengan semua tatapan itu.

"Beli novel ini juga, ya, Bang?"

Jinhyuk mengambil novel itu dari tangan Jinwoo dan membaca judul lalu sinopsisnya. Dari sinopsisnya, buku novel itu sepertinya sesuai usia Jinwoo. Ia mengangguk dan memasukkan ke dalam keranjang di tangannya.

"Udah?" tanya Jinhyuk.

"Abang gak mau beli sesuatu?"

Jinhyuk menggeleng. "Kalo Abang mau beli, dari tadi juga udah milih, dek. Kita bayar, ya."

Keduanya lalu berjalan menuju meja kasir. Jinhyuk merangkul bahu Jinwoo dengan begitu protektif. Untuk hari ini, tugas Jinhyuk adalah menggantikan tugas Pak Kang untuk menjaga Jinwoo.

"Hm. Abis ini kita ke ice-rink dulu, ya, Bang."

"Katanya mau makan dulu?"

Jinwoo sedikit mendongak menatap abangnya. "Deket ice-rink ada beberapa tenant makanan. Kita makan di sana sembari liat yang main di ice-rink."

Jinhyuk tersenyum. "Iya, bilang ajah kamu juga mau main skating."

Jinwoo hanya terkekeh.

*****

Seungwoo memperhatikan Seungyoun dan Byungchan yang begitu asyik meluncur di atas es. Di antara pengunjung lainnya, keduanya begitu menikmati 'acara' dadakan ini. Terima kasih atas kebosanan Seungyoun. Tapi tetap saja, Byungchan protes karena hanya mereka bertiga –bukan ramai-ramai.

Seungwoo menghela nafas lalu mengeluarkan ponselnya. Ia membuka aplikasi chat dan membuka roomchat dengan Jinhyuk. Pesan terakhir yang dikirimnya lima belas menit lalu belum dibalas –bahkan dibaca pun tidak. Kembali, ia menyimpan ponselnya ke dalam saku jaket lalu kembali meluncur mengelilingi ice-rink.

Seungwoo tengah sibuk meluncur sendiri ketika fokusnya teralihkan pada pintu masuk ice-rink. Di sana ada Byungchan yang tengah menghampiri sosok yang begitu familier.

Jinhyuk.

Lalu tanpa berpikir panjang Seungwoo langsung meluncur menghampiri mereka.

"Jangan jauh-jauh dari kak Chan, ya."

Portrait of YouWhere stories live. Discover now