Jinhyuk menatap penampilannya di cermin. Dengan pakaian hanbok berwarna biru, salah seorang penata rambut tengah merapikan rambutnya –membuat rambut hitamnya sedikit curly dan ditata style sedikit berantakan. Agak aneh melihatnya. Karena photoshoot keluarga untuk tahun baru kali ini memakai hanbok.
Tak lama, Jinwoo datang dan tersenyum pada Jinhyuk. Di tangannya, ada sebuah stick coklat yang belum habis. Jinwoo sendiri sudah siap dengan hanbok berwarna biru mudanya.
Jinhyuk hanya bisa memandang adiknya dari pantulan cermin. "Kenapa dek?"
"Abang ganteng deh," tukas Jinwoo.
Jinhyuk tertawa mendengar pujian tersebut. "Kamu juga cakep. Tapi hati-hati ya, makan coklatnya. Nanti kotor hanboknya."
"Iya, abang."
Tak lama, penata rambut itu selesai. Jinhyuk mengucapkan terima kasih lalu berdiri dari kursi. Dengan tangan merangkul bahu Jinwoo, Jinhyuk meninggalkan ruangan tersebut.
Hari ini adalah hari untuk pemotretan foto keluarga. Well, sebenarnya hampir tiap tahun dilaksanakan. Tapi absen di tahun kemarin karena Papa yang baru diangkat menjadi wakil menteri masih harus menyesuaikan jadwal. Biasanya pemotretan dilakukan di studio photo, tapi situasi kemarin, akhirnya lokasinya dipindah jadi rumah keluarga besar Lee.
Setting fotonya di ruang tengah. Sudah sejak kemarin, para pengurus rumah menata ulang ruang tengah untuk dijadikan set. Selain itu, team fotografer juga sudah datang untuk menyiapkan peralatan mereka.
Jinwoo dan Jinhyuk menuruni tangga. Hampir semua anggota keluarga sudah siap.
"Jinwoo sayang..." ucap Mama yang terlihat begitu cantic dengan hanbok berwarna merah muda yang lembut. Rambut panjangnya digulung rapi dan diberi hiasan kepala.
Mama menghampiri Jinwoo dan memicingkan mata melihat stick coklat di tangan anak bungsunya. Jinwoo sendiri hanya menyengir lebar tanpa berdosa.
"Sudah ya, makan coklatnya. Pergi ke kamar mandi lalu kumur-kumur ya, sayang. Tapi hati-hati, jangan sampai hanboknya basah," ucap Mama lembut.
"Iya, Mama sayang."
Kemudian Jinwoo bergegas pergi ke kamar mandi setelah sebelumnya menghabiskan stick coklatnya. Setelahnya, Mama menatap Jinhyuk dengan lekat.
Jinhyuk mengerjap. "Kenapa, Ma?"
"Baby-curl nya bagus. Mau dipertahanin gak, kak?"
Jinhyuk tersenyum. Ia meraih rambutnya sedikit. Pasalnya, Jinhyuk merasa skeptis dengan hair-style yang dipilih penata rambut tadi. "Emang gak aneh, Ma?"
"Bagus kok, kak. Jadi, kelihatan manis," ujar Mama seraya mencubit pipi Jinhyuk gemas.
Anak sulungnya itu kalau semakin diperhatikan, pipinya terlihat semakin gembil. Padahal, sepertinya porsi makan Jinhyuk akhir-akhir ini masih normal, bahkan malah jadi lebih sedikit setelah sakit kemarin. Tapi pipinya itu, bikin Mama jadi gemas sendiri.
"Mama kok jadi sering cubitin pipi aku sih?"
Mama tertawa kecil. "Habisnya, pipi kamu kalo dilihat jadi semakin gembil. Lucu ajah liatnya."
"Ma...!"
*****
Setelah hampir tiga jam sesi foto, akhirnya makan siang.
Uh, masih termasuk agenda sesi foto juga. Kalau konsep dari team fotografernya bilang mereka ingin membuat konsep yang humanis. Jadi, hampir keseluruhan sesi foto hari ini lebih banyak ke interaksi antar anggota keluarga. Itu adalah permasalahan lainnya bagi Jinhyuk yang masih begitu canggung dengan keluarga Lee lainnya. berulang-kali, sang fotografer menegur Jinhyuk karena posenya yang terlihat kaku.
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***