Jinhyuk tidak menjawab pertanyaan Seungwoo. Malah, pemuda itu menarik tangannya dari tautan tangan Seungwoo. Jinhyuk menarik nafas berat lalu meremat jemarinya sendiri. Seungwoo tidak mengatakan apa pun, tapi hanya memperhatikan pemuda di sebelahnya.
Jujur saja, Seungwoo merasa gemas sendiri melihat sikap Jinhyuk yang terkadang suka menutup diri lagi padahal susah payah, Seungwoo berusaha membuat Jinhyuk merasa nyaman dengannya.
Banyak sekali moment di saat mereka sudah begitu dekat, tiba-tiba entah karena kebodohan Seungwoo sendiri atau dari Jinhyuk sendiri yang malah membuat gap di antara mereka.
Seperti sekarang ini.
Seungwoo menghembuskan nafas keras lalu menjatuhkan kepalanya di bahu Jinhyuk. "Numpang tidur sebentar, ya."
Jinhyuk melirik Seungwoo yang memejamkan mata. "Lo bisa tidur di tempat tidur."
"Emang boleh?"
"Emang siapa yang larang?" sahut Jinhyuk.
Seungwoo tersenyum tipis. "Iya juga, ya? Bahkan sebelumnya, gue juga udah dua kali ngijinin lo tidur di tempat tidur gue, ya." Ia kemudian mengangkat kepalanya dari bahu kurus Jinhyuk lalu berdiri.
Seungwoo lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur besar Jinhyuk yang terasa begitu empuk. Cukup nyaman, tapi Seungwoo tidak tahu apakah dia bisa tidur nanti.
Seungwoo lalu melirik Jinhyuk yang masih duduk di sofa. Ia memberikan isyarat agar Jinhyuk menghampirinya.
"Apa?" tanya Jinhyuk.
"Ke sini dulu."
Dengan malas, Jinhyuk akhirnya menuruti Seungwoo. Ia berjalan ke sisi tempat tidur dan memandang Seungwoo yang berbaring di sana. Pemuda itu tersenyum menatap Jinhyuk.
Lalu dengan gerakan cepat, Seungwoo menarik pergelangan tangan Jinhyuk dan menarik tubuh pemuda itu dan menjatuhkannya ke tengah tempat tidur. Gerakan spontan yang hampir membuat Jinhyuk mengumpat pada Seungwoo.
Begitu Jinhyuk sudah berbaring di tempat tidur, Seungwoo berpindah ke atasnya, dengan kedua lututnya berada di sisi pinggang Jinhyuk –menahan berat tubuh Seungwoo sendiri.
Jinhyuk meninju dada Seungwoo. "Apaan sih lo! Bikin kaget ajah. Kalo gue..."
"Sorry," ucap Seungwoo sembari tertawa. Tidak ada gurat permintaan maaf dari pemuda itu.
Jinhyuk mendengus lalu berusaha bangun. Ia mendorong bahu Seungwoo untuk bangun, tapi Seungwoo malah mendorong tubuh Jinhyuk hingga kembali berbaring.
"Han Seungwoo!"
Namun, Seungwoo merunduk, hingga wajah mereka bertemu. Bibir Seungwoo mengecup singkat bibir Jinhyuk. Hanya sebuah kecupan singkat. Lalu diikuti dengan sebuah kecupan lainya –kali ini ciuman yang sebenarnya. Seungwoo membuka mulutnya, melumat lembut bibir bawah Jinhyuk.
Seungwoo menarik bibirnya dan tersenyum menatap Jinhyuk yang terkesiap dengan ciuman itu.
Seungwoo lalu menekuk kedua lengannya, memposisikan di sisi kepala Jinhyuk, hingga jarak wajah mereka semakin dekat. Kedua torso mereka bertemu. Tapi Seungwoo masih berusaha menahan berat tubuhnya sendiri agar tidak menindih Jinhyuk.
Jemari Seungwoo memainkan rambut hitam Jinhyuk yang terasa lembut.
"Gue harus apa buat ngeyakinin lo, hm?"
"Yang pasti bukan kayak gini," sahut Jinhyuk pelan.
Seungwoo tertawa kecil. "Oke. Terus gimana? Kasih tau dong."
Jinhyuk menghela. Saat ia hendak bicara, terdengar suara ketukan pintu. Selalu timing yang tidak tepat. Entah kenapa ada saja yang menyela ketika Jinhyuk ingin bicara penting. Jinhyuk berusaha mendorong tubuh Seungwoo, tapi sepertinya Seungwoo tidak mempunyai keinginan untuk bangkit.
YOU ARE READING
Portrait of You
FanfictionAwalnya penasaran. Akhirnya malah jadi sayang ***COMPLETED***