Bagian 39

355 70 6
                                        

Dari deck observasi, pegawai Hong membawa Seungwoo dan Jinhyuk ke sebuah ruangan yang tidak terlalu besar. Mungkin ukurannya hanya 16 meter persegi dengan seluruh ruangan berwarna putih dengan sebuah mesin proyektor di langit-langit ruangan. Seungwoo dan Jinhyuk sudah berada di ruangan itu, sementara pegawai Hong menutup pintu ruangan tersebut.

Mereka kini menunggu.

Seungwoo melirik Jinhyuk yang masih memperhatikan sekeliling ruangan yang benar-benar kosong kecuali mesin proyektor yang ada di atas kepala mereka saat ini. Wajah Jinhyuk terlihat jauh lebih baik sekarang. Walaupun telinganya masih merah.

"Masih dingin ya?" tanya Seungwoo.

Jinhyuk menoleh pada Seungwoo. Ia tersenyum lalu menggeleng. "Engga kok." Kemudian memperlihatkan kedua hotpack yang masih digenggamnya. "Kan dikasih ini sama lo. Tapi lo sendiri gak kedinginan?"

"Engga, gue baik-baik ajah. Oh ya, Hyuk. Ada yang..."

Belum sempat Seungwoo selesai bicara, tiba-tiba lampu ruangan itu dimatikan. Kemudian digantikan dengan mesin proyektor yang menyala. Sontak seisi ruangan dipenuhi oleh cahaya dari proyektor tersebut. Awal video yang diproyeksikan seolah mereka tengah menaiki kapal luar angkasa, menembus beberapa lapis atmosfer hingga mereka meninggalkan bumi.

Jinhyuk tersenyum lebar ketika melihat hamparan gugusan bintang yang memenuhi ruangan. Seolah mereka benar-benar berada di luar angkasa. Jinhyuk tidak bisa menutupi rasa antusiasnya. Sejalan dengan video yang terus diproyeksikan ke seluruh ruangan, Jinhyuk berkeliling ruangan kecil tersebut. Memperhatikan setiap detail video tata surya tersebut.

Seungwoo sendiri hanya bisa memperhatikan Jinhyuk dengan mata berbinar. Matanya tidak pernah lepas dari sosok Jinhyuk yang berjalan mengitari ruangan itu hingga kembali ke tengah ruangan –berdiri di sisi Seungwoo. Video berganti menjadi hamparan luas nebula.

"Jinhyuk..." ucap Seungwoo.

Jinhyuk bergumam lalu mengalihkan perhatiannya pada Seungwoo. "Kenapa?"

"Thanks ya. Buat malam ini."

Jinhyuk mengangguk. "Dan mungkin gue harus minta maaf karena bikin lo nunggu."

"Gak papa. Setimpal kok. Malam ini, jadi hari ulang tahun yang gak akan gue lupain."

Kedua alis Jinhyuk bertaut. "Ulang tahun? Hari ini lo ulang tahun?"

"Iya. Makasih ya, udah mau ngabisin sisa hari ulang tahun bareng gue."

Tak lama videonya selesai. Lampu ruangan kembali menyala. Jinhyuk sedikit mengerjap beberapa-kali karena cahaya lampu yang terlalu terang. Setelah fokus, ia kembali menatap Seungwoo.

"Lo gak bilang kalo hari ini lo ulang tahun. Gue kan bisa nyiapin kado," ujar Jinhyuk.

Seungwoo tertawa kecil. "Gue sengaja gak bilang karena gue gak mau bikin lo repot nyiapin kado. Lagian..."

Kembali, Seungwoo diinterupsi. Pegawai Hong membuka ruangan dan menatap keduanya.

"Maaf menganggu moment kalian. Tapi museum akan segera tutup."

*****

Jinhyuk sibuk dengan ponselnya –membaca pesan-pesan yang dikirim oleh Mama, sedangkan Seungwoo hanya fokus menyetir.

Setelah dari museum, Seungwoo berencana langsung mengantarkan Jinhyuk pulang. Tapi pemuda itu bersikeras ingin mencarikan kado untuk Seungwoo. Padahal sudah hampir tengah malam. Hari akan segera berganti dan ulang tahun Seungwoo juga akan berakhir. Tapi Jinhyuk tidak peduli.

Seungwoo melirik Jinhyuk yang masih terpaku pada ponselnya. Jemarinya masih sibuk mengetik, tapi dari ekspresinya Jinhyuk terlihat gelisah.

"Kenapa, Hyuk?"

Portrait of YouWhere stories live. Discover now