Bagian 70

410 61 13
                                    

Mama melepaskan sepatu heelsnya di foyer begitu saja dan langsung berlari menaiki anak tangga untuk segera memeriksa kondisi Jinhyuk di kamar. Papa dan Jinwoo bahkan baru melepaskan sepatu. Papa menghela nafas pendek lalu menatap putra bungsunya.

Papa tersenyum tipis dan mengusap kepala Jinwoo. "Adek ganti baju dulu ya, baru ke kamar abang."

Jinwoo mengangguk dan langsung menuruti ucapan Papa. Sedangkan Papa sendiri melepaskan jasnya dan berjalan menuju ruang tengah. Beberapa agen NSA yang menemukan Jinhyuk sudah menunggunya.

Dongwook menatap dua agen tersebut dengan serius. "Bisa jelaskan yang terjadi?"

Agen NSA yang bernama Kwon, agen yang dihampiri Seungwoo memulai penjelasannya. "Saat saya tengah berjaga, Tuan Han, teman Tuan Jinhyuk..."

"Jinhyuk gak akan senang kalau kalian masih memanggilnya dengan sebutan 'tuan' itu," sela Dongwook seraya menaruh jasnya di sofa. "Lanjutkan, Agen Kwon."

Well, yeah. Jinhyuk mengatakan kalau para agen NSA tidak perlu bicara formal padanya dan memanggilnya dengan sebutan 'tuan' atau hal lainnya. Tapi terkadang para agen itu tidak selalu mendengar ucapan Jinhyuk.

Agen Kwon melirik temannya sebelum melanjutkan, "Er... Tuan Han Seungwoo mengatakan kalau Jinhyuk tidak kembali setelah pergi ke toilet. Dia meminta saya untuk memeriksa CCTV. Jadi, saya langsung memberikan report pada agen yang bertugas di ruang control untuk memeriksa. Dari rekaman CCTV, kami menemukan ada seorang pria yang masuk ke dalam toilet setelah Jinhyuk. Dan keduanya keluar bersama."

"Lalu Jinhyuk mengikuti pria itu. Kalian mengenalinya?" tanya Dongwook lagi dengan nada serius.

Karena bisa-bisanya mereka lalai pada pekerjaan mereka.

Agen Park yang berdiri di sebelah kiri Agen Kwon memberikan beberapa lembar kertas pada Dongwook. "Dari daftar tamu, pria tersebut diketahui bernama Yeon Jun. Empat puluh tujuh tahun. Dari keluarga Yeon."

Dongwook membaca profil pria bernama Yeon Jun tersebut. Pria dengan latar belakang keluarga yang cukup terpandang, menjabat salah satu direksi di perusahaan yang ia bangun sendiri tanpa mengandalkan nama keluarganya yang sebenarnya merupakan keturunan dari keluarga Minamoto.

"Minamoto?"

Dua agen itu mengangguk. "Begitu profil yang kami dapatkan, Pak. Apakah ada masalah?"

Dongwook menghela nafas pendek. Ia mengusap pelipisnya. "Bisa cari tahu dia dari keluarga Minamoto dari prefektur mana. Dan mungkin, apakah ada kaitannya dengan Minamoto Ran."

"Baik, Pak."

"Dan... apa kalian tahu, apa yang dibicarakan Jinhyuk dengan pria itu?"

*****

Mama mengusap rambut Jinhyuk lembut. Pemuda itu sudah berbaring di tempat tidur dengan selimut yang menutupi hingga setengah bagian wajahnya. Dari telapak tangannya, Mama bisa merasakan kalau Jinhyuk demam. Tapi di meja nakas sudah ada bungkus obat kosong dan segelas air yang tinggal sedikit.

"Sayang? Kakak..."

Jinhyuk berdeham pelan. Ia membuka matanya dan mengeliat. Jinhyuk menurunkan sedikit selimutnya. Mama tersenyum tipis dan Jinhyuk membalas senyuman itu.

"Maaf, ya, Ma."

Mama menggeleng. Jemarinya kembali menyisiri surai hitam Jinhyuk. "Jangan minta maaf. Tapi Mama khawatir. Kamu demam. Mau dipanggilin dokter Kang?"

"Aku udah minum obat kok. Besok juga sembuh."

Mama menggumam pelan. Jinhyuk kemudian bangun dan Mama menyadari kalau Jinhyuk bahkan belum ganti pakaian. Dia masih memakai turtleneck hitamnya. Jinhyuk tidak mengatakan apapun. Dia masih menatap wajah sang Mama dengan lekat.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now