Bagian 57

375 69 3
                                    

Jinhyuk membaca deret pesan yang masuk di grup sunflower seeds. Ada Seungyoun yang membawa berita kalau dia ingin mengirimkan undangan acara pertunangan kakaknya. Jadi, ia mengatur waktu pertemuan sekalian kumpul-kumpul dengan yang lain. Besok. Toh, rencana pergi jalan-jalan ke Busan sebelumnya juga gagal.

Tapi kemudian ada satu pesan masuk dari Chan.


Hyuk, maaf nih ya. Tapi bisa gak penjaga pintu mall lo gak usah diajak?


Jinhyuk tertawa membaca pesan Chan tersebut. Penjaga pintu mall, katanya.

Memang sejak pertama-kali Jinhyuk datang ke kampus dengan diikuti oleh dua orang agen NSA, Chan menganggap mereka sebagai penjaga pintu mall. Karena pakaian mereka yang formal dan selalu membukakan pintu –entah untuk Jinhyuk atau jika ia bersama dengan teman-teman yang lain.

"Kenapa, kak?"

Jinhyuk menoleh pada Mama yang sepertinya tengah memperhatikannya. Ia dan Mama sedang di ruang keluarga, menonton tayangan film di layanan streaming berbayar. Jinwoo sendiri sudah di kamar, katanya ingin langsung tidur sepulang dari pemotretan di rumah keluarga besar Lee. Papa sendiri sudah pergi untuk urusan dinas pekerjaannya.

Jadi, kini hanya ada Jinhyuk dan Mama.

Jinhyuk lalu sedikit bergeser. Ia menyimpan ponselnya lalu menatap Mama dengan lekat. "Boleh ijin gak?"

"Mau ke mana?" tanya Mama dengan senyuman khasnya.

Jinhyuk mengalihkan pandangannya ke arah televisi. Keningnya mengernyit. Entah sejak kapan filmnya sudah mencapai bagian akhir. Jinhyuk menyandarkan kepalanya di sofa. "Mau jalan-jalan sama Seungyoun. Sama yang lain juga."

"Tapi...?"

Mama tahu pasti ada lanjutannya.

"Aku pergi sendiri. Nggak perlu ditemenin sama dua agen NSA itu. Boleh?"

Mama masih tersenyum. Ia lalu mengulurkan tangannya, sedikit merapikan rambut hitam Jinhyuk yang berantakan. "Seungyoun bilang mau pergi ke mana?"

"Engga, katanya ngumpul dulu di rumah dia. Dia juga sekalian mau ngasih undangan pertunangan Bang Kyuhyun."

"Hm?" Kening Mama mengernyit. "Undangan pertunangan? Mama udah dikirimin loh. Sekalian satu keluarga. Kok Seungyoun mau ngasih kamu lagi?"

"Mama~! Bukan buat aku doang. Yang lainnya juga diundang kan."

Mama hanya tertawa melihat ekspresi cemberut Jinhyuk. "Iya, iya. Kakak boleh pergi sendiri. Nanti Mama yang bilang ke Pak Kim, ya."

Jinhyuk lalu tersenyum lebar setelah mendapat persetujuan dari Mama. Ia meraih ponselnya untuk memberi kabar di grup. Tanpa mempedulikan deret chat-chat sebelumnya yang sudah masuk terlebih dahulu. Gampanglah, Jinhyuk bisa baca ulang nanti.


Iya, gue gak bawa penjaga pintu mall. Udah dibolehin sama nyokap


"Kakak..?"

Jinhyuk bergumam pelan. Fokusnya masih pada layar ponsel. Mama memandangi putra sulungnya dengan lekat. Tangannya masih mengusap rambut hitam Jinhyuk yang mulai memanjang. Mungkin sudah waktunya dirapikan.

"Kakak gak suka ya kalo Mama kenalin ke temen anak Mama?"

Jinhyuk terdiam sejenak lalu ia menoleh pada sang Mama. Kembali, ia menyimpan ponselnya. "Nggak sukanya dalam konteks apa dulu."

Portrait of YouWhere stories live. Discover now