Bagian 34

384 74 10
                                    

Dan setelah perjanjian mereka, Seungwoo bertekad agar teamnya menang. Selama tiga minggu, Seungwoo selalu pergi ke perpustakaan untuk mencari buku-buku pendukung yang ia butuhkan. Selain itu, ia juga menemui beberapa seniornya. Heck, Seungwoo bahkan rela menemui professor yang fokus interestnya pada international trade law.

Hayoung sendiri terlihat begitu senang dengan keseriusan Seungwoo. Dalam tiga minggu, bisa hampir setiap hari mereka bertemu untuk berdiskusi dan saling bertukar materi. Tapi karena terlalu sering bertemu, malah muncul rumor Seungwoo sedang berusaha mendekati Hayoung –setelah dua tahun ini, dia bersikap cuek pada orang-orang yang berusaha dekat dengannya.

Mungkin memang dari dulu suka sama Hayoung. Tapi karena jarang dapet yang sekelas, dia gak acuh sama orang lain.

Macam kayak first love gak sih? Kan pertama kali ketemu pas jaman ospek tuh.

Tapi kuat juga ya? Dua tahun mendem perasaan sama Hayoung.

Kuatlah. Buktinya, kayak semesta bekerja buat dia. Mendadak dia dipilih gantiin kak Sunho yang sakit.

Seungwoo yang diceritakan mengenai omongan orang lain dari teman-temannya itu hanya mendengus jengkel. Tapi kemudian, malah digoda habis-habisan.

"Ngaku deh, Woo. Lo beneran suka sama Hayoung, ya?"

Seungwoo mendelik. "Apa sih? Gue suka ya cuma sebatas temen ajah."

"Temen apa temen? Gak papa kali, Woo. Jujurlah sama kita-kita."

Seungwoo mendesah kasar. "Beneran, gue sama dia ya cuma temen ajah. Deket juga karena buat moot court doang. Udah ah, gue masih harus ketemu Professor Ahn dulu. Mau minta materi tambahan."

"Duh, semangat banget sih. Kayaknya dulu pas simulasi, lo keliatan males karena temanya international trade. Kenapa sekarang jadi menggebu-gebu gitu?"

"Berisik! Gue punya janji sama orang, kalo gue bakal bawa team SNU menang."

"Janji? Janji sama siapa? Heh.... Han Seungwoo!!"

*****

"Lo kapan berangkat dah?" tanya Seungyoun.

Kali ini, Seungwoo menarik Seungyoun untuk menemaninya ke perpustakaan pusat. Selain itu, Seungwoo sedang malas untuk menyetir sendiri. Seungyoun sendiri tidak keberatan karena Sejin pun sedang sibuk dan dia tidak punya kegiatan lainnya.

"Tanggal 15. Balik tanggal 18 kayaknya."

"Cuma sebentar, ya?"

Seungwoo mengangguk. Ia menelusuri judul-judul buku yang tersusun rapi di rak-rak besar tersebut. Youn mengikutinya di belakang. Beberapa kali, ia sempat berhenti. Mengambil satu buku dan membaca daftar isinya. Ketika tidak menemukan sesuatu yang ia cari, Seungwoo mengembalikan buku itu ke deretan semula.

"Kenapa? Lo mau nitip?"

Seungyoun menyengir. "Iya. Kalo sempet ajah sih. Cariin coklat. Buat Sejin."

"Yeeu! Bucin. Tapi gak janji, ya, Youn."

"Iya. Makanya gue bilang kalo lo sempet," tukas Youn.

Lalu keduanya beralih ke rak lainnya. Seungyoun juga sesekali melihat judul buku-buku hukum. Tapi ada begitu banyak kata yang tidak ia pahami. Entah bagaimana Seungwoo bisa bertahan dengan semua buku-buku tebal itu selama dua tahun dan masih ada beberapa tahun lagi sebelum mereka lulus.

"Youn? Gimana Jinhyuk? Dia masih sering check-up kan?" tanya Seungwoo.

"Dia baik-baik ajah. Udah mau menjelang ujian akhir sih, jadi Jinhyuk belajarnya harus double. Tapi sejauh ini, gue masih bisa kontrol dia. Di grup juga sering diingetin buat check-up kok," jelas Youn.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now