Bagian 37

347 67 6
                                    

H-2 sebelum ke planetarium.

Hari Minggu, Jinhyuk tengah membantu Mama membuat cookies. Dengan Jinwoo yang lebih banyak mencicipi dibandingkan membantu, sebenarnya. Tiap kali ia menemukan remahan dough cookies, Jinwoo menyengir dan memasukkannya ke dalam mulut.

Jinhyuk tersenyum melihat kelakuan adiknya sembari terus mencetak adonan cookies itu dengan cetakan kue berbentuk bulan sabit, bintang, pohon natal, dan candy-cane. Saat ini mereka sudah pada loyang ke-lima, loyang terakhir.

"Ma, ini yang terakhir," ucap Jinhyuk.

Sang mama lalu mengambil loyang tersebut dan memasukkanya ke dalam oven. Jinhyuk merapikan cetakan kue itu dan bowl besar tempat dough. Jinwoo sendiri masih menjilati spatula masih ada sisa dough cookies.

"Dek, jangan dijilatin begitu. Kan udah ada cookies yang mateng," ujar Jinhyuk. "Sini spatulanya. Mau abang cuci."

Jinwoo merengut jengkel tapi menyodorkan spatula itu pada abangnya. Jinhyuk hanya tertawa melihat ekspresi kesal Jinwoo.

"Kakak, sini Mama ajah yang nyuci bowl-nya. Kamu bisa masukkan cookies ke jar ajah. Adek, bantuin kakak ya. Jangan dimakan terus cookiesnya," tutur Mama.

Jinhyuk lalu mengambil beberapa jar dan memasukkan cookies yang sudah matang dengan hati-hati agar tidak patah. Jinwoo kali ini membantu, walaupun sesekali ia memasukkan cookies ke dalam mulutnya. Saat ketahuan Jinhyuk, Jinwoo hanya tertawa.

"Ma..." ucap Jinwoo. "Jinwoo boleh bawa satu jar ke sekolah, nggak?"

Mama sedikit menoleh. "Bawa ke sekolah? Buat temen-temen adek?"

"Iya. Waktu itu, Jinwoo pernah bawa satu jar kecil cookies. Kata mereka, cookies Mama enak. Boleh ya?"

Mama tersenyum. Beliau mematikan keran wastafel dan mengeringkan tangannya dengan tissue. Mama lalu berdiri di seberang counter kitchen, memperhatikan kedua putranya yang masih sibuk menyusun cookies itu ke dalam jar.

"Boleh dong, sayang. Bawa dua ya. Takut gak cukup buat temen-temen kamu. Jangan lupa, gurunya juga ditawarin ya, dek," ujar Mama.

Jinwoo tersenyum lebar. "Asyik! Makasih, Ma."

Mama lalu beralih pada Jinhyuk yang mengusak rambut Jinwoo. "Kakak juga mau bawa? Buat temen-temen kakak di kampus."

Jinhyuk menatap Mama, menggeleng. "Nggak usah, Ma. Adek udah bawa dua jar buat temen-temennya. Lagipula, cookies ini kan buat nenek."

"Mama bisa buat lagi kok. Lagian nenek gak mungkin habisin tiga jar sekaligus, kan? Nggak papa. Bawa ajah dua jar. Besok Mama bikin lagi buat nenek. Ya, sayang?"

Jinhyuk menatap Mama beberapa saat, lalu akhirnya mengangguk.

Mama tersenyum, kemudian beliau mengambil jar lainnya, "Oh ya, hari Selasa nanti, jangan pulang telat, ya kak."

Jinhyuk mengernyit. Tangannya masih sibuk bekerja memasukkan cookies ke dalam jar. Sekarang jar yang kedua untuk Jinhyuk.

"Hari Selasa? Tanggal 24? Kenapa?"

"Acara makan malam, kak. Seperti tahun-tahun lalu. Di rumah nenek. Kamu jarang loh ketemu sama nenek. Masa gak kangen sih? Kemarin nenek juga nanyain kamu. Jadi, acara makan malam ini, kamu harus datang, ya."

Jinhyuk tersenyum tipis. "Iya, Ma."

*****

H-1 sebelum ke planetarium.

Jinhyuk mengeluarkan satu jar cookies yang ia bawa dan langsung disambar oleh Seungyoun. Disambut oleh protes dari Byungchan dengan keras. Beruntung, common room FE sedang sepi. Jadi, mereka tidak menjadi tontonan mahasiswa lainnya.

Portrait of YouWhere stories live. Discover now