Part 1

4.2K 151 3
                                    

Fatin pov

Pagi yang sangat cerah membuat semua orang dirumah ku sibuk dengan kegiatan nya masing masing, aku melihat umi yang sedang menyiapkan sarapan pagi. Di sisi lain ada abih yang sudah siap untuk pergi ke pesantren untuk mengajar disana dia adalah seorang ustadz dan qori internasional dan di sisi lain kaka kesayangan ku yang sudah rapih dengan jas kantornya.

Aku? Tentunya aku sudah siap dan rapih untuk pergi ke kampus, dengan pakaian gamis berwarna abu tua dengan jilbab syari yang senada warnanya dengan bajuku.

Aku adalah Fatin Chandra Atahan putri dari sepasang suami istri yang sangat romantis sepanjang masa yaitu Amell Chandra Atahan dan Ustadz Fakih Chandra Atahan.

Sebenarnya nama chandra atahan adalah nama kakek buyut ku yang sudah menjadi keputusan keluarga untuk menamai semua keluarga ku dengan nama itu.

Fatin pov end.

"Ayo sini sarapan dulu." Ucap amell ibunya Fatin.

"Emmm wangi banget nasi goreng buatan umi." Ucap bayu kakanya fatin.

"Em alhamdullilah, makin hari umi kamu masakan nya makin enak." Ucap Ustadz fakih abih nya fatin.

"Mm umi siapa dulu dong.." ucap fatin sambil mengangkat kedua alisnya.

"Umi nya kaka lah." Ucap bayu yang mendapat pukulan dari fatin.

"Umi fatin juga kali." Ucap fatin sambil manyun.

"Hemm,, udah udah jangan berantem gitu.. umi ini umi kalian termasuk umi nya fatih juga." Ucap amell yang membuat semua orang berhenti dari aktivitas makan nya dan menatap amell iba.

"Umi.. kak fatih sudah tidak ada." Ucap fatin pelan pelan takut menyinggung perasaan amell.

"Hussh jangan bilang seperti itu fatin! Kaka kamu masih ada dia berada di satu tempat. Umi yakin itu!" Ucap amell yang membuat fakih memegang tangan nya erat.

"Sayang, sudah 14 tahun dari kejadian itu tapi kita tetap belum bisa menemukan jasad fatih,dia sudah tidak ada, jadi aku mohon.. demi allah ikhlaskan dia." Ucap ustad fakih yang membuat amell meneteskan air matanya.

"Justru itu mas, karena jasadnya belum ditemukan aku semakin yakin bahwa fatih masih hidup." Ucap amell bercucuran air mata.

"Umi.. tim sar pun sudah mengatakan bahwa bisa jadi jasad kak fatih terbawa ke dasar laut dan dimakan ikan besar." Ucap fatin.

"Diam kamu nak! Kamu tidak boleh berbicara hal buruk tentang kembaran mu sendiri! Ingat fatih adalah kembaran mu dan separuh jiwa mu!" Ucap amell membentak fatin lalu pergi meninggalkan semua orang di meja makan dengan perasaan hancur.

"Hiks.. apa salah ku hiks.. kenapa umi membentak ku hikss,, umi hanya menyayangi kak fatih hiks.. umi tidak menyayangi fatin." Ucap fatin yang langsung mendapat pelukan dari bayu.

"Kata siapa? Umi menyayangimu fatin. Sudahlah! Umur mu sudah 19 tahun, kamu tidak malu menangis seperti ini?" Tanya bayu yang langsung membuat fatin mengusap air matanya.

"Siapa yang nangis wlee.." ucap fatin berusaha menyembunyikan rasa sedihnya.

"Yasudah bayu kamu antar adikmu ke kampus yah abih mau menenangkan umi mu dulu." Ucap ustadz fakih yang langsung di angguki oleh bayu.
.
.
.
Saat perjalanan menuju kampus nya fatin, hanya keheningan yang menyelimuti mereka berdua hingga akhirnya bayu pun memecahkan keheningan.

"Kamu kenapa dek?"tanya bayu melihat fatin yang hanya melamun saja.

"Tidak kak, fatin hanya kangen aja sama kak fatih."ucap fatin sambil merapihkan jilbab nya yang agak kusut.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang