semua orang pun sudah pulang dari pemakaman rangga yang dilangsungkan hari ini juga, fatin, aditya, amell, fatih, zara bahkan andila pun ikut mengantarkan jenazah rangga ke tempat peristirahatan nya.
"Aku bener bener gak pernah menyangka bahwa pak rangga bisa meninggalkan dunia ini begitu cepatnya. " ucap fatin dengan tangan nya yang saling berpegangan dengan aditya.
"Yaa.. Mau gimana lagi yang, setiap makhluk yang bernafas pasti akan merasakan mati, dan tentunya mati itu rahasia sang pencipta. Kita semua pasti akan meninggal, kita tau itu. Tapi diantara kita, tidak ada satupun orang yang tahu kapan kita akan meninggal. " ucap aditya yang langsung di angguki oleh semua orang.
"Mm ini semua pasti gara gara umi kan? Umi yang mendorong om rangga sampai ia tertabrak truk. " ucap zara yang sedang ada di pangkuan andila.
"Sutt nak,, kamu gak boleh nyalahin umi kamu sendiri yah.. Semua itu sudah menjadi takdir allah sayang.. " ucap amell menasehati zara dengan suara lembutnya.
"Tapi nenekk,, umi jahat. Umi sudah membunuh bayi ateu fatin, meninggalkan abih. Dan sekarang dia membunuh om rangga. " ucap zara yang membuat fatih mendelik kesal dan memarahinya.
"Zara! Kamu gak boleh berbicara seperti itu, siapa yang ngajarin kamu berbicara seperti itu hem? Siapa? Abih gak mau kalo zara jadi orang yang suka menyalahkan orang lain. " ucap fatih yang membuat zara memeluk andila dengan sangat erat dan membuat andila angkat bicara.
"Maaf fatih sebelumnya bukan maksud aku ingin ikut campur, tapi zara masih kecil dia akan berbicara sesuai apa yang ia cerna selama ini. Dia masih polos dan apapun yang dia lihat itu lah yang dia paham. " ucap andila mencoba membuat fatih mengerti.
"yang di katakan andila benar fatih, dan umi minta jangan pernah kamu membentak zara lagi seperti itu nak, kamu boleh mendidik nya dan kamu boleh menegur kesalahan nya. Tapi jangan membentak dia. " ucap amell yang membuat fatih menatap zara yang masih ketakutan dengan perasaan menyesal.
"Nak,, sini sayang.. Maafkan abih yah. " ucap fatih dan mengambil alih zara dari pangkuan andila.
"Mm abih gak salah kok, abih cuma ngasih tau zara kalo zara salah. " ucap zara tersenyum kecil yang langsung di peluk sangat erat oleh fatih.
"Abih sayang zara,, sangat sangatt sayang zara.. " ucap fatih dan membuat semua orang tersenyum.
.
.
.
Disisi lain di rumah kediaman almarhum rangga ada verlita yang sedang merutuki dirinya sendiri karena ia berpikir dia lah yang menyebabkan rangga meninggal dunia dengan cara tragis seperti itu."Hikss hiks.. Aku pembunuh hikss maafkan aku mas.. Hikss karena aku kamu kehilangan nyawamu hikss hiks.. " ucap verlita yang membuat rissa mendelik kan matanya.
"Ayolah berhenti menyalahkan dirimu sendiri, semua ini sudah takdir lita.. Takdir kita untuk mendapatkan harta yang sebanyak ini,, lihat lah lita.. Begitu beruntungnya kita karena telah mengenal rangga sang sebatang kara itu. Saat dia hidup dia memberi tempat tinggal untuk ibu,, bahkan saat dia mati pun.. Dia memberikan segalanya untuk ibu hahaha ibu senang sekali, karena mulai sekarang ibu akan menjalankan perusahaan milik rangga itu. " ucap rissa tersenyum bahagia yang membuat verlita berdiri dan mendekat ke arahnya.
"bu, belum satu hari mas rangga meninggalkan kita tapi ibu sudah tertawa seperti itu di rumah duka, dimana hati ibu hikss hiks.. Jadi Ibu selama ini hanya memanfaatkan kebaikan mas rangga hiks hiks.. Kenapa ibu jadi seperti ini hah! Hikss hiks.. Dulu ibu tidak pernah segila ini dengan harta.. Tapi sekarang? " tanya verlita sangat kecewa dengan perilaku ibunya.
"Yahh lita. Ibu dulu memang tidak gila harta, karena dulu ibu memiliki segalanya.. Tapi setelah ayahmu meninggalkan ibu karena perusahaan kita di sita dan bangkrut, apa daya ibu yang tidak bisa hidup miskin lita.. Tapi dunia sangat baik kepada ibu.. Sampai sampai takdir pun membawa ibu menjadi kaya raya kembali. " ucap rissa yang membuat verlita benar benar kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...