Part 48.

869 71 0
                                    

"Tapi umi andila... Aku tau dengan perasaan ku sendiri.  Tapi aku gak tau apakah andila masih menyimpan perasaan untuk ku atau tidak. " ucap fatih yang membuat andila menunduk malu dan membuat semua orang tersenyum.

"Diam nya andila sudah membuktikan bahwa andila masih menyimpan perasaan untuk kak fatih.   Aku ingat perkataan nya dulu, dia akan mudah melupakan orang yang sudah menyakitinya tapi dia tidak akan mudah melupakan orang yang dia sayangi,  sekarang aku mengerti makna dari perkataannya kak." ucap fatin yang membuat andila menatapnya dengan bibir yang tersenyum tipis.

"Nak andila, ini bukan hanya kemauan umi,  tapi fatih pun ingin menikah dengan mu.  Sekarang adalah hak mu untuk menentukan apakah kau menerima nya atau tidak.  Jika kamu menerima nya,  maka..  Umi tidak bisa menunda pernikahan ini lebih lama lagi. " ucap amell yang membuat andila menatapnya dengan mata berbinar.

"Umi tau setelah setahun yang lalu ibu meninggal dunia, aku sudah tidak punya keluarga di dunia ini,  tapi kalian selalu ada untuk ku.  Bahkan umi dan abih fakih sudah menganggap ila sebagai putri kalian sendiri hiks..  Maka sebuah kebahagiaan yang amat besar jika ila bisa lebih dekat dengan keluarga ini, hikss dengan fatin hikss dengan umi..  Dan juga fatih yang in syaa allah menjadi suami andilla hiks..  Bersama dengan ini hikss andila menerima lamaran yang umi dan fatih ajukan terhadap andila. " ucap andila yang membuat semua orang tak percaya dan mengucapkan syukur alhamdulillah karena andila sudah menerima lamarannya.

"allhamdulillah nak,  karena andilla dan fatih sudah setuju.  Maka umi minta padamu aditya dan fatin,,  urus pernikahan mereka.  Sebarkan undangan nya sore ini juga.  Karena pernikahan nya akan di gelar besok. " ucap amell yang berhasil membuat fatin tersedak kue chesse nya itu.

"Uhukk uhukk..  Besok?  Umi gak salah?  Kita harus menyiapkan pesta itu dalam satu malam ini? " tanya fatin yang membuat semua orang tertawa karena ekspresi nya sangat lucu setelah ia tersedak.

"Makan nya pelan pelan yang jadi tersedak kan,  tidak apa apa dalam waktu semalam kita bagi bagi tugas saja.  Aku akan mendatangi toko jasa cetak undangan, penghulu dan sebagainya.  Nah untuk hiasan rumah, konsep pesta dan baju pengantin kamu yang urus oke.. " ucap aditya yang membuat fatin tersenyum.

"Oh okee okee..  Aku akan mengatur konsep acaranya dan hiasan rumah seunik mungkin,  kau tau saja suamiku bahwa aku pandai dalam merias semua ini.  Dan untuk gaun pengantin,  aku akan bawa andila ke butik ternama di negara ini..  Yasudah,  kita sudah tak memiliki banyak waktu untuk tugas sebanyak ini. Aku akan hubungi perias rumah.  Dan akan mengajak andila pergi ke butik. " ucap fatin yang membuat semua orang tertawa,  dan mengundang fatih untuk melakukan keusilan kepadanya.  Fatih mencubit pipi adiknya itu dan berkata.

"Aku heran,  bagaimana bisa kau berbicara panjang lebar dengan satu kali nafas? " tanya fatih dengan ekspresi meniru gaya fatin dan membuat fatin cemberut.

"Hemm,,  baiklah umi akan menemani mu dan andila untuk pergi ke butik. " ucap amell yang membuat fatin menggelengkan kepalanya.

"Tidakk umi,,  umi disini karena sebentar lagi paman paman yang akan merias rumah ini akan segera datang.  Fatin sudah boking semuanya. " ucap fatih yang membuat aditya mengerutkan dahinya.

"Kapan kau menghubungi mereka? " tanya aditya keheranan karena setau dia fatin dari tadi hanya berbicara tanpa melakukan sesuatu.

"Ayolah suamiku, kau masih belum mengerti kepintaran istrimu ini?  Saat aku berbicara panjang lebar.  Aku langsung mengirim whatssAp pada paman roni,  dia yang waktu itu mengatur dekorasi saat aku menikah dengan mu. " ucap fatih cerewet yang membuat aditya tersenyum.

"Oh ya ya ya..  Bodohnya aku selalu tidak menyadari kepintaran istriku ini. " ucap aditya dan berhasil membuat fatin tersenyum manis dan bangga karena telah dipuji suaminya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang