Part 25

1.2K 86 1
                                    

Setelah kejadian itu Fatin di bawa oleh andila dan ustadz fakih ke ruang inap fatih. Amell dan silvi sempat kaget ketika melihat fatin dengan wajah lebam karena menangis dan pakaian yang kotor.

"Astagfirullah nak kamu kenapa? Kenapa berantakan sekali? Dan kenapa kamu nangis nak. Siapa yang menyakitimu?" tanya amell panik serta mengusap pipi fatin dan mengecek keadaannya.

Fatin tak kuasa menahan air mata dan ia pun langsung memeluk amell dan menangis di pelukan nya.

"Umi hikss hiks.." lirih fatin dalam pelukannya.

"Abih ada apa ini?" tanya amell panik.

"Nanti ku jelaskan. Sekarang umi tenangin fatin dulu." ucap ustadz fakih dan langsung di angguki oleh amell.

Setelah beberapa lama datanglah bayu mendorong kursi roda yang di duduki oleh fatih.

"Mah, fatin mana?" tanya fatih ketika melihat silvy keluar dari ruangan.

Silvy pun berlutut menyamakan tinggi tubuhnya dengan fatih yang duduk di kursi roda sambil memegang kepalanya.

"Adikmu ada di dalam sedang di tenangkan oleh umi mu. Nak, mama pamit pulang dulu yah. Papa kamu tadi nelpon mama dan mama harus menemaninya pergi ke Yogyakarta. Maaf mama gak bisa nemenin kamu sampai sembuh." ucap silvi prustasi.

"Tidak apa mah, pergilah.. Turuti apa kata papa. Kita kan sudah tau gimana sikat papa jika keinginan nya tidak di turuti, pergilah ma" ucap fatih dengan senyum manis yang ia suguhkan kepada perempuan yang membesarkannya.

"Iya, bu silvi pulang saja. Fatih ada kami kok yang menjaga" sambung bayu meyakinkan.

"Yasudah, semoga lekas sembuh yah nak. Dan nak bayu, tolong jaga fatih yah." ucap silvi dan pergi setelah mengucapkan salam.
.
.
.
6 hari di rumah sakit membuat fatih jenuh sampai dia merengek ingin pulang.

"Aduh kak, jangan kayak anak kecil deh. Kaka masih butuh perawatan dokter." ucap fatin marah.

"Iya yang dikatakan fatin bener ki, eh maksudku fatih.. Kamu masih butuh pengawasan dan perawatan dari dokter." ucap andila yang membuat fatih menangguk paham dan membuat fatin tersenyum.

"Kan haha,giliran andila yang jelasin kak fatih langsung paham." ucap hati sambil tertawa.

"Apaan sih." ucap fatih dan andila secara bersamaan.

"Mm oh iya aku ijin keluar dulu,mau ke supermarket beli makanan dan barang barang lainnya untuk kita makan. Soalnya persiapan udah abis." ucap fatin sambil membawa tas selempang nya.

"Ehh fat biar aku aja." ucap andila.

"Arghh jangan la, aku mau menghirup udara segar juga hehe.. " ucap fatin ngeyel padahal dia keluar hanya ingin fatih dan andila semakin dekat.

Fatin pun pergi setelah pamit kepada mereka berdua karena amell dan ustadz fakih harus mengajar di pesantren sedangkan bayu dia mengurus perusahaan.

Tik tok tik tok

Hanya suara jam yang bergeming, andila dan fatih sama sekali tidak ada yang memulai pembicaraan. Hingga saat fatih ingin membawa minum di nakas. Andila pun membantunya.

"Biar aku yang bawakan." ucap andila dan langsung memberikan gelas berisi air itu kepada fatih.

"Makasih la." ucap fatih dan hanya di angguki oleh andila.

"Oh ya la, faisal kemana? Udah lama aku gak liat dia." tanya fatih memulai obrolan.

"Oh dia, saat resepsi pernikahan kalian. Dia pergi ke sukabumi karena saudara sepupunya juga mau menikah hari itu juga. Tapi untuk kabar masalah kalian aku udah kasih tau dia kok, biar faisal gak bingung pas dia pulang kesini." ucap andila menjelaskan.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang