Part 59.

772 68 6
                                    

Seminggu kemudian..
 
Selama satu minggu ini keadaan baik baik saja, malah fatin bersyukur kepada allah karena dia kembali bisa menghirup udara kedamaian di tempat yang tidak bisa dibilang luas itu.

Dan saat fatin sedang menikmati secangkir teh sendirian karena aditya sedang ada di kantor, tiba tiba saja fatin mendengar ada yang mengetuk pintu.

Dan saat ia buka.

"Mamah.. " ucap fatin kaget ketika di melihat ternyata itu adalah helena.

"Asaalamualaikum fatin. " ucap helena dan masuk begitu saja sebelum fatin mengijinkan nya masuk.

"Waalaikumussalam mah, papah gak ikut mah? " tanya fatin yang tak melihat aryo disana.

"Papah mu ada dirumah, dia sibuk dengan burung burung kesayangan nya.  Oh ya,  apa kabar mu nak?  Hmm pasti baik yah soalnya ku gak tinggal sama mamah. " ucap helena nyerocos.

"Mm bukan gitu mah.. " ucap fatin namun obrolannya terhenti karena helena melihat poto fatin dan verlita terpajang di dinding.

"Mamah mau buang poto itu jauh jauh nak. " ucap helena yang membuat fatin mengerutkan dahinya.

"Apa maksud mamah, dia temen fatin mah. " ucap fatin tak mengerti.

"Mamah tau fat,  tapi mamah bilang seperti ini itu demi kebaikan kamu.. Verlita seorang janda dan dia bukan wanita baik baik.  Bagaimana jika dia nerusaha merayu aditya dan merebutnya darimu? " tanya helena yang membuat fatin bagai tersambar petir.

"Fatin kenal verlita lebih dari yang mamah tau mah,  verlita bukan orang yang seperti itu.. " ucap fatin membela verlita.

"Ayolah fat, mengertilah..  Kamu itu terlalu polos dan terlalu baik.  Akan sangat mudah bagi verlita untuk menipumu. " ucap helena.  Namun dia pun mulai mendekati fatin ketika melihat fatin yang terus memegang kepalanya.

"Nak kamu kenapa? " tanya helena panik.

"Gak tau mah, belakangan ini fatin sering pusing dan mual. " ucap fatin dan membuat helena tersenyum kecil.

"Baiklah ayo kita kekamar mu,  mamah akan panggilkan dokter dulu. " ucap helena dan mulai menelpon dokter.

Disisi lain..

Verlita merasakan tak enak badan dan ia pun ijin kepada atasan nya yang tak lain adalah aditya untuk pergi sebentar sekedar mengecek kesehatan nya di sebuah klinik dekat kantornya.

"Verlita apakah perlu ku antar? " tawar aditya.

"Tidak usah pak, saya bisa sendiri. " ucap verlita dan pergi begitu saja.

Aditya yang merasa sikap verlita belakangan ini mulai berubah, membuatnya ingin mengikuti kemana verlita pergi dan apa yang terjadi.

"Belakangan ini verlita kenapa selalu menjauh dari aku?  Dan kenapa ini terjadi semenjak saat aku pernah menginap dirumahnya?  Aku harus mengikuti nya.  Dan aku harus tau kebenarannya. " ucap aditya dan mulai mengikuti verlita secara diam diam.

Dan setelah sampai di klinik,  verlita langsung menemui dokter karena klinik itu sedang sepi. 

"Apa keluhan ibu? " tanya seorang dokter dengan sangat ramahnya.

"Dok belakangan ini saya merasakan mual dan selalu sakit kepala, badan saya juga belakangan ini tidak enak dok.  Saya sakit apa? " tanya verlita.

"Hmm boleh saya periksa? " tanya dokter itu dan menyuruh verlita tidur diranjang yang sudah disiapkan.

Dokter pun memeriksa denyut nadi di tangan verlita dan detak jantungnya,  lalu dokter pun tersenyum dan berkata..

"Selamat ibu verlita,  anda sedang mengandung. " ucap dokter itu yang membuat verlita meneteskan air matanya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang