Keesokan harinya..
Ini adalah hari pertama dimana verlita mulai bekerja di kantor milik aditya sebagai sekertarisnya."Hmm.. Bissmillah, semoga hari pertama bekerja ku disana lancar. Tanpa ada kendala apapun. " ucap verlita dan bersiap siap untuk pergi.
Dan disisi lain, tiba tiba fatin melarang aditya untuk pergi ke kantor karena suhu tubuh aditya yang sangat panas.
"Mas kamu demam, aku mohon hari ini kamu jangan pergi ke kantor dulu. " ucap fatin sambil memegang tangan aditya begitu erat.
"Tapi yang ada begitu banyak berkas berkas yang perlu ku periksa dan ku tanda tangani. " ucap aditya yang membuat fatin menarik aditya agar tetap berbaring di tempat tidur itu.
"Mas.. Ini permintaan ku, tolong lah mengerti, aku sangat mencemaskan keadaan mu. " ucap fatin dengan mata yang mulai berkaca kaca karena sebelumnya dia belum pernah melihat aditya sepucat ini.
"Eh ehh.. Kenapa kamu nangis? Hmm baiklah aku tidak akan berangkat kerja. Hari ini aku akan beristirahat dengan senang hati karena ditemani oleh istri tercintaku. " goda aditya yang membuat fatin kembali tersenyum.
"Hmm yasudah, kalau begitu aku akan kedapur untuk membuat bubur dicampur soto ayam kesukaan mu" ucap fatin yang membuat aditya tersenyum.
"Rendang ada? " tanya aditya menyebutkan satu nama makanan kesukaan nya.
"Mas aku tahu kamu sangat suka rendang dan soto ayam. Tapi kamu lagi sakit, tenggorokan mu tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi minyak. Biar soto ayam dan bubur saja yah. " ucap fatin yang membuat aditya mengangguk senang.
"Baiklah.. " ucap aditya dan kembali membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
.
.
.
Verlita sangat sibuk dengan dokumen dokumen yang sedang ia kerjakan dengan dibimbing langsung oleh karyawan lama disana yang tak lain adalah teman dekat aditya sendiri."Nah.. Selesai bu verlita, sekarang ibu berikan semuanya kepada pak adit untuk direvisi dan ditandatangin jika sudah benar." ucap pak leo rekan kerja verlita.
"Hmm tapi pak leo, saya belum melihat pak adit. Pak adit belum datang pak. " ucap verlita yang membuat leo mengerutkan dahinya.
"Belum datang? Apa ada masalah dengan pak adit ya. Biasanya dia tidak pernah seperti ini, meskipun dia atasan disini tapi dia tidak pernah seenaknya masuk gitu aja. Dia masuk dengan tepat pada waktunya untuk mencontoh para pekerja disini. " ucap leo yang membuat verlita pun paham.
"Arghh gini saja bu, ibu telpon pak adit saja dan tanyakan dia ada dimana. Apakah dia akan masuk kantor hari ini atau bagaimana. " ucap leo yang membuat verlita sedikit bingung.
"Haruskah saya menelpon nya? Bagaimana kalo saya mengganggu aktifitas nya. " ucap verlita polos yang membuat leo tersenyum.
"Tidak bu, memang tugas sekertaris untuk mengetahui dimana keberadaan atasannya. Jadi telpon lah bu. " ucap leo dan membuat verlita mulai membuka layar handpone nya.
Verlita pun menelpon aditya..
.
.
.
Tiit tiit tiit.. (Anggap saja suara nada dering dari hp aditya."Mm mas hp mu bunyi, biar aku yang angkat yah. " ucap fatin meminta ijin dan langsung di angguki oleh aditya karena dia benar benar sangat merasa lemas.
Dan saat fatin melihat nama siapa yang memanggil. disitu tertera nama verlita.
"Verlita mas yang nelpon. " ucap fatin.
"Angkat saja yang, dia kan sekertarisku sekarang. Aku lupa memberitahu orang kantor kalo aku tidak masuk hari ini. Mungkin karena itu dia menelpon. " ucap aditya dan membuat fatin langsung mengangkatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...