Part 35

1.1K 81 7
                                    

5 tahun kemudian

Fatin pov.

5 tahun,  ya..  Selama itu aku menunggu dia yang sudah melamar ku untuk kembali. Kembali untuk menepati janji nya. Menikahi ku dan menunaikan janji janji nya yang pernah dia ucapkan lima tahun yang lalu di kantin rumah sakit.

Marah? Tentu saja tidak,  aku tidak marah kepadanya.  Karena dia pergi ke luar negri hanya sementara.  Dan itupun untuk mempertahankan tender tender perusahaan ayahnya yang terancam bangkrut semenjak ayah nya meninggal.

Ya,  2 hari setelah pertunangan kita,  ayah mas adit meninggal karena kecelakaan.  Dan karena itulah mas adit menggantikan posisi ayahnya.

Selama ini aku selalu berdoa dan selalu berharap dia untuk segera kembali padaku.

Fatin pov end.

Saat fatin sedang melamunkan semua itu di balkon kamar nya.

Tiba tiba ada dua anak kecil yang berlarian ke arahnya.

"Ateuuu....  Ateuuu...  Kak meilaa nya nakalll..  Ateuu tolongg zalaaa" teriak seorang anak kecil berumur empat tahun dan langsung sembunyi di pangkuan fatin.

"Ayooo dek zara jangan sembunyi.. " ucap salah satu anak yang berumur lima tahun yang sedari tadi mengejar zara.

"Eesshh esshh essshh kalian ga boleh berantem,  sinii sinii duduk di pangkuan ateu. " ucap fatin dan mendudukan mereka berdua di pangkuan nya.

Yaa si kecil berumur empat tahun itu adalah azahra chandra attahan,  putri dari fatih dan verlita.  Sedangkan anak yang berumur lima tahun itu,  kalian pasti bisa menebaknya.  Dialah adinda amira chandra attahan,  putri dari citra dan bayu.

"Kalian itu rebutan apa sih?  Sampe kejar kejaran kayak gitu?  Tar kalo jatoh sakit tau. " ucap fatin lembut sembari mencubit pipi kedua ponakan nya.

"Uu abisnya zara,,  yang di suruh kake buat nyampein belita baik kan meira bukan zara.  Tapi zara lari duluan ke kamar ateu. " ucap meira sembari memanyunkan bibir mungilnya.

"Ihh kake juga nyuluh zalaa kok. " ucap zara dengan suara lucu nya.

"Hehe udah udah..  Emang kakek minta kalian nyampein berita baik apa sama ateu? " tanya fatin sambil menaik turunkan alisnya.

"Mm apa ya?  Zala lupa lagi ateu. " ucap zara sambil mengusap kepalanya.

"Uu kan zara pelupaa..  Dasarr" ucap meira dan masih tetep manyun.

"Yasudah,  meira ku yang cantik.  Tadi kakek bilang apa? " tanya fatin sambil tersenyum.

"Mm ituu,,  kakee tadi bilang..  Bilang... Bilang... " ucap meira mengulang kata kata bilang,  dan mencoba mengingatnya.

"Bilang apa sayang? " tanya fatin penasaran.

"Apa ya?  Itu tuh apa ya..  Ohh suamii katanya.. " ucap meira mencoba mengingat ngingat semuanya.

"Hah suami?  Apa sih meira.. " tanya fatin malah di bawa bingung sama ucapan meira.

"Ahh udah lah ateu ikut zala aja kebawah.. " ucap zara dan menarik tangan fatin.  Di bantu oleh meira.

Dan saat fatin sudah sampai di ruang tamu,  tiba tiba rasa aneh di hatinya muncul.  Antara bahagia, dan ingin menangis.

"Fatin.. " lirih seseorang berjas hitam dan mendekatinya.

Fatin hanya terdiam, dan tak terasa air matanya pun berjatuhan.

"Mas..  A.. Ditt,,  hikss aku kira mas adit sudah lupa dengan ku. " ucap fatin dan masih menetes kan air matanya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang