Part 66.

850 64 11
                                    

Disisi lain verlita sibuk memposisikan dirinya di kasur agar terlihat seperti orang yang kesakitan,  dengan air mata nya yang terus mengalir membuat aditya yang baru datang sangat panik melihatnya.

"Litaa apa yang terjadi dengan mu? Perasaan tadi kau baik baik saja.. " tanya aditya dan memegang tangan verlita karena paniknya.

"Hikss awwww mass perutku sakit sekali hikss hikss. " teriak verlita kesakitan.

"Sabar sabar dokter akan datang sebentar lagi,, " ucap aditya yang membuat verlita melotot.

"Dokter?  Hikss aku tidak butuh dokter mas hikss aku hanya butuh kamu.. Hikss telpon dokternya dan katakan bahwa kita tidak membutuhkan dokter. " ucap verlita mencari cara agar dokternya tidak datang.

Namun begitu kaget nya verlita ketika melihat dokter yang sudah ada di depan kamarnya.

"Aditya apa kau memanggil dokter ini? " tanya rissa dengan wajah pucatnya.

"Tentu saja mah, kenapa mamah tidak panggil dokter sedari tadi?  Bagaimana kalo terjadi apa apa dengan kandungan verlita? " tanya aditya merasa heran dengan sikap rissa yang biasa saja melihat putrinya kesakitan.

"Hmm pak adit, bu verlita tidak kenapa napa.  Bahkan kandungan nya sehat sehat saja.  dan saya tidak menemukan penyebab bu verlita kesakitan. Hmm mungkin bu verlita hanya kecapean. " ucap dokter yang membuat aditya terkejut dan ingat dengan perkataan helena bahwa verlita hanya berbohong agar aditya tidak bersama fatin.

"Baiklah dok mari saya antar sampai ke depan pintu.. " ucap aditya dan menatap verlita dengan tatapan tak percaya.

Setelah mengantar dokter, aditya pun kembali dengan perasaan kecewanya.

"Kenapa kau lakukan ini kepadaku?  Kenapa kau berbohong? " tanya aditya yang membuat verlita meneteskan mata.

"Berbohong apa maksud mu mas.. A..  Akuu.. " ucap verlita yang ia pun langsung terdiam karena merasa salah.

"Apa lita?  Aku sudah curiga sejak awal bahwa sakit mu itu hanyalah sandiwara!  Ibu yang mana yang hanya diam tidak berbuat apa apa melihat anaknya kesakitan?  Bahkan bu rissa tidak memanggil dokter untuk memeriksa mu.  Karena kalian berdua tau ini hanyalah sandiwara kan! " ucap aditya yang membuat verlita menunduk dan menangis.

"Aku pergi dari sini karen fatin sedang sakit disana lita..  Aku tahu malam ini adalah giliran dengan mu,  tapi aku tidak bisa diam saja karena fatin benar benar sangat membutuhkan ku! " ucap aditya marah yang membuat verlita tersenyum kecut.

"Hhe,,  jika aku bisa berbohong soal sakit ini.  Kenapa fatin tidak? " tanya verlita yang membuat aditya mendekat ke arahnya dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Apa maksudmu? " tanya aditya dan kembali membuat verlita tersenyum.

"Mas..  Kita disini tidak ada yang tahu kebenarannya,  bisa saja fatin juga berpura pura sakit karena dia pun tidak senang melihat mu dengan ku.. " ucap verlita yang membuat aditya melangkah mundur dan menunjukan wajah tak percaya ke arah verlita.

"Bagaimana kau bisa berkata seperti itu kepada fatin?  Dia bukan sosok yang gampang berbohong lita.. " ucap aditya dan pembicaraan nya terpotong karena ada telpon masuk.

Aditya pun mengangkat telponnya yang tak lain dari helena.

"Ada apa ibu? " tanya aditya ke sebrang sana.

"......... " ucap helena di telpon.

"Apa? Baiklah,  adit akan segera kesana sekarang. " ucap aditya dan mematikan telpon nya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang