"Fatin.. " teriak andila dan verlita lalu mereka menuruni tangga secepatnya.
"Sayang kamu baik baik aja kan? " tanya aditya panik dan memeluk fatin yang tergeletak di lantai.
"Hikss hikss mas,, perut aku sakitt hikss hikss,, aww hikss perut aku sakit mass hikss hikss.. Bagaimana dengan anak kita hikss" ucap fatin yang membuat semua orang panik.
"Astagfirullahaladzim, aditya cepat kita bawa fatin kerumah sakit, usia kandungan fatin masih sangat muda.. Umi takut cucu umi kenapa napa. " ucap amell, dan aditya pun langsung mengangkat fatin di bantu oleh bayu.
Mereka pun langsung melajukan mobilnya, andila pun ikut bersama mereka terkecuali fatih dan verlita.
"Aku gak nyangka kamu bisa lakuin serendah ini litaa!! " teriak fatih dengan emosi yang sudah menjadi jadi.
"Mas,, maafkan aku mas, aku tidak sengaja mendorong fatin mas.. Kau tau akupun sayang sama dia,, aku tidak mungkin menyakiti dia dengan sengaja. " ucap verlita penuh penyesalan.
"Maaf? Setelah apa yang kamu lakukan beberapa menit yang lalu? Coba kamu pikir ta.. Kamu bikin keributan di rumah dimana semua keluarga ku sedang berduka atas kepergian abih! Dan belum kita semua bisa melupakan itu,, kau menambah duka itu dengan cara mencelakai fatin! Ingat ta,, fatin adik aku satu satu nya! Jika terjadi sesuatu kepada dia dan juga anaknya. Aku tidak akan pernah memaafkan mu lagi! " ucap fatih dan berlari ke luar untuk menyusul yang lain ke rumah sakit.
"Hikss hikss,, tapi mas.. Aku tidak sengaja hikss.. " teriak verlita dan menjatuhkan dirinya setelah ia tahu fatih tidak mau mendengarkan nya lagi.
Disisi lain semua orang sudah sampai di rumah sakit dan fatin pun berada di ruang UGD.
"Nenek,, apakah ateu fatin sakit seperti ini karena umi lita jahat? " tanya zara yang membuat amell menghentikan tangisan nya.
"Hiks.. Tidak nak,, ini hanya sebuah kecelakaan.. Umi mu tidak bersalah. " ucap amell berusaha agar tidak menanam pikiran kotor tentang verlita di otak zara.
"Tapi nek, tadi zara liat sendiri umi dorong ateu fatin. " ucap zara yang membuat bayu langsung membawa zara ke pangkuan nya.
"Mm om tau kenapa zara banyak tanya, zara laper kan? Mau beli apa ayo? Kita keluar yu cari makanan buat zara. " ucap bayu berusaha membuat zara tidak terpengaruh dari kejadian ini.
"Zara mauuu es krim om.. Bolehkan? " tanya zara dengan polosnya.
"Ayo kita beli ya.. Beli es krim yang baaanyaak sekali untuk zara. " ucap bayu dan membawa zara keluar dari rumah sakit itu.
"Umi,, maafkan aku.. Ini semua gara gara aku hikss hiks,, fatin bisa seperti ini karena nolongin aku hiks.. " ucap andila yang langsung di peluk oleh amell.
"Kamu tidak salah nak hiks.. Maafkan atas perlakuan verlita tadi yah hiks.. " ucap amell.
Sedangkan aditya sendiri hanya mondar mandir di depan pintu UGD menunggu dokter yang memeriksa fatin keluar.
"Ya allah,, hamba mohon lindungi istri hamba dan anak hamba yang ada dalam kandungan istri hamba ya allah.. " ucap aditya dengan keadaan bibir bergetar hebat karena menahan kegundahan dan kegelisahannya.
"Dit,, maafkan verlita yah. " ucap fatih yang baru datang dan langsung memeluk aditya.
"Jika semua ini bisa terjadi, maka semuanya memang sudah kehendak allah tih. " ucap aditya dengan tatapan kosong yang membuat fatih terdiam.
Beberapa lama kemudian keluar lah dokter dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Dok bagaimana keadaan istri dan anak saya? " tanya aditya antusias.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...