Sembari menunggu kabar dari aditya, fatin dan yang lainnya masuk ke ruang jenazah untuk melihat jenazah putra nya untuk terakhir kalinya.
Melihat tanda lahir yang ada pada jenazah bayi itu, fatin kembali menangis histeris karena setelah sekian lama mencarinya dia dipertemukan lagi dengan putra nya dalam keadaan sudah tidak bernyawa.
"Nak hikss hikss kenapa kamu tinggalin ibu hah? Hikss hikss ibu sudah mencari kamu kemana mana hikss hiks... Apa kau tahu? Setelah kau lahir ibu memiliki semangat baru untuk hidup hikss tapi sekarang hiksss ibu harus apa nak? Hikss hikss jika tau ibu akan bertemu dengan mu dalam keadaan seperti ini lebih baik ibu saja yang tiada hikss hikss hiks.. Dan sekarang hikss ayahmu sedang dalam masa kritisnya nak hikss harus berapa banyak lagi takdir merenggut orang orang yang ibu sayangi hikss hiks.." ucap fatin dan amell memeluknya sembari menangis.
"Umi hiks... Apa kesalahanku hikss hikss dosa besar apa yang aku perbuat hingga takdir benar benar memainkan kehidupan ku seperti ini hikss hikss, rasanya aku ingin mati saja umi hikss hikss.. " ucap fatin yang membuat amell semakin mengeratkan pelukannya.
"Jangan berbicara seperti itu nak hikss.. Umi bisa gila jika kamu juga meninggalkan umi hikss hiks.. Allah selalu mempunyai rencana terbaik dibalik ini semua na hikss umi mohon, tegarkan dirimu hikss demi umi dan abihmu hikss hiks.. " ucap amell dan tak lama mengucapkan kata kata itu, tiba tiba seorang suster datang menemui mereka dengan wajah panik.
"Pasien aditya keadaan nya semakin kritis, dia memanggil semua keluarga nya untuk ada di sisinya. Mungkin dia ingin mengatakan kata terakhirnya. " ucap suster itu yang membuat fatin menutup mulutnya.
"Apa maksudmu suster.. " ucap fatin dan langsung berlari ke ruang icu di ikuti oleh semua orang.
Melihat keadaan aditya yang mengalami luka di seluruh tubuhnya, membuat fatin tak kuasa menahan tangis dan langsung memeluknya.
"Mas hikss kamu kuat sayang hikss.. Hiks.. Lihat lah aku hikss aku kembali untuk mu hikss hikss jangan pernah tinggalkan aku mas hikss... " ucap fatin berusaha membuat aditya mengerti bahwa dirinya masih mencintai aditya.
Mendengar ucapan itu aditya tersenyum setengah menahan sakit dan langsung memegang kepala fatin yang menempel di dada nya.
"Sa.. Yang maa..af kan aku,, karena aku se.. Ring mengecewakan mu.., bah.. Kan aku menghia.. Nati,, cintaa tu.. Lus mu itu,, satu permintaan ku.. Jika detik ini adalah,, akhir hidupku.. Aku mohon, jangan tangisi kepergian ku dan anak kita.. Biar..kan kita tenang di aa.. Lam sa.. Na, ku mo.. Hon,, lanjutkan hidupmuu.. A.. Ku ya,, kin.. Su.. Atu saat nan.. Ti,, kau akan men.. Dapat.. Kan suami yang lebih baik dari ku.. " ucap aditya yang membuat fatin terus menggeleng kan kepalanya karena ia tidak mau ditinggalkan.
"Mas hiks kamu harus kuat hikss kamu harus yakin bahwa kamu akan sembuh hiksss hikss aku mohon mas hikss.. " ucap fatin dan terus memeluk aditya.
"Ti.. Dak sa,, yang. Putra ki.. Kita sudah menunggu ku di alam sana.. Dan iya,, sebelum aku menikahimu kau per.. Nah bil.. Ang bahwa rencanamu setelah ku.. Liah ilmu a.. Gama kau a.. Kan kuliah kedokteran kan? Wujudkan lah cita.. Cita mu,, itu permintaan terakhirku.. " ucap aditya dan tiba tiba nafasnya semakin tersenggal.
"Dokter kenapa dengan suami saya dok? " tanya fatin panik melihat aditya seperti sesak nafas.
"Tolong Bisikan dua kalimat syahadat pada pasien, pasien sudah akan menemui ajal nya. " ucap dokter itu yang membuat semua orang menangis dan bayu pun membisikan kalimat syahadat di telinga aditya.
Saat semua orang sedang menangis tiba tiba helena dan aryo datang lalu memeluk jenazah aditya.
"Nakk kenapa kamu ninggalin mamah nak hikss hikss... Kamu adalah anak mamah satu satunya hiksss,, " teriak helena yang membuat fatin semakin tertekan dan langsung memeluk helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...