Disaat verlita dan rangga menuju ke rumah attahan..
Disisi lain Keluarga attahan sedang menghibur zara dengan berkumpulnya di ruang keluarga, bercanda tawa seakan akan tidak terjadi apa apa dirumah itu. Bahkan fatih pun terus berusaha menghilangkan luka dihatinya demi melihat zara bahagia.
"Arghhh ateuu fatinn gelii.. " teriak zara yang terus di cium oleh fatin dengan gemas nya.
"Mm abisnya zara lucu,, ateu fatin makin suayangg dehh.. " ucap fatin dan terus menciumi zara.
"Arghhh omm aditt tolong zaraa... " teriak zara yang membuat aditya tersenyum geli.
"Om adit harus ngapain nak? " tanya aditya monoton yang membuat zara menepuk jidatnya dan membuat semua orang tersenyum..
"Usir monster ini dari sini om adittt gimana sii.. " ucap zara yang membuat fatin melotot karena dirinya disebut monster.
"Hah monster? Arghhh aku monsterr akan memakan mu anak kecill.. " ucap fatin dan sekarang berlaga seperti monster dinosaurus yang dimana tingkahnya membuat amell dan fatih geleng geleng kepala.
"Lihat lah umi,, fatin sudah menikah tapi kelakuan nya seperti anak seumuran zara.. " ucap fatih dan tersenyum geli melihat tingkah adik satu satunya itu.
"Hmm andai abih mu masih ada nak, pasti dia akan sangat bahagia melihat princes nya ini mulai berulah seperti ini. " ucap amell dan fatih pun langsung memeluknya.
"Percayalah umi, abih pasti sedang melihat kita. Dan aku yakin dia sangat bahagia melihat keluarga kita bisa bahagia seperti ini. Ya meskipun kebenarannya tidak seperti itu. " ucap fatih dan tatapannya masih fokus ke arah zara, fatin dan aditya yang sedang berpura pura perang itu.
Namun tak lama dari itu tiba tiba pintu depan mereka ada yang menggedor gedor dengan keras yang berhasil membuat semua orang kaget di buat nya.
Bragg bragg braggg... ( anggap saja suara pintu)
"Siapa itu? Kenapa mengetuk pintunya keras sekali. " ucap amell dan semua orang pun berdiri.
"Fatih gak tau umi, ayo kita liat ke depan. " ucap fatih dan di angguki oleh semua orang.
Saat semua orang membuka pintu dan ternyata..
"Verlita.. " ucap fatih dan semua orang serentak.
Mereka terkejut ternyata orang yang menggedor pintu dengan keras adalah verlita dengan keadaan menangis.
Dan saat verlita melihat zara di pangkuan fatin, verlita pun langsung memegang tangan zara dan memohon agar zara ikut bersamanya.
"Hey zara hikss anak umi, kesayangan umi.. Ayo nak ikut bersama umi hikss umi sayang kamu nak, umi gak mau berpisah dengan kamu.. " ucap verlita dan malah membuat zara semakin mengeratkan pelukan nya kepada fatin.
"Tidak.. Umi jahat hikss hikss umi udah ninggalin abih demi om itu hiks.. Zara gak mau tinggal sama umi hikss zara mau nya tinggal sama nenek, abih hikss ateu fatin dan om aditya aja hiks.. " ucap zara dan terus Mengeratkan pelukannya di pangkuan fatin.
"Verlita, kamu sudah dengar sendiri! Zara ingin tinggal bersamaku! Bahkan pengadilan pun sudah memutuskan nya! " ucap fatih yang membuat verlita tersenyum kecut.
"Pengadilan pengadilan pengadilan hikss emang siapa mereka hah? Hak aku untuk hidup bersama anaku mas hiks.. Zara anak ku bukan anak pengadilan hikss aku yang berhak menentukan dia hidup dengan siapa hikss bukannya pengadilan. Punya hak apa pengadilan memisahkan seorang ibu dengan anaknya hah? " tanya verlita dengan tangisan yang tak henti hentinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...