"Tapi aku ingin dia membalas kebaikan ku. Karena akulah yang membanting tulang demi menghidupinya!. " ucap imran yang membuat semua keluarga atahan menatapnya tak percaya.
Bagai di sambar oleh petir. Mendengar ucapan imran malah membuat fatih tersenyum.
"Papah. Ternyata dari dulu sampai sekarang papah tidak pernah berubah, papah selalu seperti ini. Menuntut ku dengan budi yang pernah papah berikan terhadapku. Papah selalu menginginkan aku menerima tawaran papah dengan ancaman yang sama. Tapi aku sekarang tahu. Kenapa papah selalu mengatakan hal itu, wajar jika papah itungan. Karena anak yang papah besarkan bukan lah anak kandung papah. Tapi kali ini aku bukan lagi anak pengecut. Hari ini, aku nyatakan aku akan menuruti kemauan papah. Aku akan menikahi verlita. Tak apa aku tak bahagia. Asalkan orang yang sudah membesarkan aku dengan membanting tulang nya setiap hari merasa bahagia. " ucap fatih dengan bercucuran air mata.
"Tidak kak, jangan mau menikah dengan verlita. Kaka tau dia orang nya seperti apa kak. Pak imran. Aku mohon, ini demi masa depan kaka saya. Aku mohon buatlah kak fatih menarik perkataanya kembali. " ucap fatih dan bertekuk lutut di hadapan pak imran.
"Maafkan saya fatin. Tapi kata kata itulah yang seharusnya keluar dari mulut rifki. " ucap imran yang membuat amell semakin tidak menerima anaknya diperlakukan seperti itu. Namun bayu memegang tangan amell dan memberi isyarat agar amell tetap bersabar.
"Pak imran! Bapak jangan egois. Hanya karena harta. bapak mempertaruhkan masa depan kaka saya. Saya mohon pak. Saya mohon. " ucap fatin kembali bermohon.
"Maaf nak. "Ucap imran singkat.
"Egois!!! Fatin benci sama pak imran. Dan kalian. Kenapa kalian hanya diam saja? Kak bayu!! Kak citra!! Umi!!! Kenapa kalian diam saja.. Liat orang ini hikss orang ini datang kemari dan mengemis pertolongan kepada kita. Tapi saat kita tolong. Apa yang dia lakukan. Ayolah kenapa kalian diam saja hikss hiksss fatin benci kalian semua.. Fatin bencii.. " ucap fatin dan berlari menyusuri tangga menuju kamarnya.
"Fatiinnnn nakk,,,,, hikss hikss.. "Teriak amell.
"Umi,, biar aku yang menenangkan fatin. " ucap citra.
"Sayang. Buatlah dia mengerti dengan situasi ini." ucap bayu memegang tangan citra dengan gemetar. Karena baru pertama kalinya fatin berteriak dan mengatakan bahwa dia benci dengan keluarganya.
"Iya mas, sabar yah. Tolong jangan masukan kehati perkataan fatin tadi. " ucap citra dan pergi menyusul fatin.
.
.
.
Setelah beberapa jam mereka membicarakan hal itu, tiba tiba amell mendengar suara kelakson mobil yang menjadi makanan dia setiap hari. Karena suara kelakson itu menandakan bahwa suaminya telah pulang.Amell pun melepaskan pelukan nya dari fatih.
"Hikss.. Sebentar ya nak. Umi akan membuka kan pintu dulu untuk abih mu. " ucap amell dan langsung di angguki oleh fatih.
Amell pun keluar dan seperti biasa amell menyambut sang suami dengan cara membuka kan pintu mobil untuk suami.
"Assalamualaikum istriku tersayang. " ucap ustadz fakih.
"waalaikumussalam. " hanya itu yang terlontar dari mulut amell yang membuat ustad fakih kebingungan
"Lohh umi kenapa. Kok jawabnya waalaikumussalam doang. Kata kata suamiku tercinta nya mana? " tanya ustadz fakih. Dan amell tetap dalam posisi nya yaitu membuang muka.
"Loh.. Umi, gak baik loh suami ngomong. Umi malah buang muka gitu. Heyy.. " ucap ustadz fakih dan membalikan tubuh amell.
Ustadz fakih terlonjak kaget ketika melihat wajah amell yang sudah sembab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...