Part 4

1.4K 113 1
                                    

Setelah satu jam fatin menunggu Rifki akhirnya dia pun datang.

"Assalamualaikum eh fatin,  udah lama disini? " tanya rifki dengan wajah tanpa dosa nya karena sudah membuat fatin menunggu lama.

"Huuh nak kamu ini gimana sih,  nak fatin udah nunggu kamu dari satu jam yang lalu.  Yasudah kalian lanjut ngobrol nya yah mamah mau keluar ada keperluan sebentar. " ucap silvy dan pergi setelah berpamitan kepada fatin.

"Oh iya ini ki laptop nya aku ganti, maaf yah aku udah rusakin laptop kamu. " ucap fatin dan menyodorkan laptop yang masih terkemas rapih.

"Oh iya, hhe gak papa.  Makasih loh udah mau ganti hehe.. " canda rifki yang hanya membuat fatin tersenyum kecil.

"Oh iya fat hari ini ada acara gak? " tanya Rifki kepada fatin.

"Mm ada.. Setelah ini aku mau pergi ke pondok pesantren abih. " ucap fatin.

"Yah,,  tadinya aku mau ajak kamu jalan loh.  Tapi boleh gak aku ikut ke pondok pesantren punya abih kamu?  Soalnya hari ini aku lagi libur di kantor dan gak ada kerjaan hehe. " ucap rifki yang membuat fatin lalu mengagguk mengiyakan.
.
.

Dan setelah sampai di ponpes,  fatin melihat anjani sahabat umi nya yang sedang mengajar anak anak santriwati.

"Assalamualaikum bibi anjani. " ucap fatin dan menyalami anjani.

"Waalaikumussalam eh fatin,  sama siapa kesini?  Umi kamu gak ikut? " tanya anjani dan mengusap kepala fatin.

"Umi ada di rumah bi, oh iya fatin kesini sama temen tapi dia tunggu di luar. " ucap fatin yang membuat anjani menengok ke luar dan melihat seorang lelaki yang sedang melihat lihat pemandangan ponpes.

"Mm siapa dia?  Hayoo lohh jangan berani beraninya kesini bawa pacar.  Tar abih kamu marah. " ucap anjani yang membuat fatin tertawa.

"Hehe apansih bibi ini,  fatin juga tau kali pacaran itu dosa.  Lagian juga abih kenal sama rifki soalnya dia yang waktu itu menyelamatkan fatin saat kejadian di laut itu. " ucap fatin yang membuat anjani menangguk paham.

"Mm tapi hati hati loh,  jangan sampai kalian pacaran..  Kalo bisa langsung nikah aja yah. " ucap anjani yang membuat fatin blushing.

"Ih apaan sih bibik ini.. Oh iya bi, Maira dimana? " tanya fatin.

"Oh baru aja paman Dion berangkat mau jemput maira ke sekolah. " ucap anjani yang langsung di angguki oleh fatin.

"Yasudah bi,  fatin pamit yah fatin mau ke ruangan abih dulu. " ucap fatin dan pergi setelah berpamitan kepada anjani.
.
.
.
Saat fatin dan rifki sampai di ruangan ustad fakih,  fatin melihat ustad fakih yang sedang melihat ke arah lapangan yang kosong dan menatapnya begitu penuh makna.

"Assalamualaikum abih sedang apa? " ucap fatin dan langsung mencium punggung tangan ustad fakih begitupun rifki.

"Waalaikumussalam eh nak,  kamu rifki kan?  Ada apa gerangan? " tanya ustad fakih tersadar dari lamunan nya.

"Mm ini pak saya cuma ingin melihat lihat keadaan ponpes dan alhamdullilah fatin bersedia." ucap rifki dia asal bicara aja karena entah kenapa dia merasa bersalah karena datang dengan fatin yang tak lain seorang putri dari ustadz yang dimana tidak boleh berjalan jalan dengan yang bukan makhrom.

Mendengar perkataan rifki ustad fakih terlihat sangat bingung.

"Apa maksud mu nak?  Kenapa kamu ingin melihat lihat ponpes ini? " tanya ustad fakih yang membuat rifki semakin bingung harus jawab apa.

"Mm sudahlah abih, fatin tadi bertanya tapi tidak abih jawab. " ucap fatin dan menampilkan wajah cemberutnya.

"Ya allah maaf nak,  tadi kamu bertanya apa? " tanya ustad fakih dan melupakan pertanyaan nya kepada rifki yang membuat rifki membuang nafas lega.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang