Part 32

1K 75 1
                                    

3 hari setelah fatih menginap di rumah verlita.  Akhirnya mereka pun pergi dan tinggal selamanya di rumah attahan.

Keluarga attahan pun menyambut mereka dengan senang hati.

"Apa kabar nak? " tanya amell dan mengusap pucuk kepala verlita yang di bungkus jilbab.

"Alhamdullilah baik umi. Umi apa kabar? " tanya verlita ramah.

"Alhamdullilah umi baik, bahkan lebih baik lagi setelah kalian datang. " ucap amell dan tersenyum.

"Alhamdullilah, nak verlita sudah belajar memakai jilbab. " ucap ustadz fakih dan tersenyum bangga.

"Dia sudah berjilbab abih.  Tapi dia belum bisa memakai jilbab,  itu bik riya yang memasangkan jilbab nya. " ucap fatih dan tersenyum.

"Yaa,  gak papa.  Disini kan gak ada bik riya.  Berarti nanti fatin aja ya yang ajarin aku pake jilbab?  Aku lihat model jilbab yang kamu pake bagus bagus. " tanya verlita yang membuat fatib tersenyum.

"Dengan senang hati kaka ipar.  Aku bisa bantu dengan senang hati apalagi itu dalam kebaikan. " ucap fatin dan tersenyum.

Dan melihat kandungan citra yang sudah mulai membesar, verlita pun mengusap perut citra.

"Sebentar lagi aku punya keponakan ya? Berapa bulan kak? " tanya verlita.

"Sudah menginjak delapan bulan dek. in syaa allah bulan depan dia lahiran. " ucap citra yang membuat semua orang tersenyum.

"Semoga lahir dengan selamat yah kak. " ucap verlita dan di aamiinkan oleh semua orang.

"Lah..  Bulan besok kan bulan oktober. Dimana bulan itu adalah bulan kelahiran bayu, fatin dan fatih. " ucap ustadz fakih tersenyum.

"Loh abih,  mas fatih,  fatin dan kak bayu lahirnya di bulan yang sama? " tanya verlita.

"Bukan hanya di bulan yang sama nak,  tapi juga di tanggal yang sama. Saat itu adalah hari syukuran tepat ulang tahun bayu yang ke lima tahun.  Dan saat itu juga,  umi amell perutnya merasa keskitan.  Dan lahirlah fatih dan fatin. " ucap ustadz fakih menceritakan semuanya.

"jadi sebulan lagi mereka bertiga ulang tahun dong yah? " tanya verlita.

"Yah..  Tepat nya bayu berumur 28,  sedangkan fatih dan fatin menginjak 23." ucap ustadz fakih.

"Allhamdullillah putra putri umi sudah pada dewasa. " ucap amell.

"Dan rencana abih sih.  Di umur fatin 23 itu abih pengen fatin menikah. " ucap ustadz fakih yang membuat fatin melotot.

"Ihh maksud abih apaan.  Fatin mau nikah sama siapa coba. " ucap fatin mengelak semuanya.

"Abih restui keinginan aditya untuk melamar kamu.  Dan bayu,  hubungi aditya untuk secepatnya menemui abih. " ucap ustadz fakih.

"Tapii abih..  Fatin kan masih kuliah." ucap fatin.

"Kuliah sudah nikah juga bisa kan. " ucap ustadz fakih.

"Tapi abih.. " belum fatin berkata tapi ustadz fakih sudah memegang bahu fatih dan berkata.

"Nak, semakin kalian bertambah umur.  Semakin abih menua, abih ingin melihat kalian menikah dulu.  Dengan orang yang abih kenal.  Dan kamu nak anak perempuan abih satu satunya. Abih tidak mau kamu jatuh di tangan suami yang salah.  Maka dari itu,  abih ingin kamu menikah saja dengan aditya.  Karena belakangan ini abih mengikuti dia, membuntuti dia.  Dan alhamdullilah,  selama satu bulan abih memantau dia.  Kegiatan dia sehari hari itu sangat positif.  Meskipun dia dipadatkan dengan jadwal kerja nya.  Tapi dia selalu menyempatkan untuk bersedekah kepada anak anak yatim di panti asuhan." ucap ustadz  fakih yang membuat fatin memeluknya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang