Part 23

1.1K 92 0
                                    

Di malam hari saat fatin,andila,amell dan silvi tertidur pulas di sofa yang ada di ruangan inap itu. Rifki tersadar dari koma nya dan saat melihat orang orang di sekelilingnya dia meneteskan air matanya

"Ya allah apakah benar dia ibu kandung ku. " ucap rifki dalam hati saat melihat amell yang sedang tertidur,  dan meneteskan air matanya.

"Dan apakah benar perempuan yang akan aku nikahi itu adalah saudara kembar ku sendiri. " ucap rifki dan menatap wajah cantik  fatin.

Saat dia sedang menatap secara bergantian amell dan fatin tiba tiba dia mendengar suara isakan tangisan di sebelah kirinya. Dan saat ia menengok ke arah kiri dia melihat seseorang yang memakai mukena sedang bersujud di sertai isakan tangisan.

"Siapa orang itu? " tanya rifki dalam hati karena dia tidak bisa melihat orang itu.  Karena dia membelakangi rifki.

"Hiks..  Ya allah hampir 4 hari rifki maksudku fatih masih belum sadar hiks..  Ya allah sadarkan dia hikss hamba mohon hikss hamba sangat rindu dengan tatapan nya hikss. Lebih baik hamba yang ada di posisi nya dari pada hamba yang harus melihat dia seperti ini hikss..  Hamba sangat mencintai nya ya allah hikss.. " ucap seseorang itu.

Rifki kaget mendengar suara itu dan lebih kaget lagi ketika perempuan itu benar benar mencintainya.

"Suara itu..  Andilaa" ucap rifki dalam hati dan menangis. 

Rifki kaget saat andila membalikan badan nya.  Dan rifki  pun pura pura masih belum sadar.

Andila menghampiri rifki dan berkata.

"Hikss demi allah, aku tersiksa melihat mu ada di posisi seperti ini hikss..  Aku tersiksa melihat kamu hanya terbaring lemah seperti ini hikss hikss..  Bangunlah demi orang orang kesayangan mu dan bangun lah untuk orang orang yang menyayangimu hikss hikss..  Ana uhibbuka fillah" ucap andila yang tidak tahu bahwa rifki hanya pura pura masih belum sadar, dan rifki mendengar ucapan andila itu.

Melihat jam sudah menunjukan pukul 4 dini hari,  akhirnya andila pu. Membangunkan semua orang yang tertidur.  Karena semalem mereka memang tidak tidur.  Mereka tidur saat jam menunjukan pukul setengah 2 dini hari.

"Umi,, bu silvy.. Fatin.  Bangun sudah adzan shubuh.  Kalian ke kamar mandi dulu ya,  aku mau keluar untuk mencari sarapan untuk kita makan. " ucap andila.

"Astagfirullah,  umi kebablasan sepertinya. " ucap amell dan langsung bangun dari sofa itu.

"Mm tidak apa apa umi, kalian pasti cape karena semaleman kalian jaga fatih kan." ucap andila yang membuat amell tersenyum.

"Makasih nak udah membangunkan kan kami.  Kamu udah sholat? " tanya amell.

"Udah kok umi,  sekarang andila mau keluar beli nasi buat kita makan" ucap andila.

"Tunggu sebentar, aku sholat dulu la. " ucap fatin yang berjalan ke kamar mandi.

"Tidak fat.  Biar aku saja yang pergi keluar.  Kamu sholat aja yah. " ucap andila.

"Emm tidak apa apa emang kamu keluar sendiri? " tanya fatin.

"Tidak apa apa kok,  lagian kan rumah makan nya ada di depan rumah sakit. " ucap fatin yang langsung di angguki oleh fatin.

"Hati hati nak. " ucap silvy dan di balas senyuman manis andila.
.
.
.
Setelah mereka selesai sholat subuh.  Amell menghampiri fatih dan mengecup keningnya.

"Cepat bangun sayang, umi sangat merindukan mu. " ucap amell dan langsung menghapus air matanya yang berontak keluar.

"Umi, bu silvy,  fatin..  Ayo sini makan,  mumpung nasi nya masih anget. " ucap andila yang membuat amell dan silvy pun menghampirinya.

Separuh Jiwa Ku Yang HilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang