Disisi lain fatin hanya tersenyum dengan air mata yang terus mengalir dan terus menatap poto pernikahannya dengan aditya dan di poto itu pun ada ustadz fakih dan keluarga besar attahan lainnya.
"Di bingkai ini kita semua terlihat benar benar sangat bahagia, dengan harapan penuh kebahagiaan dimasa depan. Hikss hikss abih hikss aku rindu pelukan abih hikss hikss kenapa abih meninggalkan fatin seperti ini hikss hikss. Abih tau hikss sekarang fatin sudah memutuskan sesuatu hal yang dimana membuat umi dan kak fatih kecewa kepada fatin hikss hiks.. Abih hikss jika abih masih ada hikss mungkin aku tidak akan merasakan kesendirian ini hikss hikss lihatlah hikss primcess mu ini sedang membutuhkan dekapan mu abih hikss aku sendirian disini hikss bahkan besok hari pernikahan mas adit dengan verlita hikss umi dan kak fatih tidak akan datang karena mereka kecewa kepada fatin hikss apa salah fatin mengijinkan mas adit menikah lagi hikss hikss ini semua karena fatin memikirkan bayi verlita hikss kasihan dia jika lahir tanpa seorang ayah hikss hiks.. Tapi fatin yakin abih hikss cinta mas adit hanya untuk fatin seorang hikss itu janji mas adit kepada fatin. " ucap fatin dan memeluk bingkai poto ustadz fakih dengan air mata yang sangat deras.
Keesokan harinya...
Aditya terbangun dan ia melihat fatin yang sudah rapih dengan pakaian nya berdiri melihat ke arah jendela.
Aditya pun mendekati fatin dan memeluknya dari belakang.
"Mmm sayang kamu sudah wangi aja, mm cantik kamu pakai baju ini." ucap aditya mengecup kening fatin dan mengusap kepala fatin yang terbalut hijab warna merah muda.
Dan begitu terkejutnya aditya ketika melihat fatin yang menangis menatap dirinya.
"Sayang kok kamu nangis? " tanya aditya dan mengusap air mata yang membasahi pipi istrinya.
"Hhe.. Apa kamu lupa mas, ini adalah hari pernikahan mu dengan verlita. Hhe hiks aku tidak tau, jelas aku berusaha mengikhlaskan ini semua. Tapi.. Yasudah lah abaikan saja air mata ini. Mereka terlalu bandel hingga aku tidak bisa melarang mereka untuk keluar dan membasahi pipiku. " ucap fatin dan menyembunyikan kesedihan di atas senyuman nya yang manis.
"Sayang,, hapus air matamu. Aku berjanji aku tidak akan menyakiti hatimu setelah ini. kasih sayang aku tidak akan pernah mengurang untukmu. Percayalah. " ucap aditya sedih dan fatin pun langsung menangguk.
"Iya mas aku percaya. Aku percaya sepenuhnya kepada mas, yasudah sana mandi.. Diluar sudah ramai mas. " ucap fatin dan aditya pun pergi ke kamar mandi.
Fatin pun membalikan wajahnya ke jendela dan kembali menangis.
"Senyuman mu, mata mu, kasih sayangmu padaku aku merasakan ada yang berubah mas hiks.. Semoga yang aku takutkan tidak akan pernah terjadi hikss.. Semoga kau menikahi verlita karena kamu ingin bertanggung jawab padanya. Bukan karena kamu mencintainya.. " ucap fatin dan mengusap perutnya yang sudah sedikit membuncit.
Dan beberapa jam kemudian semua orang sudah kumpul di bawah dengan verlita yang sudah memakai baju kebaya sederhana nya.
"Nak,kau yakin akan menyaksikan akad ini? " tanya aryo karna dari kemaren dia benar benar kecewa dengan aditya sampai sampai dia tidak ingin membuka suara tentang ini.
"Fatin baik baik aja kok pah, papah tenang aja ya. " ucap fatin meyakinkan papah mertuanya itu.
Fatin pun menatap aditya dan verlita yang sedang melakukan proses ijab kabul. Namun tiba tiba..
"Hentikannnnn!!!!!!! Aditya.... Keterlaluan kamu!!! " ucap seseorang yang baru datang dan menyeret aditya keluar.
"Kak bayuu... " ucap fatin dan mengejar bayu yang menyeret aditya dengan amarahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Separuh Jiwa Ku Yang Hilang
Spiritual"Umi hiks.." ucap bayu dan memeluk amell yang sudah ambruk karena lemas. "Astagfirullahaladzim... astagfirullahaladzim.. ya allah... ya robb.. astagfirullahaladzim.." ucap ustad fakih beristigfar sambil memeluk amell, bayu dan fatin. "Fatihhh.. putr...